Chapter 7

59 9 1
                                    

Enjoy the story..

Sekarang Letta mengantar Vio menuju depan pintu gerbang sekolah Vio. Vio dengan wajah melas keluar dari mobil Letta.

"Lo ngga usah masuk ke sekolah gua, nanti Lo malah tebar pesona" Vio berkata lewat jendela mobil yang masih terbuka. Wajak Letta memang mempesona----cantik.

Vio agak malu kalau di antar oleh seseorang seperti ini, karena biasanya Vio hanya duduk di jok angkot atau kadang-kadang duduk di jok motor ojek dan kadangkadang diantar oleh kakaknya, Dimas.

"Yaelah, gue gak bakal tebar pesona. Gue juga ngga bakal masuk ke sekolah lo, ucapan gue yang kemaren gue tarik! Gue ngga mau ketemu Angga"

Vio mengangguk dan segera menuju ke kelasnya. Diperjalanan dia bertemu dengan tiga cowok yang menghalangi tangga. Mereka adalah anak kelas XI IPA 5. Kurang lebih, mereka anak berandalan gitu dan mungkin cukup terkenal dengan tampilan yang.. yah.. mungkin bisa dibilang tampan (?).

Lihat saja, kancingnya yang dibuka di bagian atas serta rambut kesana-kemari malah membuat cewek-cewek tergila-gila.

Vio jijik sih.

"Misi dong" mereka sungguh menghalangi jalan.

"Enak banget Lo ngomong sama gua, Lo pikir lo siapa? Anak pejabat? Haha" salah satu dari ketiga anak berandalan itu berkata layaknya preman.

"Cuma minta misi doang kok" Vio bersabar. Sebenarnya ia tidak tahan lagi dengan perilaku cowok itu yang tidak bisa dibilang sebagai 'cowok'.

"Lo berani Ama gua? Gua ini Arga Antonio, cucu pemilik sekolah ini. Lo berani Ama gua?" Arga menyombongkan dirinya.

"Oh, kalo gitu gue lewat tangga taman aja" Vio meninggalkan mereka. Tangan Vio ditahan Arga.

"Mau ke mana Lo?"

"Dibilangin gue mau ke kelas lewat tangga taman, 'Arga' " Vio menekan kata 'Arga'.

"Lo ngga mau ngucapin maaf ke gue?" Arga mendekatkan wajahnya ke wajah Vio. Otomatis wajah Vio mundur.

Gila! Mau ngapain nih anak. Batin Vio.

Tanpa basa-basi Vio mendorong wajah Arga jauh-jauh dengan tangannya.

Vio menatap Arga jijik. Dan meninggalkan Arga.

Arga menatap punggung Vio tajam. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan cewek brengsek nan aneh yang tidak ingin melihat wajahnya.

Bego. Batin Arga kesal.

* * *

"Vio, Lo kan ngga punya temen, gue boleh nggak jadi temen Lo?" Mekka mengeluarkan kata-kata itu menghadap ke arah Vio yang tengah membaca novelnya.

Sebenarnya kata-kata Mekka membuat Vio tersinggung 'lo kan nggak punya temen' . Tapi kalau kenyataannya begitu--ya..--terima aja.

"Hah? Temen? Sejak kapan?"

"Ehm---maksud gue, gue mau bareng Lo terus. Abisnya kalo punya temen cuek kayak enak aja" ucap Mekka.

"Temenan-temenan aja, lagian gue ngga peduli" Vio menjawab santai.

"Kenapa Lo ngga banyak bergaul sih?" Tanya Mekka kepo.

"Karena gue nggak---ehm---nggak peduli" ucap Vio.

Mekka yang hanya terdiam itu melanjutkan pembicaraan.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang