"MAMAAAAA!" teriak Kiki.
Naya yang sedang membersihkan meja makan segera keluar.
"ada apa bang?"
"ma! Gimana mau berangkat, motornya kan dipake Ryuu!
"yaudah pake mobil mama dulu gih, keburu telat loh"
Dengan malas Kiki berangkat dengan mobil Naya.
Lo kabur kemana so? Pake bawa motor gue lagi!, dengusnya sebal.
Gue lagi gak pengen kena murkanya mama, jawab Ryuu difikiran Kiki.
Kenapa emang?
Bukan urusan abang
Tunggu, tunggu! Ini kita lagi acara pake mind link gitu?
Dasar bego! Ini tuh pikiran lo sendiri kali, Ryuu itu gak lagi mindlink an sama elo
Kiki menggeleng geleng cepat mencoba menghilangkan bayangan Ryuu dikepalanya.
Kiki tersenyum tipis. Mobilnya terus melaju membelah jalanan Bandung.
*Dilla mencoba menghubungi Ryuu karena gerbang sudah hampir ditutup.
Nihil.
Panggilan dan pesannya tidak dibaca oleh Ryuu.
"ni bocah nangsang dipohon mana si? Jam segini belum nongol juga!" dengus Dilla sebal.
Kepalanya terus celingukkan mencari batang hidung Ryuu.
"eh-eh itu kak Kiki kan?" tanya buang waktu lagi, Dilla segera mendekati Kiki tak peduli dengan tatapan kaum hawa yang seperti ingin menerkam siapapun yang berani mendekati Kiki.
"kak! Ehm- Ryuu nya ad-" belum lengkap pertanyaan Dilla, Kiki memotongnya dengan tatapan dingin.
"Ryuu gak masuk" jawabnya ketus dan segera meninggalkan Dilla.
"tapi kenapa kak? Ryuu sakit? Parah nggak? Dirawat dimana? Kok ditelpon nggak di-"
"ssst! Diem please! Lo berisik!" Kiki berucap tegas dengan penekanan diakhir kata.
Dilla meneguk salivanya.
Kiki melangkah menuju kelas dengan cepat. Ia risih ditatap begitu banyak mata.
Ditempat tadi, Dilla masih terbatu. Ia mengerjapkan matanya cepat.
Mencoba membangunkan kesadaran untuk segera bergerak menuju kelas.
"weeh sob! Tumbenan bawa mobil, moge lo mana?" tanya Bobby yang muncul tiba-tiba entah dari mana.
"anju! Ngagetin aja lo kaya dedemit nongolnya gak salam dulu" ujar Kiki sembari mengelus dadanya.
Sedangkan Bobby hanya cengengesan disamping Kiki.
"Ki! Lo tai nggak?"
"bukan lah, gue ini bangsawan, elo tu yang tai" ujar Kiki sewot. Bobby hanya berdecak kesal.
"bukan gitu maksud gue, BG! Ini gue mau ngomong serius"
Kiki memperhatikan Bobby setengah jijik.
"hmm apaan?"
"gini ya, gue ada temen, cowok, semalem dia cerita kegue kalo dia lagi berasa aneh"
"aneh gimana?"
"ya... gitu, dia kalo ketemu cewek itu biasa aja, tapi pas ketemu satu cewek, jantungnya tu berdebar kenceng bat dah! Mau itu cuman liat mata, hidung, rambut, jempol, kentut- eh- maksud gue sepatu, de el el dia berdebar cuy! Dan parahnya lagi ternyata temen gue cuwan berdebar gitu ke adek sohibnya bray! Terus semalem dia nanya gue, lo tau kan gue ga ahli kesehatan jantung, ao gue putusin buat nanya lo dulu, siapa tau lo tau" jelas Bobby panjang lebar.
Kiki mengernyit heran.
"disini elo ga lagi nyeritain diri lo dari sudut pandang orang ketiga kan?" tanya Kiki menyelidik.
"eh- ehm ya nggak lah, ini gue ada temen dulu SMP curhat gitu kegue... So? Gimana?"
Kiki menatap Bobby curiga.
"Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, mengatakan pengebab jantung berdebar cepat itu karena beberapa zat kaya, nikotin, kafein, dan alkohol yang bisa ngeganggu kesehatan jantung.
Zat-zat itu menganggu sinyal elektrik yang memerintahkan jantung untuk berdetak. Saat terganggu, jantung pun akan berdetak lebih kencang dari biasanya. Pekara ini, bisa jadi karena temen lo ada penyakit hipertensi, anemia de el el. Bisa juga akibat kebiasaan hidup ga sehat. Cepet cepet diperiksain ke dokter aja sih, saran gue, sebelum ntar malah fatal" jelas Kiki panjang yang membuat Bobby melongo.
"itu mulut tutup dulu coba! Kasian lalat yang masuk ntar, bisa mati sia sia ntar" cibir Kiki.
"ada penjelasan lebih 'simpel' nggak?" ujar Bobby akhirnya dengan penekanan di kata 'simpel'.
"gak" ujar Kiki singkat, padat dan jelas.
Karena moodnya yang sudah butuk sejak pagi, ia memutuskan kabur ke kantin.
Mengisi kekosongan.
Kekosongan perutnya. Lagi.
"bangke gue ditinggalin mulu! Mana lagi curhat, aelah" segera Bobby kabur mengejar Kiki.
Hap
Dengan cepat ia merangkul leher Kiki lalu terkekeh seakan tak berdosa.
Kiki berdecak kesal.
"lo napa sih bete mulu dari tadi gue perhatiin"
Kiki melirik Bobby malas.
"udah, sok atuh cerita ma akang" ujar Bobby sambil menoel dagu Kiki.
Kiki menatap Bobby jijik.
"kelakuan lo ga bisa lebih aneh lagi emang?"
"bisa! Mau bukti?" tawar Bobby dengan nada menggoda.
"amit! Amit! Ogah! gak jadi!" Kiki bergidik ngeri dan segera menjauh dari Bobby.
"udah jujur aja, elu gak nahan kan, mau akang godain" Bobby mengerling genit.
"sarap ni bocah" gumam Kiki sembari kabur menjauhi Bobby.
"Ki! Tungguin belahan hati nya dong jan main tinggal!"
"KIKIIIII!! ABDI BOGOH KA ANJEUN" pekik Bobby sembari mengejar Kiki.
Kiki sudah kesal ingin menendang pantat Bobby memilih menjauhinya.
Sebelum terjadi hal hal yang (hanya) diinginkan Bobby.
Terjadi aksi kejar-kejaran antara duo prince SMA Brahmana.
Sontak, para fans mereka langsung mengabadikannya di smartphone masing masing.
Anjing! Bikin malu aja si ni bocah! Nemu dimana gue bisa barengan sama ni bocah!, dengus Kiki kesal.
Nafasnya ngos ngosan.
Tanpa arah mereka berlari.
Sampai....
####################################
Sampai apa ya?
Maafkan typo bertebaran yos!
Dan juga kegaje an tiada akhir ini.
Thx ヾ(≧▽≦*)o
KAMU SEDANG MEMBACA
Cage Family
Random[on going] [Slow update] [second story] Sebuah keluarga kecil yang absurd. Saling melengkapi dikala senang dan sedih. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu dan penyesalan yang menyenangkan. Cerita ini bakal nggak ada konflik yang berarti, mung...