"Persiapkan data-data korban pembunuhan di rumah kosong kemarin?"
"Baik Pak"
"Satu lagi tolong tanyakan pada Hilmi apa ada hal yang mencurigakan saat korban dievakuasi?"
"Baik Pak"
"Tunggu apa lagi? Sana pergi"
Kirana mencoba menahan emosinya. Kirana mendengus sebal. Mayjen nya satu ini buat dia sakit kepala. Jika bukan karena keluarganya dia tidak akan melakukan hal semacam ini, apalagi dia tidak memiliki bakat apapun di bidang yang sekarang dia geluti .
"Apa kau tidak punya telinga?! Sedari tadi aku sudah menyuruh mu pergi tapi tidak pergi juga" Bentak Nazar Mubarak Basloem , siapa lagi jika bukan Mayjen yang tidak disukai oleh Kirana .
Kirana pergi dari hadapan Nazar dengan hentakan kaki, gadis itu sangat sebal jika sampai ada orang yang bersikap kasar padanya, orangtua Kirana saja tidak pernah memperlakukan nya sekasar itu. Kirana mencari keberadaan Hilmi, salah satu petugas ahli forensik di AICC.
“David,tunggu!” panggil Kirana ketika menemui David sedang berjalan melewatinya.
“Ada apa?” tanya David merasa penasaran dengan panggilan Kirana.
“Apa kau melihat Hilmi?” tanya Kirana dan mendapat gelengan kepala dari David. Laki-laki itu baru saja datang dan belum menemui batang hidung Hilmi.
“Aku belum melihatnya dan kurasa dia belum datang. Kenapa sepagi ini kau mencari Hilmi, ada apa diantara kalian?” tanya David membuat kekesalan Kirana semakin memuncak.
“Kau ini kenapa? Aku mencari nya karena disuruh oleh Nazar dia butuh data-data pembunuhan di rumah kosong” jelas Kirana pada David.
David mengangguk kemudian matanya melihat ke sekeliling nya “jika Hilmi belum datang kau bisa tanya pada Rana,dia punya copyan data itu” kata David kemudian pergi mendahului Kirana untuk bertugas.
Kirana berjalan mencari Hilmi juga akan menemui Rana seperti usulan David padanya.Gadisitu mendecih, dia sungguh tidak bisa menikmati pekerjaannya. Semua ini bukan dirinya dan sangat jauh dari kepribadiannya. Ini adalah hari pertama Kirana bekerja namun sudah begini,seperti kacung yang disuruh kesana kemari. Kirana heran apakah Mayjen nya mengidap darah tinggi? Seharian tanpa marah-marah seperti tidak bisa dia lakukan.
Kirana sudah mengecek ke ruangan Hilmi dan benar saja Pria itu belum datang akhirnya Kirana menemui Rana yang satu ruangan dengan Hilmi. Untungnya Rana memiliki data yang Nazar minta jika tidak habislah dirinya.
“Terimakasih Rana” setelah mengucapkan terimakasih akhirnya Kirana kembali ke ruangan Nazar untuk memberikan data yang pria itu minta.
✏✏✏
“Data yang akurat. Baiklah persiapkan dirimu kita akan langsung ke TKP” ucap Nazar setelah menerima data yang Kirana berikan.
“Apa?ke-ke TKP?” pekik Kirana tak percaya, gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak mau sampai langsung turun ke tempat kejadian, bagaimana dia bisa menghadapi semuanya, bisa-bisa identitas nya terbongkar karena kepergok pingsan liat darah ataupun mayat yang sudah tidak berbentuk.
“Kenapa malah bertanya? Cepat sana pergi siapkan barang-barang yang diperlukan, saya akan menyusul” perintah Nazar membuat Kirana membalikan tubuh untuk mengerjakan apa yang telah Nazar perintahkan. Tangan Kirana berkeringat, dingin, juga bergetar. Kirana takut sangat takut semua ini pertama kali bagi Kirana.
Gadis itu memasukan semua peralatan ke dalam ransel dan tas khusus sampel bukti-bukti. Sebelumnya David sudah mengajarkan semua nama peralatan juga fungsinya pada Kirana sehingga kini dia sedikit tahu, pria itu memang sangat baik padanya. Sebenarnya Kirana tak percaya jika David adalah kakak dari Nazar dilihat dari sikap nya Nazar tidak mencerminkan sikap kakak nya yang baik juga lembut. Tapi kesamaan mereka adalah sama-sama tegas dalam memberantas kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Case ( In Love)
Детектив / ТриллерDemi mengungkap kematian keluarga nya Kirana nekad bergabung dengan team AICC untuk memecahkan setiap kasus kriminal namun akankah ia akan bertahan ketika harus menerima bahwa mitra nya adalah seorang Mayjen yang menyebalkan serta super menjengkelka...