Chapter 3 : Hyerin's

55 9 4
                                    


LIFELESS MEMORY

"Hyerin silahkan perkenalkan dirimu."

Guru baruku menyuruh memperkenalkan diri. Di tengah semester 1 taman kanak-kanak aku harus pindah sekolah. Karena pekerjaan ayah yang tidak tetap. Aku benar-benar malu harus berdiri seorang diri disini. Mau nangis rasanya. Mereka memandangku dengan aneh.

"Na-na-namaku Hyerin Atsushi. Kalian pasti aneh mendengar namaku. Aku setengah korea dan jepang. Salam kenal," aku pun menundukan kepala sembari memberi hormat dan melindungi wajah merahku. Ibu..Tolong., semoga perkenalkan diriku cukup baik.

"Hyerin silahkan tempati kursi kosong di belakang sana,"suruh guru itu.

Aku melihat sebuah bangku kosong nomor dua dari pojok kiri. Di sini duduk sendiri-sendiri berbeda dengan tk ku dulu yang duduk bertiga. Aku berjalan perlahan sambil menunduk. Menarik kursi dan duduk disana.

"Baiklah silahkan buka halaman 8,"suruh guru itu.

Ayahku pindah dengan sangat mendadak. Akhirnya aku pun masuk kesekolah dengan persiapan yang minim. Mereka tidak sempat membelikan buku karena stok murid awal masuk telah habis. Akupun hanya bisa mengeluarkan buku tulis. Hal yang benar-benar tidak menyenangkan untuk sekolah hari pertamaku.

"Namaku Akira."

"Eh?"

"Di sebelah kirimu,"

Aku pun menengok kesebelah kiri dan melihat ada seseorang laki-laki yang tersenyum ke arahku.

"Namaku Hyerin," sahutku dengan malu.

"Aku sudah tau namamu, kamu masih belum mendapatkan buku?"

Aku pun mengangguk perlahan.

"Kalau begitu pakailah bukuku, ini," ujarnya sambil menyerahkan buku kepadaku.

Wah.. dia sangat baik. "Tapi, bagaimana denganmu?"tanyaku.

"Aku bisa berbagi dengan Alice, dia duduk disampingku, di dekat jendela itu." Sembari menunjuk beberapa kali dengan telunjuk tangan kanannya kearah kiri, akupun melihat seorang pempuan dengan rambut cream mendekat putih terlihat fokus membaca bukunya. "Iya, terimakasih." Aku menyambut buku yang dia arahkan padaku. Aku sebenarnya tidak ingin menyusahkannya, tapi kata ibu tidak baik menolak perbuatan baik seseorang.

"Yup.. sama-sama," sahutnya dengan senyum sangat lebar.

Akira terlihat mengangkat meja kemudian kursinya mendekati Alice. Kemudian mereka berbicara sambil tersenyum. Mereka terlihat sangat akrab. Semoga dia mau berteman denganku. Aku masih tidak memiliki teman sama sekali di kota ini.

JAM ISTIRAHAT

Wah.. makanan ibu selalu terlihat enak. Telur gulung dan sosis yang berbentuk gurita, juga udang tepung yang terlihat sangat enak. Aku selalu terpukau ketika membuka kotak bekalku.

"Wah.. itu benar-benar terlihat enak."

"Iya,"sahutku dengan senyum. "Eh?"

"Alice, coba kemarilah. Lihat isi kotak bekalnya,"

Aku benar-benar terkejut Akira sudah berada disampingku.

"Wah.. Ada gurita..." sahut Alice setelah melihat kotak bekalku.

"Itu gurita beneran?"tanya Akira.

Bukankah ini sudah jelas sosis?

"Sosis yang di bentuk menjadi gurita," sahutku.

"Begituya, aku harus minta buatkan ibu," sahutnya kembali.

"Namamu hyerin kan?"tanya Alice

"Iya."sahutku

Lifeless MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang