tiga

182 16 0
                                    

karena berada didekat orang yang kita sayang lebih dari cukup, meskipun rasa ingin memilikinya lebih besar.

"Lo udah baikan?" Tanya seseorang dibalik tirai. Iqbaal?

"Udah kok kak."

"Yaudah cepet pake sepatu nya. Sini tas lo." sambil mengambil tas Akeyla dari tangan Aqila.

"Lo pulang bareng gue aja."

**

"Eggak usah kak, saya bareng sama Jihan dan Aqila aja."

"Udah cepet deh, gue masih ga enak. Terus gue juga mau minta maaf ke ibu lo, karena gue udah ngebuat anaknya jadi begini."

"Pria sejati." celetuk Aqila

Pria sejati? Maksud Aqila tuh apa sih? Kok otak gue ga sampe situ ya?

"Aduh sakit."

"Kenapa lo?" Iqbaal panik.

Lo panik karena emang khawatir atau cuman gaenak aja karena ini semua gara-gara kejadian tadi. Key, jangan pikirin yang kaya gitu. Mana mungkin cowok yang dihadapan gue ini juga suka sama gue. Dia aja ga inget gue.

"Are you okay Key?" Tanya Jihan.

"Kepala gue lagi-lagi nyut-nyutan."

"Naik." Iqbaal agak berjongkok. "Naik ke punggung gue." Akeyla masih diam ditempatnya. Ditatapnya punggung Iqbaal, Akeyla masih tidak percaya. "Lo ga bisa denger ya? Apa gara-gara bola itu? Yaampun memperibet aja."

Apa dia bilang? Memperibet? Gue memperibet? Sakit ya Tuhan.

"Kalo ribet, gausah nganterin gue balik aja kak. Gitu aja kok repot. Gue bisa jalan sendiri."

"Semua cewek sama aja ya, dikit-dikit kesinggung." balas Iqbaal

mendengus. ck. nyebelin.

Dengan terpaksa Iqbaal menggendong Akeyla yang belum siap. Yang penting sekarang dia harus cepet-cepet nganterin ini anak.

Akeyla menjadi pusat perhatian semua orang. Bagaimana tidak? Seseorang cowok populer pemilik sekolah menggendongnya? Cowok terganteng satu sekolah ini baru kali ini khawatir dengan seseorang yang dianggapnya tidak penting. Dulu, dia sangat tidak peduli. Bagaimana bisa sekarang ia peduli terhadap seseorang yang bahkan Iqbaal tidak tahu namanya.

"Hei bro!" berjalan menghampiri mobil pajero milik Iqbaal

"Apaan si No, gue buru-buru nih."

"Duh si gantengnya gue udah besar."

"Anjing lo. Parah beut ke gue."

"Eh ada lo lagi, nama lo siapa?"

"Saya kak?" Aqila membalas tatapan Deno. Aqila tidak percaya, bahwa ia akan bertemu dengan kak Deno disini.

"Mulai deh No, anak orang jangan di baperin mulu deh."

"Qil mending kita cabut yuk." Ajak Jihan

Pengagum Rahasia - IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang