Hinata yang mulai terbangun dari tidur cantiknya terkejut saat menyadari ada tangan kekar yang memeluk pinggangnya dan wajah pria berambut blonde yang tepat berada di depan wajahnya. Wajah Hinata memerah mengingat perlakuan Naruto semalam.
Tanpa sadar tangan Hinata membelai pipi bergaris tiga milik Naruto sambil tersenyum sendiri. Tanpa berniat membangunkan Naruto, Hinata melangkah pergi secara diam diam. Sebelum pergi Hinata mencium pipi tan Naruto secara perlahan.
"Selamat pagi Naruto-kun." Ucap Hinata sambil terus membelai pipi milik Naruto. Setelah itu Hinata yang hendak melangkah pergi merasakan ada seseorang yang menahan tangannya, siapa lagi kalau bukan Naruto.
"Mencoba memberiku Morning Kiss nee Hinata?" Ucap Naruto sambil menyeringai. Hinata yang merasa ditatap seperti itu oleh Naruto hanya bisa menundukkan wajahnya yang sudah semerah rambut Kushina
"Aa...aaa..nooo... Naruto-kun, aaa..aaaku harus mee..nyiapkan sarapan." Hinata merutuki kebodohannya yang sudah lancang mencium majikannya sendiri. Hinata segera melepaskan tangan Naruto dan turun untuk menyiapkan sarapannya.
Naruto yang melihat tingkah menggemaskan Hinata hanya bisa tersenyum dan memegangi pipinya yang dicium oleh Hinata tadi, bahkan saat mandipun Naruto tidak membasuh wajahnya dengan alasan tidak ingin menghapus jejak Hinata di pipinya.
Setelah selesai mandi dan bersiap Naruto lalu pergi ke dapur dan melihat Hinata yang sudah rapi dengan seragamnya sedang menyiapkan sarapan dengan cekatan. Naruto yang memiliki ide jahil mulai mendekati Hinata secara diam diam dan memeluk Hinata dari belakang.
"Naaa..naaruto-kun." Seketika tubuh Hinata menegang merasakan tangan kekar Naruto melingkar di pinggangnya.
"Sedang memasak apa Hime?" Ucap Naruto sambil menumpukan wajahnya di bahu Hinata.
"Hanya Nasi Goreng Naruto-kun" Jawab Hinata sambil mencoba mengurangi kegugupannya kepada Naruto.
"Kalau Hinata-chan yang memasaknya pasti enak-ttebayou" Ucap Naruto sambil melepaskan pelukannya di pinggang Hinata.
"Lee...lepaskan Naruto-kun, kalau tidak kita nanti bisa terlambat bersekolah." Bujuk Hinata sambil terus berusaha melepaskan tangan Naruto.
"Hehehe.., Baiklah aku tunggu di meja makan-ttebayou." Naruto pun melepaskan tangannya dari tubuh Hinata dan bergegas pergi ke meja makan.
-Skip Time-
Setelah selesai makan mereka bergegas menuju ke sekolah dengan menggunakan mobil milik Naruto.
"Naruto-kun.. Uhmm... Etto kalau disekolah bolehkan aku memanggilmu Naruto-san?" Naruto hanya menatap Hinata lalu menganggukan kepalanya tanda setuju.
Sesampainya di sekolahan, Naruto dan Hinata sontak menjadi pusat perhatian, Sakura dan Ino yang baru saja datang, lalu menghampiri Hinata.
"Ohayou Hinata chan." Ucap Sakura sambil memandang Hinata dan Naruto secara bergantian.
"Ohayou Sakura-chan, Ino-chan." Hinata membalas sapaan Sakura dan Ino dengan senyum manis yang tak lepas dari wajahnya. Beberapa saat kemudian, mobil mewah berwarna hitam memasuki pekarangan sekolahan, sontak membuat keempat orang yang masih ada di parkiran tadi menolehkan kepalanya.
"Sakura-chan, sepertinya prince charming-mu sudah datang." Ucap Hinata sambil tersenyum menatap seseorang yang sudah keluar dari mobil mewah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Uchiha Sasuke.
"Yoooo Teme, aku rindu padamu" Setelah mengatakan hal tersebut Naruto langsung berhambur ke pelukan Sasuke, karena Sasuke tidak siap mereka pun terjengkang dengan posisi Naruto menindih Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Sorrow [NaruHina] [Tahap Revisi]
FanfictionNaruto © Masashi Kishimoto Pairing : Naruhina Bagaimana jika seorang majikan menyukai Asisten Rumah Tangganya sendiri?