CF-1

18 4 0
                                    

Drrt drrt drrt

Sebuah handphone diatas nakas bergetar dan berkedip-kedip. Dengan malas tangan itu menyambarnya dan menggeser tombol berwarna hijau disana.

"pagi sayang, saatnya bersiap kesekolah barumu, maaf mama gak bisa nganter, kapan-kapan kalo ada waktu mama anter deh"

Beep

Sambungan itu diputus sebelah pihak. Dengan susah payah gadis itu bangun menuju kamar mandi.

Mempersiapkan diri untuk masuk ke sekolah barunya.

Setelah perjalanan dari Jepang semalam, matanya masih terasa berat.

Blamm

Pintu kamar mandi tertutup cukup keras.

Kini hanya terdengar guyuran air shower disana.

Tak butuh waktu lama gadis itu sudah siap dengan seragamnya. Membiarkan rambut pendeknya terurai.

Masih malas ia melangkahkan kaki turun.

Suara benturan piring diatas meja terdengar hingga pintu kamarnya.

"Dasar pemalas, jam segini baru bangun? Cewek macam apa sih lo?" belum sampai menyentuh kursi makan, suara bariton sudah menyambutnya.

"Aelah bang! Masih ngantuk tau!" protesnya.

"awas aja kalo besok lo masih telat bangun! Gue tinggal lo!"

Kejem amat jadi abang, batinnya.

"nih makan" pemilik suara bariton itu menyodorkan sepiring roti yang sudah ia siapkan dan segelas susu.

Gadis itu menatap malas.

Mengunyahnya asal dan menelan.

"Ryuu, makan yang bener napa si!"

"Aelah! Berisik amat lo jadi orang!" keduanya bertatapan sengit. Dengan cepat abang itu meneguk susu dan berlari keluar.

"eh-eh... Tungguin bang!" pekik gadis itu yang tidak lain adalah Ryuu.

Segera ia berlari kekamar dan menyambar tasnya asal.

Ia tidak mau ditinggal abangnya.

Kejem amat si tu orang, dulu mama ngidam apaan bisa jadi kaya gitu, gerutunya kesal.

Dengan cepat tangannya menyambar helm dan mengunci rumah.

Abangnya sudah siap bertengger diatas motor dengan wajah sebal.

Diperjalanan, tak ada seorangpun dari mereka yang bersuara. Keduanya diam hingga sampai ke parkiran.

"kemana nih bang?" tanya Ryuu yang sudah kebingungan dari tadi.

"nggak tau!" ujarnya kesal.

Ryuu mengerjap-ngerjapkan matanya bingung, pasalnya abangnya itu terlihat kesal dengan memajukan bibirnya beberapa senti.

Hal itu sukses membuat Ryuu menahan tawanya.

Saat Ryuu hendak mengikuti abangnya tiba-tiba, abangnya iyu berbalik dengan tatapan tajam.

"ini semua gara-gara lo! Coba lo bangun lebih pagi, gak bakal kita telat gini!" ujarnya sambil menyilangkan tangan didepan dada. Ryuu hanya geleng-geleng melihat tingkah abangnya itu.

"b aja kali bang! Noh ada ruang guru, nanya kesitu yuk!" Ryuu menarik tangan abangnya kearah yang ia tunjuk tadi.

Benar saja, memang banyak guru tengah mempersiapkan materi yang akan mereka ajar.

Cage FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang