Author Pov
Tugas matahari yang menyinari paginya dunia telahbusai, sekarang saatnya sang tata surya itu masuk ke dalam sarangnya. Sedangkan jauh disana Bulan tengah mempersiapkan diri untuk menemani sang bintang bintang kecil di langit malam hari. Dan nyanyian merdu burung burung pun sudah mulai terdengar.
"Dino, Thalia pengen naik itu." rengek nya,Thalia menunjukan jarinya pada arah jarum jam 2, dia menunjuk suatu wahana yang menguji adrenalin*adrenalin lagi dapet cobaan ya. GIANT SWING.
"Mati lah gua"Dino mendengus pelan
Pasal nya sudah dari siang hari mereka bermain main disini dari mulai; Dunia lain, Roller cosster, Dragon rider, Dunia raksasa, Vertigo trans, Kincir angin besar, The ocean dan masih banyak lagi.
Pasalnya lagi, gadis itu tidak terasa lelah, malahan dia ingin menaiki semua wahana yang ada di sini. Sekarang Thalia sedang beralih pada wahana Giant Swing, sebuah ayunan raksasa yang sudah siap mengaduk aduk isi perut para penaik nya. Tidak termasuk Dino, dia sedari dulu takut untuk menaiki wahana yang satu ini.
Thalia dan Dino sekarang tengah berada di sebuah keramaian yang di penuhi oleh remaja remaja seusianya. Apalagi kalau bukan TSB, Dino yang mengajak Thalia ke tempat ini padahal tujuan pertama mereka adalah menyelesaikan tugas dari Pak Marmud, eh Pak Mahmud maksudnya.
Flashback on..
Setelah Thalia selesai sarapan di restoran bersama Dino mereka langsung bergegas menuju parkiran dimana mobil sport milik Dino berada.
"Silahkan masuk tuan putri" dino membukakan pintu penumpang dan seraya sedikit membukukan tubuh nya layaknya sang pelayan.
Thalia diam berusaha menormalkan detak jantungnya, belum lagi rona merah yang muncul di pipi manisnya.
Dino kenapa sih lu selalu bikin gua malu. Bukan malu dalam artian ejekan ya.
"Ayo tunggu apa lagi" ucapan Dino membuyarkan lamunan Thalia.
Thalia masuk kedalam mobil, sedangkan Dino memutari mobil dan segara masuk ke dalam.
Saat ini detak jantung Thalia semakin tidak terkendali*percayalah setelah pulang, mungkin dia akan memeriksanya ke dokter. Karena tangan kiri Dino yang menggenggam erat tangan Thalia, sekali kali dia usap punggung tangan itu. Dan tersenyum kepada pemiliknya, Thalia tersenyum dan rona merah dipipinya sekali lagi datang.
Dino yang menyadari bahwa gadis itu blushing. Dia segara...
Cup.
Dino mencium pipi kanan Thalia, thalia menundukan kepalanya karna malu.
Dino mengangkat dagu Thalia, "maaf ta, gua tadi cuman..." ucapan Dino terpotong
"Gapapa Dino" Thalia tersenyum kepada Dino.
Dino mengarahkan kepala Thalia untuk bersandar di pundaknya, Thalia yang tau pun menurut pada Dino.
Yang Dino rasakan saat ini adalah BAHAGIA, entah benar atau tidaknya dia menyukai Thalia. Saat dia berada di dekatnya jantung dino seakan ingin berhenti berdetak.
Lain lagi yang Thalia rasakan, NYAMAN satu kata yang ada di pikiran nya saat bersama dengan Aldino.
Siang ini bandung sangat ramai, jalanan pun sudah seperti tempat parkiran. Karna sudah 2 jam lebih mobil Dino tidak bisa bergerak kedepan maupun mundur.
"Ta, tetep kayak gini ya" pinta Dino tulus, saat kepala Thalia masih berada di pundak nya.
Thalia mendongakan kepalanya ke atas dan tersenyum bahwa jawaban nya "ya"