5

1.2K 111 2
                                    


"katakan padaku kapan kau akan mengakhiri hubunganmu dengan dia?" Jaebum menatap tajam Jinyoung. Mereka baru saja pulang sehabis mengantarkan Mark kembali ke rumahnya. Mark meminta Jinyoung tinggal, tapi Jinyoung menolak dia tahu Mark butuh istirahat dan dengan kehadiran Jinyoung Mark pasti akan lebih memilih terjaga daripada tidur.

"Maksudmu?" Jinyoung lelah, sangat lelah. Demi apapun dia hanya ingin tidur sekarang. Semalam begadang dengan Jackson, melakukan aktivitas yang cukup menguras energinya, dan pagi sebelum pulang dia sempat berdebat lagi dengan Jackson karena Jackson bersikeras melarangnya pulang. Jinyoung bersumpah dia hanya ingin tidur sekarang dan akan lebih baik jika Jaebum tidak menggaggunya dengan pertanyaan pertanyaan seperti itu.

"Kau dan selingkuhanmu. Kapan kau akan mengakhirinya?" Jinyoung terdiam bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Jaebum barusan sama persis dengan pertanyaan yang sering diajukan pikirannya pada hatinya. Iya Jinyoung juga bukan tidak ingin mengakhirinya, tapi Jackson is too hard to resist.

"Bukan urusanmu hyung."

"Ini jelas urusanku juga Jinyoung."

"Kenapa? Hyung selalu saja ikut campur urusanku. Aku mau kapan memutuskan Jackson itu bukan urusanmu hyung dan kau tak perlu repot repot ikut campur. Aku akan baik baik saja."

"Oh jelas kau akan baik baik saja. Dan aku sama sekali tidak perduli akan perasaanmu. Tapi lihat Jinyoung disini yang terlibat bukan hanya kau dan orang itu tapi juga bambam, bocah itu dan Mark yang notabenenya dan masih kau akui sebagai pacarmu. Aku boleh saja kau larang ikut campur urusanmu dan aku tidak keberatan tapi aku akan sangat keberatan kalau kau terus menyiksa perasaan mereka."

Jaebum emosi sangat emosi. Siapa yang tidak? Respon Jinyoung barusan itu sangat kurang ajar untuk orang yang sangat ia pedulikan. Jaebum sebenarnya melakukan ini bukan karena peduli pada bambam atau Mark. Ya memang dia kasihan pada mereka dan dia juga cukup merasa bertanggung jawab atas sakit hatinya mereka, walau bagaimanapun Jaebum merasa ini kesalahannya karena tidak menjaga Jinyoung dengan baik sehingga terjerumus dalam hubungan gelap bersama Jackson. Tapi jauh dilubuk hati Jaebum dia melakukan ini hanya untuk Jinyoung. Dia tidak ingin sahabat yang di aku nya sebagai adik itu akan merasakan sakit dari tindakkannya saat ini.

Mark lambat laun pasti akan tahu. Dan hati orang mana yang tidak akan sakit hati melihat pacarnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri? Mungkin Bambam cukup baik dengan menerima Jackson dengan keadaannya saat ini yang dinilai Jaebum tindakan bodoh. Tapi Mark adalah hal lain.

Jaebum tahu bagi Mark Jinyoung adalah segalanya, Mark mempertaruhkan segalanya buat Jinyoung. Jaebum tahu Mark tidak akan sebodoh Bambam karena Mark pasti diajarkan untuk tegas dan jika Mark tahu kalau Jinyoung menghianatinya bukan tidak mungkin Mark akan lebih memilih pergi dan fokus pada karirnya sebagai prajurit. Bukan tidak mungkin juga Mark akan lebih melilih pergi jauh untuk berperang daripada melihat Jinyoung.

"Hyung bahkan Bambam saja tidak melakukan apa apa kenapa kau yang repot sih? Oh aku tahu. Kau pasti cemburu? Kau ingin siapa? Jackson atau Mark? Atau aku? Oh mungkin Bambam?"

"Terserah kau sajalah. Jangan cari aku kalau kau merasakan dampak dari apa yang kau lakukan sekarang dikemudian hari!"

Jaebum berlalu. Dia benar benar ingin membunuh Jinyoung saat itu juga andai saja dia tidak tahu kalau membunuh itu dosa.

Disisi lain Jinyoung ikut pergi dari ruang tengah dorm mereka. Dia lebih memilih melangkahkan kakinya kekamar untuk sekedar merenung dan akan lebih baik kalau dia bisa tidur.

Jinyoung tahu maksud Jaebum itu baik. Jinyoung juga tidak bermaksud berkata seperti tadi pada Jaebum. Jinyoung sebenarnya ingin sekali menangis dipelukan Jaebum saat ini juga. Jinyoung merindukan hubungan lamanya dengan Jaebum.

LOST (edit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang