0.1

7K 249 11
                                    

Ini adalah waktu liburan sekolah, dimana para manusia bermalas-malasan, bergelung dengan selimut yang hangat, berleha-leha ataupun semacamnya yang sangat tidak berguna.

Lain halnya dengan gadis cantik yang sedang berkutat dengan peralatan-peralatan dapur.

Pagi ini Sellen akan memasak khusus untuk ayahnya, dirinya, dan Mbok Darmi. Bunda kedua Sellen.

Sellen sengaja bangun lebih pagi dari Mbok Darmi. Sellen sudah mandiri sejak bundanya meninggal dunia.

Yang mengajarinya masak adalah mbok Darmi. Mbok Darmi adalah seorang asisten rumah tangga yg sudah berkepala empat, Mbok Darmi sudah menganggap Sellen anaknya sendiri, karena Mbok Darmi tidak punya anak bahkan ia hanya hidup sebatang kara. Jadi lah sekarang kedua perempuan beda usia itu memiliki rasa sayang seperti halnya anak dan seorang Ibu.

"Aduh aduh perih." ucapnya sambil mengusap air mata yang diakibatkan oleh si bawang merah.

"Eh Non Sellen ngapain? Sini biar Mbok aja yang masak." ujar Mbok Darmi yang entah sejak kapan sudah berada di dapur.

"Ih gak apa-apa lah Mbok, kali ini Sellen yang masak, Mbok Darmi yang makan. Coba rasain masakan Sellen ya, Mbok?" ucapnya seraya menarik tangan Mbok Darmi dengan halus untuk duduk di kursi meja makan.

Mbok Darmi pun mengulas senyumnya saat melihat anak majikannya yang lancar mengaduk-aduk nasi di wajan.

"Nah selesai, Mbok cobain ya." Sellen pun menyodorkan sesendok nasi goreng seafood yang telah ia buat ke mulut Mbok Darmi.

"Gimana mbok? Enak?" tanyanya dengan semangat, matanya membulat bersamaan dengan binar antusias.

"Iya enak Non." ucap Mbok Darmi sambil tersenyum hangat.

Sellen pun mengulas senyum lebarnya.

"Aaa makasih Mbok Darmi." ucapnya sambil memeluk Mbok Darmi.

"Loh loh loh, makasih buat apa Non?" tanya Mbok Darmi, tapi tak urung membalas pelukan Sellen.

"Makasih udah ngajarin Sellen masak sama udah ngerawat Sellen dari kecil." ucapnya pelan yang masih ada dipelukan Mbok Darmi.

"Itu udah tugas Mbok Non, jangan berterima kasih." balas Mbok Darmi.

"Sellen sayang banget sama Mbok."

Mbok Darmi yang mendengar itu pun tidak langsung menjawab, dia cukup terharu mendengar itu. "Iya Non, Mbok juga sayang sama non Sellen."

"Udah ah Non, Mbok jadi sedih. Mendingan kita makan aja Non, nanti keburu dingin nasi gorengnya." ucap Mbok Darmi lagi sambil menguraikan pelukannya.

"Sebentar ya Mbok, Sellen panggil Ayah dulu." ucapnya yang diangguki oleh Mbok Darmi.

Sesampainya di depan pintu kamar sang Ayah, Sellen tidak langsung mengetok pintunya, ia ragu-ragu.

Sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk mengetok pintu kamar sang Ayah.

Tok tok tok

Tidak butuh waktu lama Anggar-Ayah Sellen-pun membuka pintu kamarnya dari dalam.

"Ayah, Sellen udah masak. Ayah mau makan di ruang makan apa mau Sellen bawakan ke kamar Ayah?" ucapnya sambil menunduk.

Soleil Noir [ END ] ✓Where stories live. Discover now