14~Slow Couple

55 7 0
                                    

"Arleta! Segeralah turun, Alex menunggumu!" teriakan mama terdengar dari bawah. Aku pun mempercepat memakai powder dan sentuhan terakhir menggunakan lipstik pinkku. Aku pun segera menenteng tas jinjingku lalu pergi ke bawah untuk menemui Alex, kekasihku.

Hari ini aku dengannya berniat membeli kado ulang tahun untuk Alena, teman kami yang akan berulang tahun 2 hari lagi. Jadi, sebagai ucapan selamat, kami sepakat memberikannya kado dengan barang yang selama ini dia impikan di dalamnya.

"Hai," sapaku sehingga menyadarkannya yang sedang asik bermain iphonenya. Dia tersenyum saat melihatku turun dari tangga.

"Hei!" dia melambaikan tangannya.

"Nah, ini dia. Kamu ini, lama banget dandannya, kasian tuh Alex. Udah lama nunggu," mama keluar dari dapur seraya memegang sepiring cake yang sepertinya ingin diberikan kepada Alex.

"Gak papa kok tan. Namanya juga cewek. Apa-apa harus perfect," Alex mengeluarkan cengirannya saat menatapku yang sedang menatapnya tajam. Mama pun menyuapi Alex dengan sesendok cake buatan mama. Alex mengangguk sempurna. Dapat disimpulkan, cake buatan mama kali ini berhasil lagi.

Mama adalah pemilik dari toko kue terkenal sebali. Jadi jangan salah, mama hobi memasak. Dan apa-apa, jika mama membuat menu ataupun eksperimen baru, pastilah aku dan Alex yang akan menjadi kelinci percobaan yang akan memakan menu buatan mama itu. Yah, meski kegagalan rasa hanya 10%.

Alex cukup dekat dengan keluargaku. Berpacaran selama 8 tahun sejak zaman SMP, membuat Alex dan keluargaku cukup dekat. Mama dan papa juga mengenal orangtua Alex yang juga rekan kerja papa. Dan mama Alex, tante Miranda senang membantu mama di dapur. Jadi, ya mereka cocok satu sama lain.

"Percobaan tante berhasil!" Alex bersorak gembira seraya memeluk mama dari samping. Terkadang, aku merasa menjadi anak yang kurang baik sama mama. Soalnya mama lebih sayang Alex:v

"Ar, cobain gih! Enak loh kuenya! Apa nama kuenya tante?" Alex menarik tanganku untuk duduk disebelahnya dan memberikan piring yang ada di tangan mama ke tanganku. Matanya mengisyaratkanku untuk segera memakan eksperimen mama. Aku mengangguk.

Ya Tuhan, tolong selamatkan nyawaku sebagai kelinci percobaan ini. Meski tak terjadi apa-apa dengan Alex tapi mungkin berbeda denganku.

Aku segera memakan kue mama dengan sendokan yang kecil. Aku arahkan sendok ini ke mulutku dan memakan kuenya. Ku kunyah perlahan..

Nyam...nyam...

"MAMA! KUENYA ENAK BANGET!" aku berteriak senang saat cita rasa kue mama ternyata sangat lezat ketika menyentuh lidahku. Ini enak..

"Terimakasih, terimakasih! Jadi, Chef Amrita akan memberikan nama kue ini dengan sebutan Lex Cake, karena pencicip pertamanya adalah Alex," mama memeluk Alex dengan gembira dan aku menatap mama dengan pemandangan horor. Semakin kesini aku semakin bertanya. Ma, anak mama sebenarnya siapa?

"Mama jahat," aku seketika menggerutu dan mengembungkan pipiku, tanda aku tak bisa terima semua ini. Mama menatapku bingung, sedangkan Alex hanya tertawa geli. Tawa aja terus Lex! Bunuh hayati di rawa-rawa! Huaa...

"Aduh... kamu kenapa Ar?" mama mendekat dan berjongkok di depanku. Okay, aku seperti anak kecil.

"Mama begitu sayangnya sama Alex hingga melupakan Arleta?" aku melirik sebal ke Alex yang sudah senyam senyum geli.

"Lah, emang salah mama begitu sama calon mantu mama sendiri? Dia itu calon kamu kan?" pertanyaan mama yang ceplas ceplos seketika membuat pipiku memerah. Apa? Calon mantu?

"Mamaa ih!" aku semakin sebal dibuatnya. Mama pun bangkit dan beralih menatap Alex.

"Lex, buatlah anak mama ini senang. Larang dia jika menangis. Jadilah calon mantu mama yang bisa diandalkan. Okey?"

Story Of ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang