11

1.1K 115 11
                                    


Still unedited

Suara familiar itu terdengar lagi, kali ini Mark benar benar membeku ditempatnya. Jinyoung mengambil langkah ke depan dan menghampiri Mark.

"Halo, perkenalkan saya Jinyoung. Salah satu relawan disini dan oh... Ma..Mark." Mark menatap Jinyoung, ketika mata mereka bertemu Mark melihat ada raut kerinduan d wajah Jinyoung.

Mark masih diam, begitu juga dengan Jinyoung. Mereka saling mentap satu sama lain. Sibuk dengan pikiran masing masing.

"Oppa.." anak perempuan yang tadi sedang bermain dengan Mark menghancurkan keheningan diantara mereka, baik Mark dan Jinyoung menatap anak itu bersamaan. "Jinyoung oppa mengulurkan tangannya dari tadi, kenapa kau diam saja? Itu tidak sopan tau!"

Mark kembali menatap Jinyoung dan tangan Jinyoung yang memang secara tidak sengaja dibiarkan saja dari tadi. Mark masih memperhatikan tangan Jinyoung, ragu ragu untuk meraihnya.

Jinyoung sendiri bingung harus berbuat apa, ia masih memperhatikan Mark. Dia mengerti keragu raguan di diri Mark, Jinyoung juga mengerti kalau mark masih belum memaafkannya. Perlahan lahan Jinyoung menurunkan tangannya, tapi tanpa di duga tangan Mark meraihnya. Jinyoung menengadah menatap lurus ke mata Mark. Mark tersenyum tipis, senyum yang saat itu juga mendamaikan hati Jinyoung.

"Apa kabarmu hyung?"

"baik." Belum sampai satu detik Mark melepaskan tangan Jinyoung yang membuatnya membuang nafas berat.

Mark kembali mengalihkan perhatiannya kepada anak kecil yang tadi bermain dengannya tanpa mau berlama lama berinteraksi dengan Jinyoung. Kemudian matanya manelusuri setiap sudut tempat untuk mencari Youngjae yang tadi sempat berlari mengejar bola sesaat sebelum Jinyoung menyapanya.

Sementara Jinyoung, dia masih diam ditempatnya, menatap Mark sedih, kalau saja mereka hanya berdua, Jinyoung bersumpah dia akan memeluk dan mencium Mark saat itu juga. Jinyoung benar benar merindukan Marknya. Mark yang sempat ia campakan sebelumnya.

"Youngjae-ah!" Mark memanggil Youngjae yang baru saja kembali dengan air minum ditangan bersama anak anak kecil yang berbaris dibelakangnya.

"Oh!"

"Sepertinya aku tidak bisa berlama lama aku ada keperluan lain. Aku pulang lebih dulu ok!"

Jinyoung mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Mark, dan dia mengerti benar kenapa Mark ingin cepat cepat pergi. Dia benar benar ingin menghindariku rupanya. pikir Jinyoung.

"tapi hyung, kau bahkan belum banyak berinterasksi dengan anak anak."

"mungkin lain kali." Mark mengusap rambut anak yang tadi bermain dengannya sebentar sambil menggugamkan kata "oppa pergi dulu ya." Terlihat anak itu sempat mempoutkan bibirnya dan mengangguk dengan perlahan. Mata Jinyoung masih setia mengikuti pergerakan Mark.

Mark melirik sebentar ke arah Jinyoung sebelum ia keluar dari ruangan, matanya tertangkap oleh mata Jinyoung. Mereka kembali saling menatap, bahkan orang awam pun akan tahu kalau mereka saling merindukan satu sama lain. Tapi mereka bisa apa? Mark yang terlalu kecewa dengan Jinyoung dan Jinyoung yang terlalu merasa bersalah.

Mark menarik nafas sebentar, ia melangkahkan kaki hendak menjauh, tapi baru beberapa langkah dia keluar ruangan, seseorang memeluknya dari belakang.

Pelukan yang familiar bagi Mark, pelukan yang penuh kerinduan, pelukan yang Mark pikir tidak akan pernah dia rasakan lagi, pelukan yang selalu di berikan Jinyoung.

Mark diam sebentar, dia merasakan hangat badan Jinyoung menjalar ke tubuhnya, Mark merasakan kenyamanan itu lagi, kenyamanan yang hanya ia dapatkan dari Jinyoung, tapi kenyamanan itu hilang dengan sesaat ketika bayangan Jackson tiba tiba muncul d benak Mark. Mark melepaskan pelukan Jinyoung dengan paksa.

LOST (edit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang