-- Part 8 --

5.9K 330 17
                                    

Dicky hanya diam saja.

"Jawab gua Ky" Alvaro memegang bahu Dicky erat.

"Maaf saya gak bisa cerita dapet luka itu darimana" Dicky menunduk.

"Gua temen elu Ky, bilang sama gua, elu kenapa?" Alvaro memasang wajah cemas.

Dicky menggeleng kemudian berkata
"Kita main game aja yuk"

-------------------------------------------

"Curang lu Ky,males ah gua maen sama elu" Alvaro membanting stick nya.

"Kamunya aja yang oon" Dicky tertawa.

"Tumben gua liat lu ketawa" Alvaro tanpa sadar tersenyum.

"Sering kok, cuma kamu jarang liat aja" Cibir Dicky.

"Oh ya?"

"Iya"

Lalu hening beberapa saat.

----------------------------------------------

"Ky gua pamit pulang dulu ya. Salam buat nyokap lo" Alvaro bergegas menggendong tasnya.

"Iya, hati-hati dijalan"

Dicky mengantar Alvaro sampai didepan gerbang.

"Oh ya, semoga cepet sembuh ya Ky" Alvaro berbisik sekilas di telinga Dicky.

Kemudian Alvaro masuk ke mobilnya dan tancap gas dengan kecepatan sedang.

Dicky hanya diam mematung.

Apa-apaan tadi?

------------------------------------------

"Pagi Dicky" Alvaro melompat kecil menuju Dicky yang berada di depan lokernya.

Dicky memegang sesuatu. Kertas pink.

Alvaro langsung merebutnya dari tangan Dicky.

Oh,jadi lo belum mati ya? Ternyata ada pangeran berkuda yang menyelamatkan lo hahaha. Coba aja si pangeran ini tau rahasia lo. Pasti lo bakalan dihajar sampe mampus.

Begitulah isi surat yang diterima Dicky kali ini.

"Sumpah ya ni psikopat ga kapok juga" Alvaro menggeram kesal.

"Udah lah. Bentar lagi bel, saya ke kelas duluan" Dicky mengambil surat itu dari tangan Alvaro lalu memasukkannya ke kantong.

Dari kejauhan,seseorang tersenyum licik ke arah Dicky dan dibalas tatapan tajam Dicky.

----------------------------------------------

"Dicky sekarang mainnya sama anak kelas sebelah mulu nih" gerutu Rini.

"Dia ngajakin duluan" Jawab Dicky cuek.

"Kok bisa tiba-tiba kenal sih?" Tanya Rini penasaran.

"Panjang ceritanya" tatapan Dicky tetap tak berpaling dari buku yang dibacanya.

"Dicky juga sekarang jarang curhat ke aku" Rini cemberut.

"Emang saya pernah curhat ke kamu?" Tanya Dicky heran.

"Ihhh dasar Dicky ga peka" Rini bangkit dari duduknya lalu pindah ke bangku lain.

Dicky hanya mengendikkan bahu lalu membaca kembali.

---------------------------------------------

"Virasss!!!!" Teriakan Alvaro menggema di ruang kelasnya.

"Manggilnya sante aja bro gua ga bugeg" Viras memukul kepala Alvaro menggunakan penggaris.

"Hehehe gua pinjem catetan lu boleh ya? Entar kan ulangan, gua belum belajar sama sekali" Pinta Alvaro memelas.

"Yaudah ambil aja, gua mau ke toilet dulu" Viras bangkit dari duduknya.

"Yang mana ya catetannya" Alvaro membuka satu persatu buku Viras.

Saat membuka notebook berwarna pink,sesuatu jatuh dari salah satu halamannya.

Alvaro memungut benda itu dan sangat terkejut melihat benda apa itu.

Itu adalah foto Viras dan Dicky yang sedang berciuman.

To be continued

Mortal EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang