"Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Nazar pada Kirana membuat gadis itu yang sedari tadi melamun kembali tersadar.Kirana menatap pada Nazar yang sedang memegang ponsel. Pria itu terlihat begitu kesal terkadang memarahi ponsel nya sendiri, Kirana yang melihat nya bingung?
Apa pria itu selain seorang detektiv juga seseorang yang dapat berkomunikasi dengan benda mati? Kirana yang memikirkan nya pun menggedikan bahu dan merasa geli atas pemikiran nya.
"Kau sedang apa?" karena merasa penasaran akhirnya Kirana bertanya pada Nazar apa yang sedari telah pria itu lakukan.
Nazar berpaling ke arah Kirana dan mengangkat sebelah alisnya " aku?" tanya Nazar sambil menunjuk pada dirinya sendiri kemudian Kirana mengangguk.
"Aku sedang berusaha menelpon pada team kita yang lain untuk menjemput kita disini tapi tidak ada jaringan yang tersambung" jelas Nazar membuat Kirana mengangguk mengerti.
"Kita akan menghentikan pencarian sampai disini?" tanya Kirana.
"Mungkin, aku tidak yakin jika tempat ini akan membantu kita" Nazar menjawab.
"Kenapa kau berpikir begitu?" Kirana heran bagaimana cara pria itu berpikir sudah jelas-jelas lokasi ini tercantum dalam perangkat GPS yang dia temukan semalam, bahkan yang bilang dia sendiri tapi sekarang dia sendiri yang merasa tidak yakin.
"Hutan ini seperti belum tersentuh. Lihatlah ke sekeliling jalan yang penuh lumpur jika memang ada orang yang datang kita pasti menemukan jejak kaki seseorang tapi kita tidak menemukan apapun" ungkap Nazar merasa ada yang ganjil.
"Pemikiran mu tidak salah tapi bisa saja semalam disini hujan deras membuat jejak mereka luntur karena aliran air hujan" Kirana menambahkan apa yang menjadi pemikiran nya. Terus berlanjut sampai entah mereka sadari atau tidak, mereka telah membangun team yang kompak. Mereka berusaha menyatukan perbedaan pendapat mereka hingga jadi satu dan pada hasil akhir mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian nya.
"Apa tidak lebih baik kita berpencar saja" usul Kirana pada Nazar yang kini ada di samping nya.
Pria itu menggeleng " Itu lebih bahaya. Karena bisa saja salah satu diantara kita tersesat dan bukan menyelesaikan masalah kita akan mendapat masalah baru dengan mencari satu sama lain" jelas Nazar yang tidak setuju atas usulan Kirana, gadis itu hanya mengangguk menyetujui. Benar yang Nazar katakan, itu hanya menghabiskan waktu mereka bukan mempersingkat nya.
Namun saat Kirana melihat tampang serius Nazar membuat keinginan gadis itu memberi sedikit candaan guna untuk mencairkan suasana.
"Bilang aja kamu gak mau jauh-jauh sama aku, hayo ngaku!" tuduh Kirana merasa percaya diri sambil menunjuk ke arah Nazar.
Pria itu menghentikan langkah nya membuat Kirana pun begitu. Rizky menghadap ke arah Kirana hingga berhadapan dan menatap pada manik hitam milik Kirana. Jari jemari Rizky terangkat melahap habis telunjuk Kirana dan menurunkan nya.
"Tidak sopan menunjuk seseorang" ketus Nazar membuat Kirana gugup setengah mati, niat ingin mengajak bercanda bersama Rizky gagal total. Ternyata pria itu tidak seru diajak bercanda. Kirana jadi kapok membuat lelucon yang akan berakhir naas jika dengan Rizky.
✏✏✏
"Akhirnya kita menemukan danau yang dimaksud dalam peta" ucap Kirana begitu antusias karena kelelahan nya berjalan sepanjang jalan berlumpur kini terbayarkan dengan menemukan danau yang mereka tuju.Nazar tersenyum, dia pun merasa bahagia. Ditambah suasana disana begitu asri dan banyak burung-burung berterbangan menambah nuansa indah. Namun dia merasa heran dan tak percaya di tengah hutan yang bisa dibilang belantara terdapat sebuah danau seindah itu. Nazar melirik ke samping nya dimana Kirana berada. Lewat manik matanya dia melihat gadis itu sedang memejamkan mata, menikmati udara yang segar juga mungkin sedang mengistirahatkan rasa lelah nya sehabis berjalan begitu jauh.
Kirana membuka mata dan beralih ke arah samping hingga menemukan Nazar yang sedang menatap nya. Gadis itu tercekat, dan mengalihkan pandangan kemana pun asal tidak pada Nazar. Pria itu yang menangkap sikap Kirana menjadi salah tingkah dan merutuki kebodohan nya. Apa yang sudah dia lakukan? Menatap seorang Kirana? Sungguh memalukan.
Ketika menyapu pandang ke sekitar nya Kirana tidak sengaja melihat sesuatu yang mencurigakan. Dengan perlahan gadis itu melangkah mendekat sedangkan Nazar yang melihat kemana Kirana pergi seketika membulatkan mata dan berlari menarik tubuh Kirana hingga menjauh dari sana. Tubuh mereka terjerembab hingga berguling di tanah penuh lumpur.
"Apa kau gila!!" bentak Nazar pada Kirana yang kini ada dibawah tubuh nya.
Kirana membatu menatap pada mata Nazar, keadaan tubuhnya dengan Nazar begitu dekat hingga Kirana tak berani menggerakan tubuhnya sendiri karena takut nya jika bergerak ada sesuatu yang akan bersentuhan.
Melihat keterdiaman Kirana, Nazar menyingkir di atas tubuh Kirana. Dan bersikap gugup dan mencoba meminta maaf.
"K-kenapa kau mendekati benda itu" kata Nazar dengan terbata.
"Ekhem.. Aku hanya penasaran, lagi pula aku tidak tahu benda itu apa?" bela Kirana agar Nazar tidak menyalahkan nya.
Nazar menghela nafas berusaha sabar menghadapi Kirana " Coba kau lihat dengan teliti" ucap Nazar sambil menunjuk pada sesuatu yang membuat Kirana penasaran.
Kirana meneliti benda berbentuk kecil dan bentuk nya seperti pinus tersebut. Gadis itu menggelengkan kepala karena sebelumnya dia belum menemukan atau melihat benda seperti itu.
"Aku tidak tahu" ucap Kirana membuat mata Nazar memicing dan sedikit tak percaya mitra nya sama sekali tidak mengetahui benda itu.
Nazar terkekeh " kau tau itu bom" ucap Nazar membuat mata Kirana terbelakak.
Jika benda tersebut adalah bom berarti Nazar baru saja menyelamatkan nyawa nya. Gadis itu tak terasa meluncurkan cairan bening sehingga membasahi pipinya, kenapa semua nya begitu menakutkan. Kirana sadar bahwa yang dia jalani sekarang benar-benar bukan dunia nya.
"Bom granat. Memang kecil namun saat dilempar, disentuh ataupun terinjak bisa meledak. Kau hampir saja membuat aku jantungan" jelas Nazar namun Kirana tidak begitu mendengar nya karena pikiran Kirana berada jauh disana. Melihat keterdiaman gadis itu seketika Nazar beralih memandang Kirana.
Kirana menangis yang entah disebabkan oleh apa? Nazar menautkan kedua alisnya dan sebuah kenyataan baru kembali dia tahu ternyata mitra nya itu adalah seorang gadis cengeng.
"Kenapa kau menangis?" tanya Nazar.
Mendengar Nazar bertanya pada Kirana akhirnya gadis itu menoleh ke arah pria itu. Kirana segera menghapus air matanya dengan kasar sungguh sekarang dia sangat malu tertangkap basah oleh Nazar sedang menangis, bagaimana pandangan Nazar padanya nanti?
"A-aku hanya terharu karena baru saja selamat dari kematian" ucap Kirana pada Akhirnya yang mengundang tawa Nazar.
Pria itu menggeleng-gelengkan kepala seakan tak percaya " kau terlalu drama" decih Nazar sengaja menyindir Kirana.
Gadis itu tahu Nazar kini sedang menyindirnya tapi bagaimana pun itu kebenaran nya. Bagaimana jika sampai dia mati? Dia akan menyusul keluarga nya yang telah meninggal tanpa menuntaskan misteri kematian mereka. Itu tidak akan terjadi, bahkan jika tuhan menuliskan kematian nya besok gadis itu tidak akan tinggal diam meskipun sebuah kematian sulit untuk dihindari.
"Lagi pula kenapa kau tidak mengetahui bom semacam itu?" tanya Nazar tepat membuat Kirana gelagapan. Kirana bodoh bagaimana jika pria itu mulai curiga atas identitas dirinya. Gadis itu terus merutuki kebodohannya namun segera membuat alasan agar Nazar tidak semakin curiga.
"Aku tadi tidak melihat dengan jelas dari kejauhan lagi pula benda itu terbilang kecil" Kirana beralasan meskipun sangat tidak masuk akal dipikir Nazar harusnya Kirana melihat dengan jelas karena disana bom itu tidak sedikit terdapat lima buah namun dengan sungkan Nazar mengangguk saja. Pria itu harus cepat mengamankan bom tersebut sebelum meledak bukan menanggapi keanehan Kirana.
***
Tbc..
![](https://img.wattpad.com/cover/62881461-288-k432572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Case ( In Love)
Mystery / ThrillerDemi mengungkap kematian keluarga nya Kirana nekad bergabung dengan team AICC untuk memecahkan setiap kasus kriminal namun akankah ia akan bertahan ketika harus menerima bahwa mitra nya adalah seorang Mayjen yang menyebalkan serta super menjengkelka...