7.5

640 49 10
                                    

Sellen menatap dengan lamat kepada cowok yang sedang tertidur di sofa ruang tamunya.

Sellen menghela napasnya. Setelah perdebatan yang lumayan memakan tenaga, akhirnya dengan sangat terpaksa Sellen memperbolehkan Raynand untuk menginap di rumahnya. Tak butuh waktu lama setelah Sellen mengizinkan, cowok itu dengan seenaknya sudah merebahkan diri di sofa dengan alasan lelah.

Sellen berjalan menuju kamarnya. Dilihatnya Hana yang baru saja keluar dari kamar mandi, dapat dipastikan bahwa gadis itu habis menggosok giginya sebagai kegiatan rutin sebelum tidur.

"Tadi Kak Edrick nelpon gue, nanyain Raynand. Itu anak udah pulang?" tanya Hana sambil membetulkan letak bantalnya.

Sellen menggeleng. "Raynand nginep di sini, sekarang lagi tidur di ruang tamu."

Hana yang sudah tiduran kembali menegakkan tubuhnya menjadi duduk. "Kenapa lo izinin sih? Gak enak lah kalo ada cowok nginep di rumah cewek."

"Kasihan, Han. Kayaknya dia lagi ada masalah sama keluarganya. Kalo enggak, mana mungkin dia milih nginep di sini daripada pulang ke rumahnya."

Hana memerhatikan Sellen yang sedang mengambil selimut di dalam lemari.

"Eh mau kemana? Tidur, Sel, udah malem." tanya Hana yang melihat Sellen hendak membuka pintu kamar.

Sellen mengangkat selimut bermotif panda, ingin menunjukkannya kepada Hana. "Ngasih selimut dulu buat Ray."

Setelah itu Sellen keluar kamar. Saat sudah berada di dekat Raynand, Sellen menggaruk kepalanya. Rasa canggung dirasakannya saat tangannya terulur untuk membentangkan selimut pada tubuh Raynand.

Mata Sellen teralih pada bantal sofa yang terjepit di perut Raynand. Kemudian ia mengambilnya dengan perlahan.

Sellen mengangkat kepala Raynand dengan pelan agar tak membangunkan Raynand, lalu ia letakkan bantal sofa yang tadi diambilnya ke bawah kepala Raynand.

Sellen hampir saja berteriak saat tangan Raynand memegang tangannya.

Saat itu pula dirinya tertegun mendengar suara Raynand yang Sellen yakini pasti cowok itu tengah mengigau. Tapi perkataan cowok itu nyata adanya, seperti keinginan dari lubuk hatinya.

"Gue sayang Sellen, gak mau dijodohin gini."

Saat itu juga pertahanan Sellen runtuh.

Gadis itu menangis, lagi.



✴✴✴

Dengan perasaan campur aduk Sellen membangunkan Raynand yang masih tertidur pulas di sofa. Padahal Sellen saja sampai meringis melihat tidur nyenyak Raynand, badan Raynand akan pegal.

Raynand menggeliat. Sellen akui, Raynand lucu saat ini.

"Ray, bangun. Jangan tidur lagi." kata Sellen yang melihat Raynand akan menutup matanya kembali.

Raynand mengerjap, lalu terduduk dengan mengucek matanya. "Kenapa, Len?"

"Ini jam 5 pagi, mending lo pulang. Bukannya ngusir, tapi hari ini sekolah, seragam lo masih di rumah kan?"

Soleil Noir [ END ] ✓Where stories live. Discover now