Part 11

83 11 4
                                    


Author Pov

Setelah selesai mengantar pulang Thalia, Dino langsung pulang menuju rumah nya yang tak berada jauh dari rumah Thalia.

"ASSALAMMUALAIKUM, COGAN PULANG NI" teriak Dino dari ambang pintu serta menyenderkan bahu dan kepalanya di senderan pintu dan tidak lupa melipat kedua tanganya di depan dada.

"Assalamualaikum, ma, pa, nata, bibi sri, pak yayat?" Semua orang yang tinggal disini dipanggil oleh nya, layaknya guru yang mengabsen muridnya.
Tak ada jawaban, dari dalam sana, tak ada tanda tanda kehidupan, hanya terdengar sura jarum jam yang berdetak.

grusak..
grusuk..
grusak..

"Halo, ada orang?" Tanya nya pada suara berisik yang berasal dari ruang keluarga. Disana gelap, lampu nya dimatikan.

"Duhh, mana ya anting ku?" gelagatnya seperti mama ucap Dino pelan.

Dia menepuk pundak wanita yang di pikir mama nya itu. Satu tepuk kan, tak berpengaruh pada wanita yang sedang jongkok, tangan nya meraba raba setiap sudut di meja tv.
Dua tepuk kan, tetap sama.
Tiga tepuk kan,wanita itu menengok sebentar dan melanjutkan tugas nya mencari benda atau apa itu yang hilang.

"Kok putih gitu ya mukanya? Jangan jangan ini bukan mama? Ini setan yang mau nyulik gue, karna tau gue sendirian dirumah." Ucap nya seraya mengambil ancang ancang untuk lari kabur.

Sedangkan wanita itu sibuk, mencari cari barang di loker, di meja dan di mana pun sudut yang dapat dia jangkau.

Satu
Dua
Tigaaa

"Lahh kok, gua disini bukan nya gua lagi lari?" Ucap nya dengan sekuat tenaga untuk mencoba berlari.

"Baju gue, plis setan, Dino belum mau di culik, Dino belum ngucapin kata kata terakhir ke mama, papa, nata, thalia sama temen temen yang lain. Kan ga enak kalo pergi tanpa pamit, biar berkah yayaya? Dino pamit dulu, lepasinnn!" bujuk Dino pada setan itu. Dino menutup kedua wajahnya dengan tangan nya karna takut melihat setan, tanpa sadar air matanya sudah mengalir deras membasahi pipi nya.

"Hehh, ngomong apa si kamu?" Ucap wanita itu membalik kan tubuh anaknya, Dino. Dan mencoba melepas kan tangan Dino dari wajahnya.

"Hikss, hikss"

"Lahh kok nangiss ni anak?"

Lohh suara nya kayak suara mama, apa setan nya udah rasukin mama? Oh tidak

"Setan gue ga punya salah sama lu, kenapa lu jahatin mama gue? Kenapa lu rasukin dia?" Ucap nya lantang, tapi tetap dengan muka di tutup.

"Dino apaansih? Ini mama kamu"

Dino merenggangkan jari jarinya sehingga dapat celah untuk mengintip 

"Lohhh mama?" Kaget Dino, sambil nyengir lebar karna dugaan nya terhada setan itu salah besar.

"Iya, kenapa? Bentar tadi siapa yang kamu bilang setan?" Ucap Larissa sambil menjewer telinga anak nya hingga kepala Dino sedikit terangkat. HEHE KEJAM.

"Siapa penculik? Siapa Thalia? Pamit ke mana kamu? Mau kemana hah?" Tanya Larissa sambil menaruk tangan nya di pinggang.

"Mama kok mukanya di putih putihin gitu? Trus ngapain jongkok jongkok deket meja? Itu juga ngapain anduk masih dililit-tin di kepala?" Tanya Dino tak mau kalah

Ucapan Dino seakan menyadarkan Larissa pada tujuan pertama nya, ya mencari anting berlian miliknya. Wajah Larissa yang tadi nya memerah karna emosi seakan berubah menjadi lembut.

"Anting mama ilang no, cariin dong!"pinta mamanya dengan muka merajuk

"Yaelah ma, kalo udah ilang susah nyarinya. Lagian ma kalo punya yang berharga itu harus di jaga baik baik, kalo ilang susah balik nya maa susahhhh. Kalo pun balik, engga bakal kayak dulu lagi" ujar nya sambil berjalan meninggalkan Larisaa dengan sejuta harapan nya untuk menemukan anting itu, lenyap sudah.

DINOTHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang