-- Part 1 --

15.1K 513 12
                                    

Kelas X-3

"Good morning,ladies" sapa sesosok(?) laki-laki berperawakan tinggi dan kulit kecoklatan kepada teman-temannya.

"Pagi juga Alvaro" koor semua perempuan di kelasnya.

Lelaki yang dipanggil Alvaro itu menebar flying kiss ke seluruh penjuru kelas,yang tentunya disambut histeris gadis-gadis disana.

Alvaro kemudian menuju bangkunya di deretan belakang lalu duduk.

"Ras,pinjem pr dong" Dia mencolek punggung teman didepannya.

"Ganteng-ganteng ga buat pr,dasar" Gerutu temannya tersebut,tetapi sambil menyerahkan pr-nya.

"Makasih mantanku" ucapnya seperti pria flamboyan yang dibalas dengan tatapan sinis oleh perempuan itu.

---------------------------------------------------------

Kelas X-6

Lelaki pendek berkacamata memasuki kelas tersebut. Ruangannya masih sepi,hanya ada beberapa 'temannya'.

Dia menuju bangku dan meletakkan tasnya dengan kasar. Kemudian dia mengambil buku Kimia kemudian membacanya.

Tak lama,teman sebangkunya datang.
"Pagi Dicky" sapa perempuan itu.
Dicky hanya mendongak kepala kemudian menggangguk.

"Dicky udah belajar buat ulangan sejarah?" Tanya perempuan itu lagi. Dan lagi-lagi hanya dibalas anggukan.

"Dicky bisa ga sih ngejawab selain anggukan,ngomong kek" Teman duduknya itu mengerucutkan bibir.

Dicky menghela napas.
"Udah Ri" Ucapnya singkat.

Senyum terpancar dari perempuan disampingnya. "Gitu dong daritadi".

Dicky hanya sedikit akrab dengan satu orang saja dikelasnya. Dia adalah Rini,orang yang pertama kali mengajak Dicky kenalan saat MOS. Kemudian Rini pula yang mengajak Dicky untuk duduk dengannya.

Menurut Dicky,Rini itu tidak menyusahkan walaupun sedikit cerewet. Dan itu tak masalah baginya.

Mungkin Rini suka sama Dicky?

----------------------------------------------

"Woi Alvaro tunggu!!!" Beberapa cowok mengejar Alvaro yang membawa bola basket.

"Makanya lari cuy bukan jalan cepet" ejek Alvaro.

Kemudian...

BRUKK!!!

Alvaro tak sengaja menabrak murid lain sehingga murid itu jatuh terduduk.

"Aww.." rintih murid itu.

"Sorry bro! Sini gue bantuin bangun!" Dengan sigap Alvaro mengulurkan tangannya,tapi malah ditepis dengan kasar. Murid itu lalu bangkit,memperbaiki kacamatanya,lalu berjalan melewati Alvaro dan teman-temannya(yang sudah berhasil menyusul Alvaro).

"Anjir,tangan indah gua ditolak" Alvaro memandang telapak tangannya.

"Btw lo lo semua tau gak nama tu anak siapa?" Tanya Alvaro pada teman-temannya.

"Kalo ga salah sih namanya Dicky kelas X-6,coba aja lu cari ke kelasnya" Ucap salah satu teman Alvaro.

"Dicky ya.." Alvaro tersenyum sinis.



To be continued

Mortal EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang