Chaper 9 - Adney P.O.V

20.7K 1.3K 109
                                    


"Berhenti bekerja disana ?" Aku memandangnya. Apa yang dia ucapkan ? Aku harus berhenti bekerja ? Yang benar saja. Jelas saja aku menolak.

"Tidak akan." Tolakku padanya. Dia menghadap kearahku dan sedikit mendekatkan badannya agar lebih dekat denganku yang duduk disampingnya.

"Dengar Adney. Aku tidak mau kau berdekatan dengannya. Lagipula kau bisa mencari pekerjaan lain."

"Charles. Kau dengan gampangnya mengucapkan hal itu. Kau pikir mencari pekerjaan sekarang cepat ? Apalagi dengan pendidikanku yang tidak tinggi. Kau pikir aku akan mau menurutimu untuk berhenti dari pekerjaan itu. Aku membutuhkan pekerjaan itu." Jelasku padanya setengah emosi. Bagaimana tidak emosi kalau kalian diminta berhenti dari pekerjaan yang sangat kalian butuhkan.

"Kau membutuhkan apa ? Uang ? Aku bisa memberimu. Rumah ? Bahkan aku bisa membelikanmu sekarang juga." Aku meyipitkan mataku.

"Aku tidak matrealistis. Lebih baik aku berusaha dan menikmati uang hasil kerja kerasku sendiri."

"Aku tidak menganggap kau seperti itu." Bantah Charle mengenai ucapanku.

"Ya aku tahu. Tapi kata-katamu menunjukkan seperti itu."

"Sudahlah aku tidak mau berkelahi denganmu. Yang jelas aku tidak mau berhenti dari pekerjaanku." Lanjutku lagi.

"Terserah." Badanku terasa lemas. Rasa mual kembali kurasakan. Aku keluar dari mobil tanpa mengucapkan kata-kata kepada Charles. Untungnya saja ada toilet umum didekat kami. Jadi aku langsung berlari ketoilet tersebut dan menghilangkan rasa mualku. Entah ini sudah keberapa kalinya. Kurasa aku perlu memeriksakannya. Tidak mungkin juga akan terus seperti ini. Kalau mual hanya terjadi sekali dua kali saja mungkin aku tidak akan berobat. Tapi ini sudah kesekian kalinya. Apalagi tadi pagi lebih parah dari sekarang. Bahkan untuk makan saja aku harus menahan mual karena mencium bau masakan yang membuatku merasakan mual lagi.

Tidak ada orang sama sekali di toilet ini. Itu termasuk keberuntungan bagiku. Jadi aku tidak merasa terganggu atau mungkin orang-orang yang melihatku akan bingung. Masuk ketoilet dan langsung muntah. Aku segera berlari ke bilik toilet. Kubuka pintunya dan ku muntahkan isi perutku di kloset. Kukeluarkan semua hingga rasa mualku hilang. kupijat sendiri tengkukku. Kuleus perutku yang rasanya masih mual. Aku bingung kenapa rasa mual ini tidak hilang juga. Padahal kalau sakitpun paling hanya sebentar dan setelah itu sudah. Tapi ini sudah berkali-kali aku merasa mual. Bahkan tadi pagi pun seperti itu. Lebih parah lagi disaat aku baru bangun dari tidurku. Baru saja membuka mata dan menyeruaklah rasa mual tersebut. itulah yang ku alami pagi tadi.

Setelah rasa mualku hilang, ku pencet tombol di kloset agar semua muntahanku hilang. aku keluar dari bilik toilet dan beralih ke wastafel. Kunyalakan keran air dan kubasuh mulutku dengan tanganku. Kurasa telah bersih, kuambil tisu yang tak jauh dari tempatku berdiri. Kuambil dua lembar untuk mengeringkan mulutku. Aku berkaca. Bibirku pucat. Bahkan aku seperti orang sakit. Memang sebenarnya aku sakit. Hah, sepertinya aku haru memeriksakan diri ke dokter.

Aku berjalan keluar dari toilet umum dan menuju tempatku awal tadi yaitu mobil Charles. Aku yakin dia masih menungguku didalam sana.

Baru ku tahu sifat Charles yang pecemburu. Apalagi dia terlihat mengerikan saat cemburu. Aku bingung sejak kapan dia berdiri didekatku dan Roy saat kami sedang berbincang. Bahkan kuyakin kalau dia mendengarkan semua obrolanku dengan Roy. Tapi bodohnya juga kemana tidak ada yang menyadari keberadaan Charles didekat kami. Tak lama Nampak didepan mataku mobil Charles. Benar dugaanku kalau dia masih menungguku. Sebenarnya kalau dia sudah pergi aku bakal izin ke atasanku di café untuk ke rumah sakit. Aku mempercepat langkahku. Kubuka pintu mobil dan nampaklah Charles yang seperntinya kebingunggan dengan tingkahku tadi. Terlihat dia melihatku dengan mengerutkan keningnya.

Affair love with your husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang