Di Balik Pintu

187 6 0
                                    

Bahagia
Datang tiba-tiba
Tak pernah di kira
Tak juga di sangka
Dia berdiri di sana
Di balik pintu rupanya
Ada sepasang bola mata
Yang ingin berjumpa
Memberi hal istimewa

"Selamat ulang tahun sayang!!"
Pagi-pagi buta, ayah dan ibu mengagetkanku. Kedua mataku masih terbenam, sesekali mengerjap-ngerjap menatap sekeliling yang masih buram. Seraya ayah dan ibu memeluk dan mencium kening dan pipiku.

"Makasih yah, bu." Seraya aku memeluk dan mencium pipi kedua orang tuaku.

"Ih, anak ayah bau." Ucap ayah tiba-tiba.

"Hehehe, enggak bau yah." Aku tersenyum malu.

"Sana kamu mandi, ayah mau mengajakmu pergi." Ujar ibu.

"Mau kemana bu?" Aku mengernyitkan dahiku.

"Udah kamu siap-siap sana." Ucap ibu dan tidak menjawab pertanyaanku.

Aku masih terduduk diam di pinggir tempat tidurku. Mengumpulkan nyawa yang masih melayang-layang. Tiba-tiba hpku bergetar di atas kasur. Ada pesan line masuk rupanya. Aku sudah tau pasti dia. Benar saja, sederetan kalimat yang terdapat puluhan kata menjadi rangkaian kata membuat bola mataku pedih dan bibir kecil ini tersenyum. Bukan hanya setumpuk kalimat tetapi Nuky mengirimkan video yang berdurasi sekitar 4 menit.

Aku play video itu. Tulisan Happy Birthday menjadi cover bagian depan video. Foto-foto masa kecilku terpampang di sana. Seketika soundtrack lagu video mulai berirama.

Making my way downtown, walking fast,
Faces pass and I'm home bound
Staring blankly ahead, just making my way,
Making my way through the crowd

And I need you,
And I miss you,
And now I wonder,

If I could fall, into the sky,
Do you think time, would pass me by?
'Cause you know I'd walk a thousand miles
If I could just see you
tonight

It's always times like these when I think of you
And I wonder if you ever think of me
'Cause every thing's so wrong and I don't belong
Living in your precious memory

Cause I'll need you,
And I miss you,
And now I wonder

Aku terhanyut dari setiap kata-kata yang ada di slide video. Dan...hatiku mulai ikut bernyanyi.

And I, I
Don't wanna let you know
I, I
Drown in your memory
I, I
Don't wanna let this go
I, I don't

If I could fall, into the sky,
Do you think time would pass me by?
'Cause you know I'd walk a thousand miles
If I could just see you
If I could just hold you
Tonight

*One OK Rock (Cover) - A Thousand Miles*

Aku tidak mengerti kenapa dia memilih lagu ini, padahalkan aku dan dia tidak terpisahkan dengan jarak yang sampai ribuan mil. Atau mungkin arti dari lagu itu? Ah, aku tidak tahu. Oh ya, Nuky sangat suka band jepang ini. Mungkin itu salah satu alasannya mengapa memilih soundtrack lagu di video ini.
Di akhir video, senyumku makin lebar. Tertera foto selfie kami berdua. Dia selalu membuat hati ini berdegup untuknya.

Nuky, kau selalu bisa buat jantung ini bertalu-talu.

Aku langsung bergegas mandi untuk siap-siap pergi bersama ayahku. Terlintas otakku masih bertanya-tanya mau kemana ayah mengajakku pergi?. Tapi, ku urungkan niat untuk bertanya. Aku tahu pasti ayah tidak menjawabnya.

                         *****

Setibanya aku di tempat itu. Sebuah rumah yang sudah tidak asing lagi bagiku. Cat putih yang sudah mulai kusam dengan bagian tembok yang sedikit terkikis. Rumah nenek. Ya di sinilah aku sekarang.

Aku masuk dan bersalaman dengan nenekku. Di hari ini nenek terlihat senang karena anak dan cucunya datang mengunjunginya.

Jakarta, udaranya memang sangat panas. Aku berbaring di kasur milik nenek. Sembari menatap kipas yang berputar di langit-langit atap. Ku lirik hp di sebelahku, sama sekali tidak ada pesan masuk.

Kemana dia? Kenapa tidak membalas pesanku? Ah, menyebalkan!

Aku terus bergumam sampai-sampai tak sadar terlelap tidur. Jam menunjukkan pukul 16.30. Ayah membangunkanku untuk pulang dari rumah nenek.

Saat perjalanan pulang, di pertengahan jalan ayah memberhentikan motornya di pinggir jalan dekat sebuah tempat makan. Ku lihat tulisan besar di papan nama tempat makan itu "Bakso Bakwan Malang Cak Su Kumis".

Aku mengikuti langkah kaki ayah ke tempat itu. Benar-benar sangat ramai, banyak orang yang berkunjung untuk makan bakso, anak sekolah, kuliahan, keluarga, bahkan orang yang baru pulang kerja.

Selesai makan di sana. Aku dan ayah melanjutkan perjalanan pulang. Aku akan sampai di rumah sekitar pukul 19.00 malam.

                          *****

Sesampai di rumah, di ruang tamu aku buru-buru mencari charger karena hpku kehabisan daya. Aku melihat tatapan ibuku sangat berbeda melihatku, seperti menahan tawa. Aku tak memedulikan, aku hanya merasakan lelah dan raut mukaku sangat kusut karena perjalanan jauh.

Tap tap tap tap !!
Langkah kakiku menuju ke arah kamarku. Saat aku membuka pintu kamarku. Aku benar-benar terkejut.

"Surprise!!!"
Suara teriakan yang membuat jantungku ingin loncat keluar dari mulut.

Happy birthday Reta
Happy birthday Reta
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to you!

Aku diam terpaku di depan pintu kamarku. Sesekali mengerjapkan mata karena tak percaya. Hiasan bertuliskan Happy Birthday berwarna pink dengan tali yang menggantung dari ujung tembok ke ujung tembok satunya. Balon-balon berwarna pink terhampar di tempat tidurku. Balon dengan motif love berbentuk huruf HBD dan balon berwarna keemasan berbentuk angka 18 tertempel di tembok dekat atas tempat tidur.

Sahabat-sahabatku Dona dan Fani, tapi tanpa Mita, ada saudara perempuanku Alea juga, mereka tersenyum melihatku yang begitu kaget. Dan seorang lelaki yang kini berdiri di hadapanku dengan kue ulang tahun di kedua tangannya. Dia, Nuky.

Air mataku dengan kurang ajarnya jatuh tanpa permisi. Terharu. Aku tersenyum bahagia, tapi mengapa aku menangis. Jantungku berdegup begitu cepat. Bertalu-talu tiada hentinya.

"Tiup dong lilinnya." Pinta Nuky.

Aku segera meniup lilin angka 18 yang berada di atas kue.

Suara sorak dan tepuk tangan saudaraku Alea dan sahabat-sahabatku membuat suasana makin heboh. Ku lihat ayah dan ibuku tertawa kecil dan tersenyum bahagia karena melihatku.
Ayah dan ibuku ternyata terlibat dalam rencana ini. Sudah ku duga seharusnya, sikap mereka sangat berbeda hari ini. Ternyata ini.
Rasa penasaran di dalam benakku sejak tadi pagi sudah terjawab dengan kejutan spesial ini.

                           *****

Di bawah langit kelam dengan desiran angin malam yang dingin. Aku tak tahu kalimat apa yang bisa mengungkapkan rasa terima kasih yang sangat hebat ini. Dia benar-benar membuat aku makin terperosok ke dalam hatinya. Entah keberanian dari mana, mungkin karena aku terlalu amat bahagia hari ini. Seketika saja kedua tanganku mendekapnya dari belakang, aku memeluknya.

"Makasih, aku bahagia banget hari ini, makasih banyak ya!!" ungkapku sedikit gemas dan mengeratkan pelukanku.

Nuky tersentak kaget karena tindakanku dan mencoba melepaskan kedua tanganku. Kalau saja aku bisa lihat mukanya, pasti mukanya seperti tomat yang baru di petik. Merah. Aku melepaskan kedua tanganku.

"Kau ini gila ya! Jantungku rasanya mau copot tau!"

"Hehehe, aku enggak tahu harus bilang makasih yang kayak gimana."

"Makasih ya, Nuky."

Ku lihat bibirnya hanya tersimpul senyum.

Remember (Edited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang