2

12.4K 301 5
                                    

Setiap orang yang ditempatkan dalam kehidupan kita tidak pernah ada yang kebetulan. mereka punya porsinya sendiri untuk mengajarimu sesuatu.

Kami berdua mengikuti kepala sekolah hingga berhenti di meja dan kursi kebesarannya.

disamping meja kepala sekolah terdapat Aquarium berukuran sedang dengan beberapa ikan hias didalamnya.

"jadi bisa kalian jelaskan alasan kalian kenapa bisa terlambat sekolah?" tanya kepala sekolah setelah duduk dikursi kebanggaannya

"tadi ban sepeda motor saya kempes pak" ujarku memberi alasan yang langsung disanggah laki laki disampingku

"bohong banget, kamu aja gak pakai sepeda motor kesekolah, aku melihat sendiri kamu berlari menggunakan kedua kakimu, bukan sepeda motor" sanggah laki laki itu

"memang naik sepeda motor, tadi ban nya pecah, makanya saya titip di bengkel pak" ujarku melanjutkan ceritaku

"kalo kamu, apa alasanmu" tanya kepala sekolah pada laki laki itu

"saya salah naik angkot pak" ujarnya yang membuatku berkomentar

"sebesar ini masih nyasar naik angkot, kemana aja selama ini" aku menoleh pada laki laki itu seraya mengejek

"sudah sudah, tidak perlu berdebat, bapak tidak mau tau apa alasan kalian terlambat" ujar kepala sekolah tegas

"sekarang juga ambil kain pel dan sapu dari gudang, lalu kalian bersihkan ruangan ini sampai bersih, selesai itu baru kalian bisa ikut MOS" sambung pak kepala sekolah

"oh ia satu lagi, berkas berkas yang ada di lemari itu tolong dirapikan, diurut dari A-Z" ujar kepala sekolah menunjuk lemari tua yang ditempatkan membelakangi sofa, lemari kuning kecoklatan yang kayunya sudah banyak dimakan rayap.
kepala sekolah berlalu meninggalkan kami berdua menuju Aula dimana siswa siswi baru sedang menjalankan MOS.

"kamu ambilin sapu dan kain pelnya aja dulu, biar aku yang membereskan berkas berkas yang ada di lemari" aku meletakkan tasku di sofa berjalan menuju lemari

"ambil aja sendiri, punya kaki dan tangan kan?" dengan angkuhnya laki laki itu duduk disofa

"eh kalo bukan karena kamu, kita juga gak akan dihukum" ujarku kesal melihat tingkah laki laki itu.

"gak terbalik tuh? Ini semua karena kamu marah marah gak jelas, jadi kerjakan aja sendiri" laki laki itu tidak memperdulikanku sama sekali, dia mengambil koran dari atas meja dan mulai membacanya

Aku meninggalkan laki laki itu diruang kepala sekolah untuk mengambil kain pel dan sapu ke gudang yang jaraknya dari sudut kesudut. Aku menuruni anak tangga dan berjalan dikoridor sekolah. Saat aku melewati kantin, beberapa senior mengerjaiku.

"woi siswa baru, sini sebentar" teriak salah satu senior, tapi aku tidak peduli, aku tetap berjalan menuju gudang.

"sombong banget sih, cantik juga nggak" teriak senior yang lain. Tanpa sepengetahuanku mereka mengikutiku sampai ke gudang

"ketepak"
salah satu dari mereka mendendang ember yang berada digudang

"kamu itu kalo dipanggil ya nyahut, jangan sok cantik" ujar laki laki yang berkepala plontos, aku tidak peduli dengan mereka, aku mengambil ember, kain pel dan sapu ditanganku, saat aku hendak keluar, mereka mencegatku di pintu.

"mau kemana?" tanya laki laki yang paling gendut

"kamu bisu ya?" tanya laki laki yang berkepala plontos

"jangan dibentak guys, nanti mewek lagi"

"peduli amat"
Begitulah kira kira komentar mereka

My Perpect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang