Lo kenapa Nal?
-Dee
Enggak, ga ada apa-apa :)
-Nala
.
.
.Pandangan Nala yang awalnya gelap, perlahan memburam dan jernih. Nala bisa melihat ada seseorang yang duduk dengan kepala menempel di ranjangnya. Biar Nala tebak, seseorang itu pasti sedang tidur. Nala yakin sekali, ini Deelo.
“Eh Nal? Lo udah bangun?”
Deelo yang sedang tidur tampaknya sadar bahwa Nala telah siuman. Gadis itu menatap Deelo sambil mengangguk.
“huft, gue kaget bener tadi, sumpah,” Deelo kembali menelungkupkan kepalanya di ranjang. “lo hampir bikin gue mati mendadak tau.” Nala diam.
“Eh, Nal, kenapa lo bisa mimisan sih?” tanya Deelo.
Nala diam sambil menunduk, kemudian berujar, “Enggak kok ga papa. Paling kecapekan doang.”
Deelo menatap Nala dengan tatapan tidak yakin. Namun Nala berusaha tersenyum lebar untuk membalas tatapan Deelo.
“beneran nih?” ujar Deelo. Nala mengangguk.
“yap. Gue rasa baik-baik aja,” ujar gadis itu. Deelo mendesah, entah apakah ia puas dengan jawaban yang Nala berikan, atau justru sebaliknya.
“eh ini jam berapa?”
“lo udah mirip sleeping beauty. Ini udah lewat 15 menit waktu pulang,” ujar Deelo. Nala membulatkan matanya.
“EH SUMPAH? GIMANA DENGAN NASIB TUGAS TURUNAN?”
Deelo menyentil dahi Nala. “Lagi sakit sempat-sempatnya mikirin hal begituan ya.”
“Iyalah, kita tuh udah kelas sebelas dan ini semester terakhir. Gue takjub dengan lo, bisa pindah sekolah di waktu semepet ini. Biasanya sih, sekolah lain ogah terima kalo udah kelas sebelas akhir,” ujar Nala.
“atau jangan-jangan lo anak bermasalah ya? Bad boy gitu?” lagi-lagi, Deelo menyentil dahi Nala.
“mana ada, jangan halu deh. Tunggu ya, gue ambil tas sebentar.”
Setelah mengatakan itu Deelo pergi ke atas untuk mengambil tas mereka berdua.
Nala memandang langit-langit UKS yang berwarna putih bersih.Gadis itu menyentuh bagian atas mulutnya, tak ada rasa basah dan lengket lagi di sana.
Huft.
Nala menghembuskan nafasnya. Akhir-akhir ini ia memang sering merasa lemas dan selalu mimisan.
Kemana Metta dengan Dara? Kan harusnya mereka ganti janji yang kemarin.
“Nih Ntet, tas lo,” ujar Deelo yang baru saja sampai. “tas lo gak ada imut-imutnya ya, mirip bener dengan tas cowok.”
“ya jadi masalahnya apa?” Nala beranjak turun dari kasur UKS.
“ya aneh aja gitu, dominan tas cewek di kelas kan warnanya lucu-lucu kecuali lo sama—ah, temen lo yang waktu itu tuh, yang pernah ngobrol sama lo waktu gue masuk terus teriak ngajak ke kantin. Yang kelihatannya nggak peduli banget sama lo, kasihan gue.”
![](https://img.wattpad.com/cover/101318228-288-k55941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When Late to Regret
Teen FictionJangan pernah menyerah. Adalah kata-kata paling basi dan kuno yang pernah di dengar seseorang yang hidupnya sebentar lagi. -Suara sebuah kecewa- . Jadi, apa yang mau kamu lakuin dihidup kamu yang katanya sebentar lagi? Menyerah begitu saja? atau ka...