Episode 1: Awal mula

119 3 1
                                    

Kehidupanku semua berubah semenjak kejadian itu. Waktu itu malam hari hujan deras, aku bersama sepupuku melaju dengan motor menembus dinginya malam dan melewati derasnya hujan. Entah ini takdir atau nasib kami sedang buruk.

Ketika hujan turun aku merasakan firasat buruk, saat itu juga kami menghentikan laju  kendaraan untuk mengambil sebuah doubel stick (nukaku) yang selalu ada di jok motorku. Seringkali sebelum kejadian buruk aku memiliki firasat akan kejadian tersebut, akan tetapi kejadian kali ini jauh lebih mengerikan dari apa yang kuperkirakan . Ketika kami melewati jalan di tengah area persawahan tiba- tiba ban motor kami bocor. Seketika itu aku melihat banyak paku dan beling berceceran di tengah jalan dan ketika melihat kedepan ada sebuah mobil box yang parkir dipinggir jalan.
Hal yang mengejutkan ternyata dibelakang kami ada 4 orang pejahat.

"Wah bos ada mangsa empuk"

*  "Iya satu motor dan satu 1 gadis bos"

^  "Ton kamu bawa motor keatas mobil dan kamu rul bawa masuk gadis itu dalam mobil dan kamu ryo hadapi laki-laki bodoh itu"

Mendengar kata - kata perampok tersebut membuat ku lebih terkejut dari sebelumnya, ternyata mereka bukan hanya mengincar motor kami melainkan juga mengincar gadis yang kubawa. Dalam hidup aku memiliki prinsip untuk menjaga apa yang kumiliki oleh karena itu tak ada satu orang pun yang kubiarkan mengambil benda yg kumiliki apalagi orang yg kusayangi. Oleh karena itu aku menyuruh nur untuk lari. Ternyata situasi yang lebih parah menimpa kami. Dari arah berlawanan ada 5 orang  dari komplotan penjahat itu. Seketika itu merela langsung memegang nur dan perampok lain menyerangku.

Dalam serangan pertama 2 orang perampok berhasil kutumbangkan dengam nukaku yang kubawa. Dalam serangan selanjutnya aku dikeroyok oleh 4 penjahat yang semuanya memegang pisau. Dalam serangan tersebut aku berhasil memecahkan 1 kepala penjahat dengan serangan telak menggunakan nukaku dibagian kepala, dan berhasil mencederai 2 kaki perampok, tapi naasnya perut bagian kanan ku tersayat pisau. Ketika itu darah mengalir dan kesadaranku mulai hilang. Disamping itu aku harus menyelamatkan nur dan harus menghadapi sekawanan begal, dengan sisa tenaga aku melakukan perlawanan dan hasilnya aku kalah telak, bukan hanya perut kini kaki dan pundaku tertusuk pisau. Kesadaranku perlahan pun mulai pudar, terdengar suara dan tangisan samar- samar nur .

"Anas bangun, anas bangun anas, janga mati.

Dalam hati kecilku berkata jika hanya aku yang mati tidak apa- apa tapi.....
Dan aku tak sadarkan diri.

Aku bahkan berfikir aku sudah mati. Aku hanya merasakan berada diruang gelap dan aku melihat setitik cahaya. Dalam cahaya tersebut aku melihat seorang yang sendirian dan ternyata sosok itu adalah diriku sendiri. Aku pun sudah sangat yakin bahwa aku sudah mati. Akan tetapi aku penasaran, lalu aku mendekati diriku tersebut dan bertanya.

"Dimanakah ini dan siapa dirimu, apakah kamu amal buruku atau amal baiku?

Dia pun hanya tertawa. hal itu membuatku semakin bingung dan akupun bertanya lagi.
"Kenapa kamu tertawa?"
Dia pun hanya tersenyum dan hal itu membuatku ngeri sendiri.

"Aku adalah bagian dirimu yang selama ini tersegel dialam bawah sadar mu. Apakah kamu ingin menyelamatkan teman mu itu?"

*  "Astghflhlzm aku lupa, apa aku masih bisa menolongnya?"

"Jika kamu ingin menolongnya bukalah segel itu dan keluarkan aku dari sini"

Pada kejadian itu tak ada rasa curiga dengan sisi diriku, aku pun langsung menuruti perintahnya. Dan setelah sadar kembali aku sudah tidak bisa menjadi manusia normal lagi dan kini telah menjadi salah satu dari seorang esper.

Esper In New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang