Terjadi aksi kejar-kejaran antara duo prince SMA Brahmana.
Sontak, para fans mereka langsung mengabadikannya di smartphone masing masing.
Anjing! Bikin malu aja si ni bocah! Nemu dimana gue bisa barengan sama ni bocah!, dengus Kiki kesal.
Nafasnya ngos ngosan.
Tanpa arah mereka berlari.
Sampai....
Deg
"OMG!" pekik Kiki kaget.
Yups. Wanita dengan setelan jas dengan rambut yang digerai langsung menjadi pusat perhatiannya. Diikuti dengan siswa lain yang tadi sempat merekam aksi Kiki dan Bobby.
Kiki sontak mematung. Begitu pula Naya.
Sedetik kemudian segaris senyum terukir diwajah Naya.
"segitu kagetnya liat saya disini" cibir Naya. Kiki perlahan mendekat ke Naya.
"ehm.." Kiki berdeham canggung. Naya hanya tersenyum menatap Kiki.
"ehm... Mari bu, silahkan lewat sini" ujar guru disamping Naya.
Sedari tadi guru itu hanya menatap bingung keduanya yang sudah bak sinetron india. Guru itu menggeleng sambil mempersilahkan Naya menuju suatu ruangan.
Kiki menatap punggung mamanya bingung. Matanya mengerjap beberapa kali.
Tak lama, keadaan kembalinseperti semula. Anak anak yang menatap keduanya langsung acuh mengabaikan mereka. Meski beberapa ada yang masih kepo.
"lo kenal sob?" ujar Bobbuly menepuk pundak Kiki. Sontak Kiki sedikit kaget.
"eh- ehm.. Apa?"
"aelah... Segitu terseponanya elu sampe ga denger gue nanya apaan? Huh?" cibir Bobby. Kiki berdecak kesal.
"gini ya gue yang ganteng ini bakal ngulangin apa yang gue tanya tadi 'lo kenal sama guru baru tadi?' udah paham?"
Melihat tampang Bobby yang mulai sok tahu membuat Kiki muak. Ingin rasanya pergi keantariksa agar dirinya tidak bertemu dengan manusia se-spesial Bobby.
Guru baru apaan, itu mama gue tau!, dengus Kiki.
Dengan malas ia melangkah kan kaki menuju kelas.
Tunggu!, Kiki tiba tiba berhenti mengakibatkan Bobby yang ada dibelakangnya menubruk punggung Kiki.
"lo apa apan sih Ki! Kalo berhenyi sein dulh kali! Jan kayak emak emak lu, asal setop aja" omel Bobby kesal. Kiki yang teringat sesuatu buru buru mengambil ponsel disakunya.
Mencari kontak seseorang. Menghubunginya secepat mungkin.
"ayo angkat dong!" Kiki berlari meninggalkan Bobby yang verteriak teriak memanggil Kiki. Tujuannya hanya satu.
Gudang.
*
Hari ini, taman kota sedang sepi. Padahal cuaca sangat mendukung untuk piknik.
Pasalnya masih jam sekolah, otomatis pengunjung taman pun berkurang.
Ryuu berbaring dibangku taman dekat air mancur. Menikmati damainya taman ini.
Kesadarannya diambang batas. Rasa kantuk hampir menguasainya. Sampai dering ponselnya memaksanya menjawab panggilan itu.
"BANGKE! SERIUS LU BANG!?" Ryuu yang sedang berbaring manja langsung terduduk dari posisinya. Matanya melotot tak percaya.
"ni bocah dikasih tau bukannya terimakasih malah ngatain! Udah dimana lo sekarang? Mama disekolah nih! Gue gak mau tau lo kudu ada disini SE.KA.RANG!" omel Kiki panjang penuh penekanan.
Pikk
Sambungan dimatikan.
"mampus gue!" Ryuu segera menyambar topi disampingnya dan buru-buru berlari ke parkiran.
Tak peduli tukang parkir meneriaki Ryuu meminta karcis tak dihiraukannya. Hal terpenting saat ini adalah sampai disekolah secepat mungkin.
Sekilas diliriknya jam tangan yang bertengger ditangan kirinya.
Bagus, masih jam istirahat.
Dalam hati, Ryuu berdoa jalanan selancar jalan tol agar Ryuu dengan leluasa memutar pedal gas kuat kuat.
Dewi fortuna berpihak padanya. Jalanan kota lumayan lancar.
Suara klakson memekik kencang setiap Ryuu memotong jalur pengendara lain. Tak peduli dengan polisi yang akan menghentikannya nanti, ia yakin polisi polisi itu sedang sibuk menonton sinetron india sampai sampai tak peduli dengan seirang pengendara motor ugal ugalan seperti dirinya.
Ah, tidak bisa dikatakan ugal ugalan juga sih, kan Ryuu main cantik, batinnya.
5 menit berlalu. Akhirnya ia sampai diparkiran dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu kemerdekaan Indo- loh kok malah baca amandemen?
Balik lagi.
Jarak yang cukup jauh hanya ditempuhnya dengan waktu singkat. Ryuu memang cocok dikandidatkan sebagai pembalap sepertinya.
Buru buru ia memarkir asal motor Kiki dan berlari menuju kelasnya. Tak lupa menarik kunci setelah memastikan keamanan motor.
Disepanjang koridor, pandangan langsung tertuju padanya. Bagaimana tidak? Dengan penampilan yang tidak mencerminkan seorang siswa sama sekali -denim dan jaket kulit- dan berlari disepanjang koridor, tentu menarik perhatian bukan?
Tak menghiraukan tatapan bingung para siswa ia terus berlari sampai dikelas. Mengambil kursi paling pojok dan duduk.
Nafasnya tersenggal. Dengan sigap seseorang langsung menyodorkan air dihadapannnya.
"thanks" ujar Ryuu. Ia langsung menegak habis air dibotol itu. Menyisakan tatapan tak percaya orang yang menberinya tadi.
"lo sehat kan Ryuu?" tanya seseorang yang memberinya air tadi. Suara yang cukup familiar ditelinganya.
Ryuu mengangguk lemas.
"Dill, ikut gue bentar" Ryuu menarik paksa tangan Dilla.
Dilla yang hendak protes langsung bungkam karena tarikkan Ryuu lebih kuat.
####################################
Haallllooooo
Pegel nih jempol oe ngetik cerita kejar tayang wkwk *bodo amat #plak
Haha
Si Naya segalak apa sih sampe Ryuu bela belain kesekolah ngebut?
Thx ヾ(≧▽≦*)o
KAMU SEDANG MEMBACA
Cage Family
Random[on going] [Slow update] [second story] Sebuah keluarga kecil yang absurd. Saling melengkapi dikala senang dan sedih. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu dan penyesalan yang menyenangkan. Cerita ini bakal nggak ada konflik yang berarti, mung...