"Cinta tak pernah memandang waktu dan zaman tak akan pernah menguburnya. Akan selalu diingat sehingga abadi!" - Author.-
POV Kiara
Di penghujung bulan Desember, suhu udara sudah semakin dingin, bahkan di beberapa malam tiba-tiba turun menjadi minus.
Tanda-tanda musim berganti benar-benar terlihat di hari terakhir bulan Desember menjelang pergantian tahun. Salju lebat tiba-tiba turun memutihkan Negara Noord-Holland, dan gue hanya berpesta menikmati salju yang selalu gue suka.
Pohon-pohon yang meranggas kehilangan daunnya dan hanya tinggal batang-batang tertutupi oleh salju. Atap-atap rumah berwarna putih tertutup salju, dan bahkan sungai tak terlihat aliran air mengalir karena hanya ada salju. Suhu udara di Amsterdam tidak lagi nikmat untuk dirasakan, dingin hingga minus, membuat badan menggigil dan kulit menjadi pecah-pecah.
Yah..
Kini gue sedang berada di Negeri Kincir Angin untuk menyelesaikan study yang gue jalani di sini, hingga selesai baru gue akan kembali ke tanah air dengan gelar yang telah ada di nama gue.
Kini suasana di negeri Holland memang sedang mengalami penurunan suhu hingga mencapai minus. Tetapi walaupun seperti itu, universitas-universitas terkemuka tetap membuka kelasnya, baik itu di siang dan malam hari.
Di siang hari ini, gue menelusuri jalan setapak yang berada di Radboud University. Hijaunya taman, kini tergantikan dengan putihnya salju.
Dengan mengeratkan mantel yang gue pakai, gue melangkah masuk ke dalam gedung.
Gedebragg...
Suara tubrukan sesuatu, menghentikan langkah gue yang sedikit lagi mencapai ruangan kelas hari ini.
Suara itu berasal dari belakang gue. Dan dengan pelan gue menengok.
Disana..
Dia terjatuh di dekat lemari koridor dengan mantel abu kesukaannya.
Dengan langkah seribu, gue melangkah ke arahnya yang kini terkapar pingsan di dinginnya lantai gedung fakultas kedokteran ini.
"Oh..Ya tuhan, oi bangun! Eh bangun!Yah pingsan!" ujar gue panik. Gue pun mencoba menepuk - nepuk pipinya yang sedingin es dan menggoyangkan badannya.
"Njirr.. gimana gue ngangkatnya nih? Mana ni gedung lagi sepi! Ahh," gerutu gue seraya melihat sekeliling, tau aja ada orang.
Tapi Nihil..
Disini hanya terdapat gurau tawa dari masing - masing kelas. Dan dengan rela dan susah payah, gue membopong dia ke UKS Fakultas Kedokteran ini.
-
"Sialan, berat banget nih orang," ujar gue seraya memijat tangan yang pegal. Setelah gue membaringkannya di kasur UKS, gue segera mengambil kotak P3K dan minyak kayu putih adalah pilihan gue untuk mencoba memyadarkannya.
Dengan perlahan gue mengoleskan minyak itu diujung hidungnya supaya ia dapat menghirup aroma tanaman herbal dari minyak kayu putih ini dan cepat tersadar.
"Enghh.." dia bergumam pelan seraya membuka matanya pelan pelan.
"Hai," sapa gue saat dia membuka mata.
"Gue..gue dimana?" tanya dia bingung.
' Suara yang gue rindukan,' gue berujar dalam hati seraya tersenyum ke dia.
"Lo ada di UKS, tadi gue ngeliat lo pingsan di koridor."
"Ah masa? Kalo gitu thanks ya Kia!" ujar dia seraya tersenyum. Aih, senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Them
Fiksi Remaja[Oneshoot] "Tidak ada yang salah dalam berkarya. Asal jangan dibuat salah, maka sebuah karya itu adalah sesuatu yang benar." - pemain