"Gue kemaren dianter Pandu." Ungkap Alya memulai pembicaraan dengan Adel.
"Bagus dong," Timpal Adel antusias "Tapi kok lo murung gitu?"
"Gue capek Del, dikiranya cinta gue gak bisa kadaluwarsa gitu?" Ucap Alya merendah dan meletakan tangan sebagai bantal "Ica, Ica sekarang deket sama dia, padahal dulu pas SMP boro-boro deket, si Pandu aja gak kenal Ica" Sambung Alya semakin lesu.
"Bisa jadi Pandu berubah."
"Berubah? Kenapa dia bisa merubah sikap ke orang lain, kenapa ke gue enggak? kenapa Del?!" Pekik Alya mendongakkan kepala menatap Adel, Melihat Alya sudah dikuasai emosi Adel pun diam ia tak mau membuat Alya semakin tertekan.
"Gue keluar, kalo lo mau ikut ayo." Ujar Alya bangkit dari kursi.
"Emm, iya deh tapi gue nyalin pr lo dulu ya." Balas Adel nyengir
"Hm."
*****
"Hai Al " Sapa Riko Kakak kelas tingkat 3
"Kenapa?"
"Lo yang kenapa?" Tanya Balik Riko ketika melihat mimik wajah Alya yang tidak mood "marahan sama Adel?" Tebak Riko
"Enggak, sotoy!" Sinis Alya berlalu meninggalkan Riko.
"Lah kenapa Alya?" Tanya Dirga Sahabat Riko.
"PMS kalik." Jawab Riko sekenanya
Alya pun menikmati udara siang menerpa wajahnya anak rambutnya berterbangan sesekali menutupin matanya, dibawah pohon cemara ditaman Alya menulis bait puisi, puisi tentang permata yang tak mampu digapaiinya.
Aku Cinta Kamu
Tapi aku bisa apa?
Aku Sayang Kamu
Tapi aku bisa apa?
Sulit buatku membencimu,entahlah aku yang bodoh atau memang cinta sudah membuatku buta
Sudah berkali-kali,aku ingin pergi namun hati ini menuntun tuk kembali
Kau tau rasanya?ku harap kau takkan merasakan apa yang aku rasakan
Cukup aku saja,aku jauh lebih terluka jika kau ada dalam posisiku
Alya
"Al"
"Kenapa?"
"Tadi Farah nyari lo, dia nitip pesen kalau lusa lo harus nemenin dia ketemu Osis SMA Indah." Tutur Adel tak enak hati mengucapkan SMA Indah
"Buat apa?" Ujar Alya menutup buku kecil puisinya.
"Setau gue sih untuk acara lomba antar sekolah."
Alya mengagguk paham, kini matanya menatap lurus, Adel ikut duduk disamping Alya.
"Kita Aneh Al," Celetuk Adel "lo suka sama cowok yang gak pasti kapan bisa bersama, sedangkah gue, gue hampir mendapatkan itu tapi gue malah mundur."
"Kadang gue suka mikir, hidup itu sulit yang kita anggep iya ternyata tidak yang tidak ternyata iya." Sambung Adel
"Dan lo udah nutup hati buat dia." Tutur Alya menanggapi ucapan Adel
"Lo juga lo udah nutup hati buat semua orang demi dia."
*****
Alya bersenandung kecil sembari menyusuri jalan menuju toko alat tulis yang jaraknya tak jauh dari rumah.
"Kak Alya!!" Pekik seseorang memeluk Pilar
"Hai Pilar, ngapaiin?" Tanya Alya mensejakarkan tingginya dengan Pilar.
'Tadi Pilar pengen beli es klim, tapi bunda gak boleh, Yaudah Pilar Nekat " Celoteh Pilar dengan mulut penuh es krim.
"Pilar, gak boleh gitu nanti kalau diculik gimana?" Mata Alya menatap Pilar lembut "Nanti gak ketemu ayah bunda sama kak Pandu."
Detik itu juga Pilar terdiam wajahnya tampak murung, oh kesalahan apa yang kau perbuat Alya.
"Kata bunda Ayah udah tenang disuatu tempat, padahal Pilar pengen ketemu" Tutur Pilar begitu polos.
Deg, hati Alya mencelos bagaimana bisa ia lupa bahwa Ayah pandu sudah pergi
Bodoh!bodoh!bodoh Umpat Alya merutuki dirinya dalam hati
"Emm, Pilar udah makan? mau makan sama kakak?" Ujar Alya mengalihkan pembicaraan "mau makan apa?"
"Pilar mau makan bakso kak." Balas Pilar antusias
*****
"Makasih ya Alya udah anterin Pilar, tante gak tau harus gimana lagi buat bagi waktu untuk anak-anak tante" Ucap Tante Dilla nampak pasrah dan tidak bersemangat.
"Tante, semua cobaan pasti ada hikmahnya" Ucap Alya yang duduk disamping Dilla.
"Dari dulu kamu gak pernah berubah ya" Sahut Dilla menatap Alya.
"Beda?" Kernyit Alya "Tante dulu kenal Alya?" Tanya Alya memastikan.
"Temen SDnya Pandu kan?beda kelas?tapi selalu juara umum, smp juga." Celetuk Dilla
"Eh? jadi malu saya hehe."
"Dulu Tante kepengen kamu akrab sama Pandu biar ikutan pinter hehe."
"Pintar itu gak harus deket sama orang yang pintar, setau aku sih gitu tan asal ada niat ingin tahu pasti ada semangat buat belajar."
"Coba aja kamu jadi pacarnya Pandu."
Duar!!!
OMG tante Dilla, stop! gak kuat dedek Teriak Alya dalam hati, kini keringat mengalir didahinya karena gugup.
"Kenapa Al? kok tiba-tiba keringetan gitu?" Goda Dilla
"Eh?emmm, enggak anu...."
"Kak Alya! Bunda!" Teriak Pilar datang menghampiri
Syukurlah
*****
Esok adalah hari pertama bulan maret 2017 sudah 8 tahun lebih 2 bulan aku menyukainya juga sakit yang begitu dalam.
Malam ini Alya duduk dibalkon kamar matanya menatap bintang terkadang pikiranya mengajak untuk menghitung rasi bintang, ditemani Novel dan secangkir Susu Coklat.
Dreeett
"Hallo, ada apa Far?"
"Besok jangan lupa kita ada pertemuan di SMA Indah." Ucap Farah disebrang sana.
"Kenapa harus gue sih Far? kenapa gak yang lain?" Kesal Alya, lagi-lagi kegiatanya menyangkut sosok Pandu oh sial hanya Novel lah yang membantunya sejenak melupakan walaupun kadang-kadang cerita dalam novel membuatnya teringat akan sosok Pandu.
"Ares, Mida sama Aan dia persiapan lomba perwakilan sekolah cerdas cermat, Vino, Redit, Ucup sama Bella mereka gak bisa mereka harus ketemu sama kepsek, jadi osis tingkat 2 sisa gue, Delon sama Lo gak mungkin kita nurunin tingkat 1." Jelas Farah selaku wakil ketua osis.
"Aelah, yaudah gue tuker posisi sama Bella apa siapalah." Balas Alya ngotot
"Gak bisa Al, lo besok harus stay di ruangan kita berangkat bareng jam 8."Ujar Farah langsung menutup telpon
Sial!
![](https://img.wattpad.com/cover/97954794-288-k901272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up
Teen FictionKau yang meminta semua ini berakhir tapi kau juga yang mengulur waktu untuk mengakhiri. Sekarang bisa kau rasakan susahnya menjadi aku, percayalah perjuanganmu belum seberat aku menunggu selama ini - Alya