chapter 5

12K 272 79
                                    

Kami berempat turun di halte bus, menuju salah satu mall yang menyediakan perlengkapan sekolah.

Kami berempat berjalan memasuki pintu mall. Aku - stevani - Adrian dan  cowok yang disamping adrian tadi berjalan menuju tempat perlengkapan sekolah.

Stevanie membeli taplak meja, vas bunga beserta bunganya dan tiga buah kemoceng, sementara aku membeli buku Absen sebanyak sepuluh buah.

Vani membayar belanjaan kami dikasir.

"Mumpung kita sudah disini jalan jalan sebentar yok" seru vani yang disambut semangat oleh adrian dan temannya

"Kita langsung pulang aja yok" ujarku menolak, karena aku takut mama mengkhawatirkanku, apalagi aku pulang naik bus
Tadi aku udah sms mama sih ngasih tau pulang agak telat

"Takut dicariin sama pacarmu ya Ay?" Tanya adrian yang membuatku kesal

"Pasti takut dicariin orang tuanya, dasar anak mami" seru temannya adrian membuatku semakin kesal.
Adrian sama temannya sama aja, sama sama buat jengkel

"Bentar aja kog tha, kita keliling sekali aja habis itu pulang" rayu vani

"Udah besar gini masih takut kena marah orang tua, kita udah besar lagi Ay, bukan anak SMP lagi" lagi lagi omongan adrian tidak berperasaan

" ya udah ayok, tapi pulang cepat ya" seruku

Kami berempat menitipkan barang yang kami beli tadi di tempat penitipan barang. Mereka bertiga dengan kompaknya mengajakku ke zona permainan. Karena tidak mau di ejeki anak mami lagi, akhirnya aku mengikuti kemauan mereka. Kami berempat bertaruh, siapa yang kalah dia yang beli minum.

Kami berempat bertanding dengan begitu hebohnya, dari cerita mereka selama main games, aku mengetahui bahwa Stevani, Adrian dan Hans temannya adrian adalah satu SMP dulunya.

Hampir dua jam kami bermain, dan stevanie kalah lima poin dariku. Akhirnya kami memutuskan untuk nongkrong di sebuah cafe untuk sekedar minum.

Kami mengambil meja paling sudut yang bersebelahan dengan kaca, sehingga kami bisa nongkrong sambil menikmati pemandangan diluar. adrian langsung duduk disampingku. stevani dan hans duduk menghadap kami.

"Ternyata anak mami kayak kamu hebat juga main games ya" ujar hans padaku saat kami duduk menunggu pesanan kami

"Gini gini aku sering juga ke main di zona permainan ya, makanya jangan anggap remeh" seruku

"Padahal kami ajak taruhan karena kami pikir kamu gak tau main Ay, biar kamu yang bayarin minumnya" ujar adrian membuat mereka bertiga tertawa

"Makanya jangan lihat buku dari covernya aja" seruku kesal

Pesanan kami sudah diletakkan di depan kami masing masing. Jus alvokat yang ku pesan terasa segar memasuki tenggorokanku.

 "Ngomong -ngomong kenapa sih ad kamu manggil agatha terus dengan panggilan Ay?" Tanya vani sambil menikmati minumnnya, begitu juga denganku, sesekali aku memandang keluar jendela

"Karena dia calon pacar aku Van, jadi nanti saat kami pacaran udah terbiasa manggilnya" ucap adrian tanpa berpikir, membuat minuman yang ku minum salah jalur masuk ke tenggorokanku. Aku pun terbatuk  batuk.

"Pelan pelan Ay, nggak usah grogi" ujar adrian menepuk - nepuk pundakku dengan lembut

"Kamu pernah gak sih mikir dulu sebelum ngomong?" Tanyaku kesal pada adrian

"Aku selalu mikir kog Ay, mikirin kamu" ujar adrian menggoda

Aku gak mampu lagi berkata kata untuk membuat adrian diam. Karena setiap kata yang keluar dari mulutku bisa jadi boomerang untuk ku karna adrian.

Beberapa kali adrian mencoba menggodaku sebelum kami memutuskan untuk pulang kerumah masing masing. Tapi aku hanya tersenyum.

"aku pulang" seruku sesampainya dirumah. Papa mama dan kedua saudaraku masih berbincang bincang di ruang tamu

"kamu dari mana, tumben pulang lama?" tanya papa

"paling juga habis pacaran pa" sahut ka vino

"tadi habis beli perlengkapan untuk sekolah pa, udah ijin juga sama mama" ujarku menjawab

"tapi kamu ijin kan gak pulang selarut ini dong tha, kamu itu perempuan loh, gak baik malam malam pulang. Blom lagi besok masuk sekolah" seru mama

"ia ma, maaf. Lain kali gak pulang malam lagi kok" ujarku dengan wajah memelas

"kamu udah makan?" tanya ka David

"udah ka" jawabku

"ya udah sana ganti baju, langsung tidur" seru ka David lagi

" ia ka, aku keatas ya" seruku meninggalakan mereka diruang tamu.
Aku masuk kedalam kamarku, cuci muka dan tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perpect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang