Chapter 2 - Author P.O.V

28.5K 1.9K 67
                                    

Adney sengaja bangun pagi hari. Dia tidak enak hati kalau bangun terlalu siang. Apalagi dia disini menumpang. Walau hanya sebentar saja. Setidaknya dia membantu meringankan pekerjaan sahabatnya.

Adney berjalan ke dapur. Lukanya sudah mendingan. Ya kakinya sudah tidak terlalu sakit daripada kemarin malam. Saat didapur, dia melihat tumpukan piring dan peralatan dapur lain yang kotor dan tergeletak. Adney berinisiatif untuk membersihkannya. Dia berjalan ke tempat cucian dan menyalakan keran. Sebenarnya hari masih gelap. Mungkin sebentar lagi matahari akan menunjukkan wujudnya. Adney sibuk dengan mencuci piring sampai tak sadar kalau dibelakangnya ada orang yang melihatnya.

Seseorang tersebut berjalan mendekat tanpa diketahui Adney. Saat berada tepat dibelakang Adney, lelaki tersebut melingkarkan kedua tangannya ke perut Adney. Sontak sang empunya kaget. Adney menolehkan kepalanya kebelakang. Saat tau diapa pelakunya, sontak dengan cepat dia melepaskan tangan yang melingkar tersebut.

"Kau jangan gila Charles ! Aku tidak mau Cassandra salah paham dengan ini." Marah Adney pada Charles.

"Tidak akan. Dia masih tertidur nyenyak."

"Tapi sebaiknya tidak. Aku tidak mau merusak persahabatanku hanya karena kesalahpahaman. Aku mohon kalau memang ucapanmu benar, lebih baik lupakan saja. Kumohon." Adney memohon pada lelaki didepannya agar berhenti. Jujur Adney masih belum sembuh dari kagetnya karena pernyataan dari suami sahabatnya. Dan kini Charles semakin menjadi. Dia tidak mau hal yang lebih parah semakin terjadi.

Adney juga harus mempagari dirinya sendiri agar tidak terpengaruh dari perlakuan tersebut. Karena Adney mudah untuk menyukai seseorang hanya lewat perlakuan kepadanya. Adney tidak mau itu terjadi. Dia harus membentengi dirinya sendiri.

"Tidak akan. Aku tidak akan berhenti mengejarmu sampai kau menjadi milikku."

"Maaf aku harus bekerja. Ucapkan terimakasihku pada Cassandra." Adney sengaja mengucapkan hal itu. Dia ingin cepat pergi dari sisi Charles.

"Apa kau bodoh ? Hari ini kau libur dan aku tau itu." Adney rasanya ingin menyumpahi dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia lupa kalau hari ini dia libur bekerja.

Adney langsung melenggang pergi menuju kamar. Dia mengabaikan panggilan Charles. Dia tidak mau membalasnya. Adney menulikan pendengarannya. Dia mempercepat langkahnya agar lebih cepat sampai. Saat sampai didalam kamar, Adney mengunci pintunya agar lelaki tersebut tidak masuk.

Ia tersuduk bersandarkan daun pintu. Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Pusing karena bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Kalau dirinya memberitahukan hal ini pada sahabatnya, pasti juga tidak akan lercaya dengan ucapannya. Kalau dia membiarkan hal ini nanti akan menjadi lebih dari sekarang. Kalau dirinya tiba-tiba menghilang sama saja merepotkan sahabatnya. Karena Cassandra selalu menghubunginya hanya untuk menanyakan kabarnya. Dan kalau dia menghilang tiba-tiba, ia yakin kalau sahabatnya akan panik mencarinya.

Adney meremas kepalanya sendiri pusing. Kenapa ini terjadi disaat masalahnya dengan sang ayah belum selesai.

Tok...tok...tok...

"Adney...apa kau sudah bangun ?" Ia mendengar suara Cassandra dari luar. Adney merapikan pakaiannya dan mencoba tersenyum sebelum membuka pintu.

"Ya aku sudah bangun Cass... ada apa ?" Balasnya saat sudah membuka pintu.

"Bagaimana keadaanmu ?"

Affair love with your husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang