~3~ Indahnya Jatuh Cinta

17 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Raina merelakan Karrel untukku, aku merasa dunia hanya akan berpihak pada diriku. Urat malu tak lagi kurasakan ada dalam diriku. Yang ku pikirkan hanya cara untuk tetap berada di dekat Karrel Michael.

Bel pergantian jam pelajaran berdering...

Kriinnggg...kriingggg....

"Pelajaran yang membosankan" gerutuku pada seorang gadis berdarah Batak yang duduk di sampingku.

"Iya nih, bikin ngantuk xixixi" balas gadis bermata minimalis itu.

"Kalo gitu, gue mau pindah ke bangku kosong itu ya Cel" ucapku pada Cecelia agatha, sambil menunjuk bangku kosong yang berada tepat di sebelah bangku yang diduduki oleh Karrel Michael. "Sekalian modus gitu".

Cecelia Agatha seorang gadis berwajah oriental, tentu saja dia memiliki mata sipit dan kulit putih bersih. Yah ! itu memang sangat berkebalikan dengan keadaanku yang memiliki mata bulat besar dengan kulit coklat yang membalut tubuhku.

Dia adalah teman sebangkuku, memang sih dulu kita tak terlalu dekat.  Aku dan Cecelia tak pernah bisa dipisahkan. Walaupun kita berbeda keyakinan tapi aku tetap menyayangi Cecelia sebagai sahabat yang selalu ada untukku. By the way, Cecelia adalah salah satu orang yang tahu akan perasaanku pada Karrel.

"Ihh... modus lu ya wkwkw. Yaudah deh sono!!" goda gadis itu.

Dengan membawa setumpuk buku geografi yang beratnya hampir 2 kg, aku langsung berlari menuju bangku kosong yang ada di sudut ruangan.

Ku sandarkan tubuhku pada sisi belakang kursi kayu yang mulai rapuh. Aku menoleh kearah Karrel, Bermaksud untuk mengawasinya dari dekat. Tapi, aku tertegun. Ku temui mata Karrel yang tengah menatapku. Tentu saja hal itu membuat hatiku berdegup begitu kencang, dan membuatku begitu salah tingkah.

"Apa?" selidikku pada lelaki itu.

"Apaan?" balas lelaki itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Gerakan yang ia suguhkan benar-benar menggambarkan bahwa ia sedang berusaha mengalihkan pandangannya dariku.

Aku yakin dia mengamatiku! Terlihat jelas pada raut wajahnya yang begitu terkejut ketika ku tatap matanya yang hangat.

Seketika aku menjadi kaku. kurasakan pipi bulatku membeku. Ku tarik nafasku begitu dalam. Berusaha mengatur nafas yang tak karuan.

Ya tuhan! Mimpi apa aku semalam? baru saja Karrel Michael mengawasiku. Seorang mahluk yang kau ciptakan dengan begitu sempurna. Ya! walaupun hanya perasaanku saja. Gerutuku dalam hati.

***

Dari sisi ruang kelas, terlihat seorang lelaki tua berkumis putih mengetuk pintu ruangan.

"XI IPS 2 untuk sementara besok kalian pindah kelas, tepatnya ke Lab biologi, karena kelas ini akan di renovasi" ucap lelaki tua itu.

Keesokan harinya.

Bel berderinggg.....

Ku langkahkan kakiku menuju ruang Lab biologi yang letaknya tak jauh dari kelasku. Seperti biasa, ku arahkan mataku untuk menelusuri setiap sudut ruangan untuk menemukan Karrel Michael. Seperti biasa pula, aku tak menemukannya. Huffttt!!.

"Li... sini..sini" teriak para gadis yang duduk di sisi tengah ruangan. Mereka adalah Avira Distia, Cecelia Aghata, Naura Miselia. Mungkin terlihat asing saat aku menyebutkan nama Naura Miselia.

Naura Miselia entah sejak kapan aku menjadi dekat dengannya, yang jelas aku merasa nyaman berada di dekatnya rasanya sama seperti saat aku sedang berada di dekat Avira dan Cecelia

akhirnya aku memutuskan untuk menuju gerombolan para gadis yang sudah duduk rapi di bagian tengah ruangan. Tiba-tiba. Karrel Michael. Dia menuju mejaku, mataku tak berhenti bergerak. Dia mau apa? Gumamku. Kemudian, terlihat Raina dari arah yang sama. Terlihat ia juga menuju mejaku.

Seketika jantungku berhenti berdetak. Melihat Raina menukar gantungan kunci yang ia punya dengan gantungan kunci berbentul apel milik Karrel.

Apa yang Raina lakukan? Apa dia menghianatiku? Ya tuhan, aku tak ingin memperburuk kedaan ini.

Bel istirahat....

"siniin gantungan kunci gue Rai, gue gak mau tukeran sama lu" Untuk kesekian kalinya suara Karrel membuatku begitu lega.

Aku tersenyum. Ternyata aku hanya salah paham. Tukeran gantungan kunci? Itu bukan mau Karrel! Tapi mau Raina.

Bel berdering....

"Nanti sore kerja bakti. Sekalian buat anggota musisi kelas, nanti kalian datengnya lebih awal ya! Latihan buat festival akustik" Teriak ketua kelas.

***

Ku lihat jam hitam yang melingkar di lenganku, jarum jam menunjukkan pukul 13.27. Sesekali aku menoleh, berharap salah satu dari anggota musisi kelas telah tiba. Tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk.....

Modus..

Pesan terkirim "ada dimana tjoy?"

Selang beberapa detik..

Beep..beepp...

Pesan diterima "ini udah mau berangkat."

Pesan diterima "Tunggu sebentar ya, Li"

Whuaaaa....... Teriakan kecil tak sengaja terlontar dari bibir tipisku. "tunggu sebentar ya, Li" kata-kata itu benar-benar membuatku tak bosan dengan menunggu.

5 menit kemudian...

Aku menoleh. Dari arah belakang Nampak seorang lelaki berkaus biru tua dengan celana army yang tengah mengendarai motor matic dengan sebuah gitar di tangan kirinya.

Ia tersenyum begitu manis. Dilanjutkan dengan sapaan singkat yang terdengar merdu di telingaku "Kamu udah lama nunggu?".

Hari ini terasa begitu indah. Membuatku tak berhenti memikirkan Karrel Michael. Walaupun hanya sedetik saja.

~o~ 

#first #justwriteld #lovestory #remaja #baper #romantis

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang