Chapter 5

2.5K 304 11
                                    

"Ya Tuhan."

Jungkook memijat sekilas pelipisnya.

"Terpaksa tak merayakannya. Aku benar-benar malu menemui Eunha." Jawab Jungkook.

"Aish! Jika begitu sediakan wine saja. Kita minum di apartemenku. Tapi kau yang beli winenya." Ujar Jimin.

"Jika wine ada di apartemenku. Kita ambil setelah kuliah selesai." Ujar Jungkook.

"Baik." Jimin mengangguk senang.

***

"Sebenarnya aku tadi mau langsung melemparnya, tapi melihat wajah kekalahan mereka aku jadi tak tega."

Ujar Jimin saat mereka sudah sampai di depan pintu apartemen Jungkook.

Jungkook tersenyum. "Kau selalu membuat ketua tim basket itu malu hyung. Kau selalu lupa diri, lihat sekarang sudah malam."

Ujar Jungkook, mulai menekan beberapa angka di papan tombol sandinya.

Setelah pintu terbuka, mereka berdua masuk dan Jimin segera menutup pintu.

"Mau bagaimana lagi? Aku senang melihatnya memucat. Tapi ada rasa tak tega juga." Jawab Jimin.

"Jimin oppa!"

Teriakan dari ruang tamu membuat dua lelaki itu menatap sumber suara.

"Oh, kau disini sayang?" Tanya Jimin, segera mendekat dan duduk disamping Yuju.

"Hm. Perayaan ulang tahun pernikahan dua orang bodoh ini." Ujar Yuju.

"Ya Kook. Kau tak mau bergabung?"

Yuju yang melihat Jungkook berdiri mematung disana segera berteriak.

Jungkook tersadar, perlahan mulai melangkah dan duduk di samping Eunha. Perlu diketahui hanya tempat itu yang tersisa.

"Nah. Karena sudah ada disini semua maka pestanya kita mulai. Kau yang memimpin Jungkook-ah." Ujar Yuju.

Jungkook melirik sekilas Eunha yang sejak tadi diam, sibuk membuka penutup botol wine yang sepertinya tak akan bisa dibuka oleh tangan istrinya sendiri.

"Ini belum 13 Juli Yuju." Ujar Jungkook.

"Kemarikan." Jungkook mengambil botol itu dari tangan Eunha dan menggantikan pekerjaan istrinya.

"Omo~ tidakkah mereka manis jika tengah salah tingkah begini Oppa?"

Tanya Yuju seraya menatap gemas gelagat Jungkook dan Eunha.

"Sangat. Sampai membuat mereka terlihat bodoh." Jawab Jimin. Yuju terkekeh mendengar ejekan Jimin.

"YA!"

Jungkook menatap Jimin tak suka.

"Aish! Pesta apa ini tak ada kuenya."

Ujar Jimin mengalihkan teriakan Jungkook.

"Ini apa?"

Eunha menunjuk kue tar yang diatasnya sudah terpasang satu lilin.

"Ini untuk kue pembuka, kue penutupnya lain lagi."

Ujar Yuju seraya bangkit

. "Ayo kita beli Oppa." Ujarnya.

"Iya. Sepertinya kita memang harus membelinya."

Jimin ikut bangkit dan mulai merangkul bahu Yuju sebelum melangkah.

"Ya! Jangan lama-lama."

Jungkook yang melihat punggung dua orang itu di dekat pintu apartemen segera berteriak, namun baik Jimin maupun Yuju tak berniat menjawab, malah memilih menghilang di balik pintu.

"Aish~"

Jungkook bergumam lirih.

"Tak bisakah lampunya diterangkan lagi?"

Tanya Jungkook, baru menyadari ruangan yang mereka tempati sedikit remang.

"Yuju mengganti lampunya dengan yang lebih redup tadi." Jawab Eunha.

"Aish! Tiang Listrik itu seenaknya saja di apartemen kita."

Ujar Jungkook seraya mulai menyambar gelas di hadapannya, menuangkan wine itu disana.

"Ini." Jungkook memberikannya pada Eunha dan segera disambut perempuan itu, belum ingin meminumnya karena menunggu gelas milik Jungkook terisi wine.

Jungkook meletakkan botol wine keatas meja dan mulai menabrakkan gelasnya sekilas pada gelas Eunha. Bersulang.

"Minum sedikit saja, selebihnya tunggu duo hiperaktif itu kembali."

Ujar Jungkook seraya mulai menyesap winenya, perlahan.

Eunha mengangguk, ikut menyesapnya sedikit. Rasa pahit dan terbakar segera mendera tenggorokan Eunha, membuat perempuan itu harus memejamkan matanya perlahan.

Jungkook yang melihat tingkah itu sontak tersenyum, meletakkan gelasnya di atas meja sebelum menggeser tubuhnya untuk lebih dekat pada Eunha.

"Berikan padaku."

Jungkook mengambil gelas di tangan Eunha dan meletakkannya juga di atas meja.

"Sudah lama tak menyesapnya jadi membuatmu menderita begini."

Jungkook merangkul bahu Eunha, membersihkan sudut bibir perempuan itu dari lelehan wine.

Eunha terdiam, mendadak kegugupan menderanya dan Eunha tak berani menatap pria itu, menatap yang lain asal bukan mata Jungkook. Jarak wajah mereka sungguh dekat dan jujur membuat Eunha semakin dilanda gugup.

Jungkook kembali tersenyum. Ini kedua kalinya Jungkook mendapati wajah salah tingkah Eunha. Sekarang dan yang pertama saat mereka...

'Aish~' Jungkook bergumam dalam hati, mengusir pemikirannya dari kejadian malam indah kala itu.

Jungkook kembali menatap Eunha, kali ini meletakkan ibu jarinya di atas bibir Eunha lalu mengecup ibu jarinya.

Eunha membulatkan mata, beralih menatap mata Jungkook yang sejak tadi masih menatapnya.

"Apa dia menciummu begitu?" Jungkook bertanya saat telah menjauhkan bibirnya.

Eunha mengangguk. "Benar begitu." Jawab Eunha.

Jungkook tersenyum miris, mengumpat dalam hati atas kebodohannya.

"Maafkan aku."


hai semua kkk'

kembali lagi /wink

maaf baru lanjutin ceritanya, maklumin aja anak kelas 12 v':

jangan lupa buat Vote dan Comment

JEALOUS (PRIVATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang