Tak terasa sebentar lagi bayiku akan lahir kedunia. Hanya menghitung minggu. Hari demi hari sudah terlewati. Susah senang pun juga. Dari saat aku mengalami muntah setiap pagi bahkan menginginkan sesuatu layaknya wanita yang sedang hamil.
Flashback...
Aku mengerjapkan mataku. Rasanya baru sebentar aku tidur dan sekarang sudah bangun. Tiba-tiba saja aku teringat dengan es krim yang tadi kulihat ditaman kota. Sepertinya enak juga kalau makan es krim. Kutolehkan mukaku kearah samping. Charles tertidur dengan lelapnya. Sejujurnya aku tidak rela membangunkannya. Tapi mau bagaimana lagi. sepertinya anakku yang menginginkan es krim saat ini. Jadi, dengan terpaksa kubangunkan Charles. Kugoyangkan badannya tetap tidak bangun. Bahkan sudah kupanggil namanya tetap juga tidak bangun dari tidurnya. Akhirnya dengan terpaksa ku tarik telinganya.
"Aduh ! Sakit." Dia mengaduh kesakitan dan mengelus telinganya yang telah kutarik.
"Ada apa sayang ? Tidur lagi ah." Aku menggelengkan kepalaku.
"Huh. Aku ingin makan es krim." Ucapku.
"Ini masih malam. Apa kau mau sakit ?"
"Ini anakmu yang mau. Lebih baik kau carikan es krim. Sepertinya di lemari pendingin ada satu kotak es krim." Jelasku. Dia tetap saja tidak mau. Sekarang malah melanjutkan tidurnya. Alhasil, Kutendang badannya hingga jatuh kelantai.
"Ambil cepat !"
"Iya iya. Sebentar." Dia bangun dengan pelan dan berjalan keluar.
"Ah jangan lupa beri taburan cabai bubuk." Ucapku lagi.
"Ha !"
"Sudah ikuti saja."
Tak menunggu lama, Charles datang dengan semangkok es krim. Es krim vanila seperti tadi yang kulihat ditaman. Untung saja dirumah ada es krim. Kalau tidak, mungkin aku akan meminta Charles untuk pergi keluar mencari es krim.
"Ini masih jam dua pagi sayang. Aku tidak mau kau sakit nanti." Tetap saja dia mencegah. Aku tak mau menanggapinya. Lebih baik aku memakan es krimku sebelum meleleh. Charles menatapku intens. Mungkin dia terkejut denganku. Sia yang tidak terkejut kalau melihat orang hamil sedang makan es krim di jam dua pagi. Apalagi dengan ditambah bubuk cabai diatasnya. Gila ? Aku akan melempar sepatu untuk orang yang menganggapku gila. Ini bukan kemauanku tapi kemauan anakku. Aku sendiri sejujurnya juga takut sakit. Tapi, tidak mungkin aku membiarkan saja keinginan makan es krim. Lebih cepat lebih baik bukan ?
Akhirnya suapan terakhir. Semua habis tanpa sisa.
"Mau air putih ? Tidak pedas ?" Tanyanya.
"Pedas. Tapi aku mau langsung tidur saja." Aku memberikannya ciuman sebelum melanjutkan tidur. Aku menyerahkan mangkok tadi kepadanya.
Flashback end.
Aku selalu tertawa mengingat hal-hal seperti itu. Disaat itulah aku bisa memerintah Charles. Bayangkan Charles yang biasanya tegas dan bahkan selalu menolak, hanya dengan hal tersebut dia menajdi menurut. Ya walaupun terkadang aku rindu dengan ketegasannya.
Tentang kandunganku, kata dokter kandungan atau teman Charles yang biasa memeriksaku dia berkata satu minggu lagi bayiku lahir. Disaat inilah semua orang semakin mengistimewakanku. Bahkan untuk aku bisa memasak saja mereka melarang. Alasan mereka adalah kandunganku yang sudah tua. Jadilah aku hanya bersantai terus dirumah. Seperti saat ini. Aku memakan buah dan menonton film. Charles bekerja dan ibunya yang biasa menemaniku sedang acara diluar. Tiba-tiba saja ponsel yang kuletakkan diatas meja berbunyi. Kulirik ternyata ada sebuah pesan yang masuk. Kuambil ponselku dan kulihat siapa yang mengirim pesan. Ternyata Roy. Hmm sudah lama sekali aku tidak berjumpa dengan dia. Apa kabar dia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair love with your husband
RomanceWarning ! Homo story (mpreg) Sebuah kisah tentang Adney Wins. Seorang pria yang dekat dengan sahabat bahkan menganggap sebagai keluarganya sendiri. Juga dekat dengan suami sahabatnya sendiri. Hingga suami sahabatnya merasakan rasa suka pada Adney. ...