"Gimane ceritanye elu bisa nyasar ke tempat itu nyet?" Aby mengerutkan dahinya tak mengerti.
"Motor gue dicolong men, gue gak ada hp, yaudah gue ngikutin bocah yang nawarin telepon dirumahnya. Bodonya gue gak ngelihat papan lokasi "Pondok Pesantren Tahfidz Putri". Pantesan aja cewek-cwewk disono pada cengo kedatangan cogan kayak gue" Jelas Alex.
"Nah lumayan noh, disana sarangnya cewe alim kan, gimana lu dapet?"
"Gue nggak pedofil By. Cuma maho aja."
"Edan nyet, maksut lo?"
"Disono tempat ngajinya bocah bocah SD"
Aby tertawa terbahak. Pantes aja.
"Tapi tadi gue ketemu cewek, gue gak asing sama wajahnya, kayak pernah ketemu, tapi dimana, gue lupa"
Mata aby membulat seketika. Sebuah cengiran kuda dan alis yang naik turun membuat wajah Aby seperti badut yang siap dikukus. Nyebelin.
"Gak ah. Keliatan kolot banget doinya. Udah pakenya gamis, kerudung panjang, sepatunya PDH lagi. Gak banget"
"Daripada lo traktir kita sebulan?" Aby masih mempertahankan wajah konyolnya. Kali ini ditambah dua tangan yang di rapatkan dipipi kanan dan kirinya. Sok unyuk.
Alex menggeram frustasi.
"Tapi masak dia sih, By?"
"Yaellah lu dipikir serius amat. Kayak mau milih calon istri aje"
Alex melongo. Iya ya. Bener juga kata Aby.
"Oke besok gua bakalan nyari dia deh"
Aby membalas Alex dengan tangan yang diangkat ke udara. Semangat bro !
****
Rossa masih berguling-guling tidak jelas di kasurnya. Asyik men-stalk akun instagram Alex, tiba-tiba ia teringat Fatimah.
Gue harus minta maaf.
Dengan tergesa Rossa mencari nomor Fatimah. Jangan tanya, gadis itu tidak pakai medsos apapun, kecuali facebook. Jadi ya, agak ngoyo kalau harus menghubungi dia.
Tidak aktif.
Rossa mendengus kesal.
Ya Tuhan aku gak mau kehilangan sahabat seperti dia. Dia baik.
Rossa berdoa tulus.
Sementara itu di ponpes Al Mubarak, Fatimah sedang mengajar tilawatil qur'an.
Bocah-bocah cilik itu mengikuti nada nahawan yang dipraktekan Fatimah. Suara Fatimah terlalu tinggi, jadi akan terdengar begitu kontras ketika bocah-bocah bersuara cempreng itu mengikutinya. Namun, itu menjadi sebuah melodi yang tak tertandingi. Syahdu.
Shodaqallahul 'adzim...
Usai mengajar, Fatimah segera ke kamar. Menyalakan laptop dan melanjutkan novel yang dibuatnya. Ia mendengar, dengan menerbitkan novel akan lebih menjanjikan royaltinya ketimbang mengirim naskah abal-abal di majalah pondok. Tapi bukan itu yang Fatimah inginkan, ada maksud lain yang membuatnya begitu tekun menulis tiap usai isya'. Sebuah cerita. Tentangnya. Segalanya. Termasuk masa lalunya, dan cintanya yang diam-diam makin membsear pada Alex, pria bejat yang tak seharusnya ia sukai.
Fatimah menyalakan handphonenya. Ia lupa bahwa hpnya mati semenjak ia tampil hadrah tadi. Sebuah sms masuk.
Fatimah besok bisa tampil bersama hadrah Nurul Kawakib di pernikahan saudaraku? Lazuardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Ali dan Fatimah
Random"Aku mencintainya. Sangat cinta. Tak bisa ku gambarkan betapa aku selalu menempatkannya dalam posisi istimewa dalam beberapa peristiwa di hidupku . Tapi aku faham dan mengerti bahwa cinta ini hanyalah hayal. Maka biarlah ia tetap ku simpan hingga jo...