Mikha masih berkutat di kursi tempat menunggu datangnya bus. Namun sudah lebih dari 1 jam, tapi busnya tak kunjung datang. Setelah pulang nanti Mikha akan memberi pelajaran pada Fran(abangnya) karena lebih memilih kencan dengan kelasihnya dibandingkan menjeput adiknya yang seperti orang gila di halte bus.
Mikha beralih melirik pergelangan tanganya. "Gila, udah jam empat."
Mikha menopang dagunya dengan telapak tangan sambil menyapu seluruh penjuru tempat. Hanya ada motor dan mobil yang berlalu lalang di jalan raya. Saat Mikha ingin berdiri, suara gas motor mengejutkanya.
Cewek ini menyipitkan mata saat motor merah berhenti tepat disampingnya. Orang itu yang tak lain cowok membuka kaca helm dikepala lalu menengok kearah Mikha.
"Galih kan?"
Galih, dari kelas 11 juga namun berbeda kelas dengan Mikha. Lagi pula Mikha tak terlalu kenal dengan Galih. Hanya sering berpapasan saat dikantin atau ruang guru, karena Galih juga wakil ketua kelas. Sama dengan Mikha.
Galih itu juga salah satu cowok yang terkenal, bukan hanya tampan tapi juga ramah, itu yang sering Mikha dengar tentang Galih dari Shasa. Jika dibandingkan antara Galih dan Vano itu sangat berbeda jauh. Eh, kok nyasar ke Vano?
"Lo gak pulang?" tanya Galih menunggu jawaban.
"Nunggu bus gak dateng, lo sendiri?" jawabnya dengan pertanyaan.
"Ini gue mau balik, bareng?" tawarnya sopan.
"Emm, gak ngrepotin?" Tanya Mikha balik, bukankah ini kesempatan. Terus terang, Mikha hanya basa-basi.
"Enggak, yuk." jawabnya cepat.
Mikha mengangguk lalu melangkah untuk menaiki motor merah Galih dengan memegangi pundaknya yang dibaluti jaket. "Misi,"
"Udah?"
"Udah."
Tak banyak bicara di jalan tadi, tepatnya memang tak berbicara sama sekali. Mikha yang canggung dan Galih yang bingung ingin bicara apa.
"Mikha,"
"Iya?" Mikha tersadar dari lamunanya.
"Udah sampe,"
"Oke." Mikha masih duduk di kursi motor Galih tanpa sadar dengan apa yang dibicarakan. "Udah sampe," Galih menyahut lagi.
"Iya, eh eh... duh sorry! Sumpah gue linglung." jelasnya menahan malu, lalu turun dari motor milik Galih masih menahan malu.
Galih terkekeh pelan.
"Maaf, em ... Makasih banyak ya. Gue belum kenal deket sama lo, tapi buat hari ini makasih banget." ucap Mikha dengan tersenyum, begitu dengan Galih yang membalas tersenyum.
"Masama, duluan ya." Galih menutup kaca helmnya lalu menyalakan mesin motor.
"Hati-hati ya!" teriaknya masih terdengar oleh Galih, hanya dijawab dengan anggukan dan klakson motornya dua kali.
Mikha berbalik lalu mengetuk pintu rumahnya yang berwarna coklat terang itu.
"Hello! Ada penghuni gak nih?"
"Iya sabar..."
Ceklek
Fran menguap lalu menyengir lebar. "Eh adek abang udah balik,"
"Eh adek abang udah balik," tiru Mikha dengan nada mengejek.
"Tadi kecapean abis jalan sama Mia, jadi abang tidur." kata Fran lalu duduk disofa bersama dengan Mikha. "Untung aja ada Galih," gumam Mikha pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tom and Jerry
Teen FictionPertengkaran sengit yang tak henti-hentinya terjadi. Mulai dari masalah kecil yang dibesar-besarkan hingga masalah besar yang meledak kemana-mana. Mereka bilang, Vano dan Mikha tak akan pernah bersatu walau dalam keadaan apapun. Tapi ada sebagian ya...