Chapter 3

84 15 3
                                    

Author

Cover baru.
Gak jauh beda sm yang lama cm beda warna doang.

 Gak jauh beda sm yang lama cm beda warna doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Rabu, 11.45 AM.
Matahari masih tersenyum pada dunia. Menyuburi setiap tanaman-tanaman. Panasnya menembus di kaca jendela kelas XI IPA 5.

"Bu, tirainya tutup, bu. Panas, nih" keluh Derek yang duduk bersampingan dengan arah cahaya matahari sambil mengipas-kipaskan diri dengan bukunya.

"Oke, buka halaman 164. Disitu ada materi tentang...."Bu Shafa yang mengabaikan keluhan Derek.

Kacangnya banyakin aja, bu. Batin Derek kesal.

"Derek, bukunya dibuka. Kalo panas ke kelas sastra, gih! Ada kipas disana. Daripada kamu pake buku kamu"sindir Bu Shafa.

"Maaf, bu"Derek membuka halaman di bukunya.

"Duh, panas banget. Derek bisa tolong tutupin tirainya?" Pinta Bu Shafa yang terdengar menjengkelkan di telinga Derek.

Tutup aja sendiri. Batin Derek.

Tapi Derek tetap menutup tirai jendela kelasnya, toh dia lawannya guru.

* * *

-Viola Pov
"Eh, malah bengong. Udah ketemu belom batunya? Kalo belom, jangan bengong. Kayak baru liat cowok ganteng aja"-Pak Joko.

"Maksud lo apa, huh?!" Bisikku.

"Maaf, Vi. Tadi gue cuman mau ngomong, kalo-" ucap Mekka yang terpotong dengan omonganku.

"Ya.. gue maafin" aku yang sambil menyingkirkan dedaunan yanh menutupi batu-batuan berukuran besar ataupun kecil.

"Haa...tapi gue tetep bantuin lo, ya?" Pinta Mekka.

"Hu'uh" jawabku singkat dengan senyum tipisnya.

Mekkapun membantuku mencari batu.

* * *

Pelajaran olahragapun selesai. Anak-anak kelas XI IPA 4 pun menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian kaos mereka.

* * *

-Mekka Pov
Vio pinter, tapi kok diem?. Batinku.

Apa yang aku pikirkan itu berbeda dengan biasanya. Tidak pernah aku memikirkan orang yang sama sekali tidak peduli dengan gosip anak-anak.

Pelajaran berikutnya pun dimulai, sekarang belajar Bahasa Indonesia. Wah.. pelajaran ini memang sudah kutunggu-tunggu. Bahasa Indonesia adalah pelajaran Favoritku. Aku tau aku bukan tokoh utama di cerita aneh ini, tapi inikan lagi bagian 'Pov'-ku.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang