The First And Last Love

Ngajak jalan

*Di kontrakan*

"Cie yang lagi nungguin telfon dari Yunad," ledek Disty sambil menyender di pintu kamar melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apaan si orang lagi belajar juga," ucap Nadine yang sudah merona karena malu.

"Ah masa? Tumben belajar hpnya dideketin. Biasanya juga belajarnya dimana hpnya juga dimana."

Damn! Ah elah ketauan kan duh harus bilang apa lagi nih? Umpat batin Nadine.

"Ng-nggak kok. Orang ini jam di kamar mati jadi biar kalo liat jam gampang," jawab gugup Nadine sambil nyengir kuda.

"Masa? Ah gak percaya tuh coba aku liat."

"Ih beneran kok. Udah ah sana jadi gak fokus nih belajarnya."

"Kalo mau ngusir itu bilang aja gak usah pake bilang gak fokus belajar."

"Disty!"

"Hahahaha iya iya oke gue akan pergi," ucap Disty meninggalkan Nadine sendiri di kamar.

Huft akhirnya pergi juga tu anak batin Nadine.

Disty jalan menuju ruang tv menyusul Fya yang sedang seriusnya nonton film India.

"Film paan si? Sedih bet dah perasaan," ucap Disty duduk di samping Fya.

"Film kuch kuch hota hai. Tumben gak nonton biasanya kalo ni film diputer gak pernah ketinggalan," ucap Fya tanpa menoleh ke arah Disty.

"Lagi gak mood."

"Oh."

Disisi lain Nadine sedang belajar sambil sesekali melirik hpnya.

Lagu dangdut tamu malam minggu berdering dihpnya Nadine yang menandakan jika ada telfon masuk.

Nomer yang tak dikenal. Hmm siapa yaa? Batin Nadine.

"Halo."

"Hai."

Deg

Suara itu...

"Iya hai juga. Yunad yaa?"

"Iya ini gua Yunad. Nadine kan?"

"Iya ini gua Nadine. Ada apa ya Nad?"

"Gak ada apa-apa cuma pengin telfon doang. Emang gak boleh ya?"

"Eh boleh kok."

"Lagi apa?"

"Lagi belajar ips. Sendirinya?"

"Lagi mikirin seseorang."

"Siapa?"

"Lo."

"Hahahaha dasar gembel."

"Gombal Nadine bukan gembel," ucap Yunad suara datar.

"Oh udah ganti yaa?"

"Emang dari dulu namanya itu Nadine."

"Oh," jawab Nadine ber-oh ria.

Hening

"Uhm Nadine."

"Ya?"

"Apa besok ada acara?"

"Ada."

"Acara apa dan jam berapa?"