Alex menaik turunkan kakinya diatas paving yang berpasir. Sudah 10 menit ia duduk disini. Matanya menatap berkeliling, alisnya yang tebal sesekali bertemu karena silau matahari. Ia seperti tengah menunggu seseorang.
Merasa bosan ia merogoh smartphone baru dari saku celananya.
"Halo Fa"
"Wa'alaikumussalam. Widih mimpi apa lo nelpon gua? Biasanya juga ane yang ngejar-ngejar lo buat nerima cinta ane" Alex spontan menjauhkan handphonenya dari telinganya. Suara Dafa emang theatrical banget. Emang dia pikir ngomong ditelepon harus sama kerasnya kayak di teater? Dasar bocah setengah gila.
"Assalamu'alaikum" Alex menyadari sesuatu, kesalahan fatal kalau berhadapan dengan orang yang sangat memperhatikan adab seperti Dafa.
"Udah ye, males aku dengerin sampeyan ngoceh gak cetho ngono. Aku izin, gak bisa dateng rapat. Ada keperluan mendadak"
"Emangnya tahu bulat bray digoreng dadakan?"
Alex memilih menyentuh tombol merah. Panggilan berakhir. Bisa ketularan tidak waras ngomong sama Dafa lebih dari 5 menit.
Alex kembali mengelilingkan pandangannya. Dan, itu dia! Orang yang dia tunggu dari tadi!
"Assalamu'alaikum dik manis"
Alex mendekati gadis kecil itu.
"Wa'alaikumussalam" jawab bocah itu sembari menatap Alex aneh.
"Om jemput aku?"
Yang ditanya mengangguk pelan. Masih aneh dengan panggilan om.
"Aku jalan kaki saja om. Om boleh pulang" kata Asma' menunduk. Tiba-tiba teringat bentakan Alex tadi pagi.
"Yah.. Adik manis jangan ngambek donk. Kakak minta maaf ya tadi pagi udah kasar sama kamu."
"Udah aku maafin om."
Asma' berlalu. Alex mengejar.
"Mau eskrim?" Alex sangat tau jurus ampuh merayu anak kecil.
Benar saja, kedua mata Asma' yang mirip tomat langsung berbinar. Dengan cepat ia menganggukkan kepalanya tiga kali.
Alex tertawa menang. Dibawanya asma' ke mobilnya. Dia tidak mirip pedofil kan?
Beberapa menit kemudian mobil jazz merah itu telah berlalu membelah jalan Alteri. Sampai diperempatan supriyadi, Alex membelokkan mobilnya ke arah kanan. Tlogosari. Sebuah kawasan penuh jajanan di Semarang. Alex bermaksud membelikan eskrim pot untuk asma'. Beberapa kali Alex memperhatikan wajah Asma'. Bocah kelas 4 SD ini memang menggemaskan. Cerdas.
"Dek Asma' , mba Fatimah sekolah dimana?"
"Di SMA sebelas januari bertemu.. Menjalani kisah uhk uhk uhk" Asma' dengan kalap mengambil air putih. Alex tertawa melihat kelakuan bocah gembul ini. Eh tapi, 11 januari? Berarti dia satu sekolah donk? Tapi kok gak pernah lihat sih?
"Mbak Fatimah itu ya om, perempuan super! Dia bisa jadi laki laki lho om. Waktu itu dipondok mbak Fatimah pernah pakai sarung sama peci, hihi" asma' memamerkan dua gigi kelincinya, membuat pengaduan asma' semakin lucu di dengar.
"masak sih? Tapi kok kelihatannya mbak fatimah pendiem gitu?"
"yah dia emang suka diem om kalo sama orang aneh kayak om" ujar asma' polos. Alex memukul kening mendengarnya. Bocah ini jujur sekali.
Drrrt...drrttt...drrttt...drrttt... Sebuah panggilan mengalihkan perhatian Alex ke ponselnya. Umar. Ngapain lagi sih ni anak?
"Woi bro. Gaswat neh gaswatt..."
Mendengar nada tidak beres disana, alex jadi khawatir. Umar ini temannya paling ceroboh. Meski rajin, tapi teledornya keterlaluan. Dia pernah gaya-gayaan mau masak, eh malah lupa matiin kompor. Hampir terbakar rumah umar waktu itu kalau saja Alex tidak pamit ke belakang untuk cuci tangan.
"woi nyet! Bisu ape?"
Alex tersadar dari lamunannya.
"eh apaan? Sori sori. Lagi nggak konsen"
"ntar malem temenin gua. Gua disuruh luna buat nonton dia perform nih"
"asek, dia singer bro? Di kafe mana?"
"iya kayaknya. Gua juga kagak ngerti. Tapi udah dikasih alamatnya nih bro. Ntar gua kerumah lo dah. Abis maghrib, oke?"
"yoi bro"
Alex mematikan panggilan itu. Akhirnya, refreshing juga. Sudah lama ia tidak nongkrong gaje di kafe.
***
Maaf yaa bisa updatenya pendek banget :( aku lagi kehabisan ide buat yang satu ini.
Maaf kalo php ya, aku tau kok rasanya nungguin lama tapi ketika berjumpa hanya keluar beberapa kata, itu teramat menyakitkan (Piso mana piso)
Nah daripada kalian nunggu yang gaje kek ginii.. mending pindah ke lapak aku yang 'Z A I N A'
InsyaAllah aku update 2 kali seminggu :)
Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Ali dan Fatimah
Random"Aku mencintainya. Sangat cinta. Tak bisa ku gambarkan betapa aku selalu menempatkannya dalam posisi istimewa dalam beberapa peristiwa di hidupku . Tapi aku faham dan mengerti bahwa cinta ini hanyalah hayal. Maka biarlah ia tetap ku simpan hingga jo...