2

1.1K 114 4
                                    

Suara tembakan dapat terdengar dengan jelas. Laki-laki itu, Mark Tuan yang selama ini menjadi anak emas bagi para komandannya terus menatap fokus pada objek yang menjadi sasaran tembakannya. Meskipun kemampuannya dalam menembak mendapat pengakuan dari jedral sekalipun, dia tidak akan puas. Dia selalu merasa ada yang kurang dalam dirinya. Dia harus bisa menembak lebih tepat lagi. Musuh bisa datang kapan saja. Disamping itu, Mark ingin cepat lulus. Dia ingin cepat pulang dan pindah tugas ke tempat yang setidaknya tersedia sinyal telephone.

"Istirahat dulu hyung!" Youngjae, rekan seperjuangan Mark yang dari tadi memperhatikan mencoba mengalihkan perhatin Mark yang terus fokus pada objek di depannya.

"Jangan ganggu aku Youngjae-ah. Kau pergilah duluan aku akan menyusul nanti." Timbal Mark. Dia kembali menembakan timas panasnya pada objek yang sama sekali sudah tidak berbentuk itu.

"Kapan? Ketika sudah saatnya tidur?" Youngjae menyindir.

"nah itu kau tahu." Jawab Mark tidak perduli.

"Lagian kenapa kau terus berlatih sih hyung? Kita hanya diberikan waktu 30 menit untuk istirahat, dan setelah itu kita akan kembali berlatih sampai malam."

"Aku hanya butuhu 5 menit untuk makan dan pergi ke kamar kecil, selebihnya masih bisa kugunakan untuk berlatih bukankah itu bagus?"

"Tidak berlatihpun kau pasti akan lulus hyung. Komandan sudah paham betul dengan kemampuanmu. Keahilanmu menembak dan pertahanan dirimu mendapatkan nilai terbaik dari semua nilai terbaik selama sepuluh tahun kebelakang. Kecerdasanmu juga di atas rata-rata. Mereka selalu memuji taktik cerdikmu dalam melawan musuh. Kau juga punya sisi kepemimpinan yang hebat. Habis ini kau pasti akan diajukan untuk naik pangkat." Oceh Youngjae. Youngjae heran dengan apa yang ada dalam diri Mark. Ini aneh menurutnya, Orang biasanya memanfaatkan sebagian waktu bekerjanya untuk beristirahat barang sebentar tapi Mark malah kebalikannya.

"Aku harus meyakinkan kalau itu akan terjadi Youngjae-ah. Aku harus lulus bulan depan dan mendapat gelar terbaik di akademi ini. Kalau bisa aku juga ingin cepat naik pangkat. Aku ingin membuat calon istriku bangga."

"Calon istri lagi, memang sebaik apa sih calon istrimu itu?" Youngjae benar-benar penasaran dengan calon istri yang selalu disebut-sebut rekannya ini. Apa sih yang dia punya sampai sampai Mark Tuan siswa terbaik di akademinya tergila gila pada orang itu.

"Dia yang terbaik Youngjae-ah. Dia itu baik, dia pintar, dia lucu, dan senyumnya sangat menarik. Dia selalu membuatku tertawa dengan tingkahnya. Dia memang sedikit manja tapi dia sangat perhatian. Kau tahu saat dia mengantarku untuk pergi kesini, dia bilang dia marah padaku tapi tangannya tidak mau melepaskanku. Dia itu lucu sangat lucu. Aku tidak akan pernah bisa berpaling darinya. Pulang dari sini aku pasti akan langsung melamarnya." Mark tidak bisa menahan senyumnya, memikirkan jinyoung saja sudah membuatnya senang.

Apa Jinyoung masih sama seperti Jinyoungnya yang dulu, apa kabar dia, apa dia juga merindukan Mark. Kalau bisa Mark benar-benar ingin berteleportasi sekarang juga ke tempat Jinyoung dan memeluknya erat. Tidak terasa air matanya menetes, Mark benar benar merindukan Jinyoungnya. I miss you babe. I love you.

"Kau benar benar memujanya Mark. Aku tidak percaya prajurit Mark Tuan bisa menangis juga. Hahaha. Sudah berapa lama kalian berhubungan?"

"Sejak kelas 2 SMA, aku tidak ingat. Lima tahun mungkin?!"

"Bagaimana kalau dia selingkuh disana?" Youngjae benar benar tidak berniat untuk menakut nakuti Mark, niatnya hanya bercanda tapi dilihatnya Mark tidak merespon apa-apa. Mark malah diam dan membisu. "Jangan dipikirkan Mark aku hanya bercanda. Kalian sudah lama berpacaran mana mungkin dia membuangmu kan?! Hahaha" Youngjae tertawa hambar.

LOST (edit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang