-- Part 5 --

6.2K 351 8
                                    

"Ck!"

Alvaro mendecak lidah sambil terus melihat jam tangannya.

Sudah setengah jam sejak sekolah bubar. Tapi orang yang dia tunggu tak datang juga.

"Harusnya gua nyamperin ke kelasnya tadi. Bukan nunggu kek orang bego disini" Alvaro mengacak-acak rambutnya.

Karena sudah tak sabar, ia memutuskan untuk kembali masuk ke gedung sekolahnya.

"Permisi pak, masih ada siswa ga di dalem?" Tanya Alvaro kepada satpam sekolahnya.

"Yang bapak tau cuma masih ada anggota OSIS aja nak" Jawab pak satpam itu.

"Oh gitu. Makasih ya pak" Alvaro merasa ada yang tak beres.

"Apa dia pingsan di kamar mandi ya?"

Alvaro pergi ke kamar mandi di lantai satu. Nihil.

Dia menaiki tangga tergesa-gesa menuju kamar mandi di lantai dua. Hasilnya sama.

Ia kembali turun untuk mengecek kelas X-6. Pintunya dikunci. Dia memanjat tembok kelas itu dan mengintip lewat jendelanya. Tak ada orang disana.

"Eh,tunggu dulu. Apa dia udah pulang ya?" Pikiran itu tiba-tiba muncul.

Buru-buru ia mengambil hpnya dan mencari kontak Dicky. Hanya terdengar nada sambung saja sampai akhir.

Alvaro menggigit bibir bawahnya sambil terus berusaha menelepon Dicky. Tapi telpon itu tak pernah diangkat Dicky.

"Coba aja gua nunggu dia tadi disini" Alvaro menjambak rambutnya frustasi dan tubuhnya merosot di pintu X-6.

Dari kejauhan dia melihat teman sekelas sekaligus mantannya, Viras.


Alvaro menghampiri Viras yang sedang membaca buku di dekat ruang OSIS.

"Ras.." panggil Alvaro pelan

Viras hanya mengangkat kepala lalu bertanya singkat, "Kenapa?"

"Lo ngapain disini?" Tanya Alvaro basa-basi.

"Nungguin si Febby lagi rapat OSIS" Jawabnya cuek.

"Lo daritadi sini?" Tanya Alvaro lagi dan dibalas anggukan Viras.

"Lo liat Dicky kelas X-6 gak?" Alvaro langsung nge gas.

Viras menutup bukunya dan mengangkat kepalanya.

"Siapa? Yang mana?"

"Dicky,orangnya putih,agak pendek,pake kacamata,trus model rambutnya kayak atap gedung DPR. Liat gak?" Alvaro tak sabar.

"Ga liat orang kayak gitu dari tadi. Tapi tadi gua sempet denger gitu ada anak namanya Dicky dipanggil lewat pengeras suara, tapi gua gatau dipanggil kemana" Viras kembali membuka bukunya.

'Dicky emang kenapa-napa nih'  pikir Alvaro cemas.

"Yaudah,thanks ya infonya ras" Alvaro melambai kepada Viras namun tak dihiraukan.

Alvaro berlari ke belakang sekolah mencari satpam.

"Pak, tadi bapak denger gak pengumuman sebelum pulang yang murid namanya Dicky dipanggil kemana?" Alvaro mencengkeram bahu satpam itu.

"Wah maaf nak, bapak ga denger".

Alvaro benar-benar frustasi saat itu. Dan tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya hingga berdarah.

Kringg..kringg..

Ia merogoh ponselnya dan terkejut siapa yang meneleponnya. Dicky!

"Halo, Ky lu dimanaaaa??" Teriak Alvaro.

"Al.." panggil Dicky parau.

Tutt..tuttt...

Panggilan terputus.

To be continued

Mortal EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang