CF-6

10 4 2
                                    

Ryuu memutuskan untuk keluar jalan-jalan sejenak. Hitung-hitung sambil perkenalan lingkungan baru lah.

"bang, Ryuu jalan bentar"

"oit" jawab Kiki singkat. Matanya fokus pada acara didepannya.

Ryuu mengangkat bahu dan berlalu pergi.

Komplek ini sepi amat,batin Ryuu.

Ryuu dan Kiki tinggal disalah satu kompleks perumahan elit.

Tak heran jika kompleks ini sepi.

Penghuninya mayoritas berasal dari kalangan atas. Atas se.ka.li.

Ryuu menapak perlahan sembari menendang-nendang kecil kerikil yang ada disepanjang trotoar.

Mulutnya menyiulkan lagu tak jelas.

Kompleks ini lumayan luas karena terdapat area bermain golf, taman dan danau buatan kecil.

Pemandangannya juga lumayan sejuk.

Sore-sore seperti ini paling enak duduk santai ditepi danau sambil menunggu matahari terbenam.

Langsung saja, kakinya berbelok menuju bangku yang ada ditepi danau sana.

Tak banyak yang berlalu lalang.

Suasana sangat lenggang.

Bahkan mendekati sunyi.

Hanya suara jangkrik dan beberapa hewan malam yang siap terbang mencari makan.

Akhirnya ia memutuskan menghabiskan waktu dengan berkeliling komplek dan jalan-jalan.

Langit sudah gelap.

Kakinya sudah melangkah jauh dari perumahan.

Ia berjalan menyusuri gang yang cukup dekat dengan gerbang komplek.

Aduh, laper nih, keluhnya sambil mengelus perut.

Terbesit keingingan untuk pergi.

Hingga seseorang menggengam tangannya.

Deg

"nggak ada siapa-siapa kok" gumamnya.

"alah, palingan juga setan iseng. Gak tau apa kalo gue laper bisa gue makan juga tu setan" dumel Ryuu.

"to-tolong!!! Tolong!! Siapa saja tolong!" teriak seorang wanita entah dari mana.

"lah! Masa iya setan minta tolong? Pan belum gue apa-apain" gumam Ryuu sambil terus berjalan.

"TOLOONGG!" kali ini teriakkan wanita itu lebih keras.

"beh! Bukan setan nih, fix! Gak bisa dibiarin nih! Gue musti nolongin!" pekik Ryuu semangat.

Ia tampak celingukan mencari sumber suara. Nihil.

Wanita tadi tidak berteriak lagi.

Ia kehilangan arah pencarian.

"tolong!"

Pelan namun pasti, Ryuu mendengar teriakkan lirih wanita itu.

Ia langsung menuju arah suara.

Dibalik kegelapan. Samar-samar ia melihat bayangan manusia.

Didapatinya seorang wanita tengah bersandar pada sebuah pohon besar.

"kayaknya tante itu lagi terpojok" pikir Ryuu.

Tanpa basa-basi lagi ia mengambil ancang-ancang.

Sekencang mungkin ia berlari.

Dengan bertumpu pada kedua kakinya ia langsung meloncat.

Kepala pria dihadapan wanita itu menjadi sasarannya.

Cage FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang