"Apa kalian berencana membuatkan adik untuk Boruto?" ucap seorang Uchiha Sasuke sambil menutup mata istri merah mudanya, Karena ingin mengetahui apa yang terjadi, Sakura pun menyingkirkan tangan Sasuke dari matanya.
Mengetahui aksi yang akan dilakukannya gagal, Naruto pun mendecih kesal sambil melempar bantal yang ada di sofa tersebut kepada Sasuke, Hinata yang pada dasarnya pemalu pun langsung berlari ke arah dapur.
"Kau sudah bertemu dengan Naruto? Tadi Naruto kemari untuk berkunjung." ucap Rin yang baru saja keluar dari kamar mandi, yang direspon dengan anggukan kepala dari Hinata.
"Kau tahu Boruto terlihat bahagia saat ia bermain dengan Naruto. Apakah kau tega memisahkan mereka?" Hinata yang ingin mengambil gelas pun tampak terkejut dengan pertanyaan dari Rin.
"Aku tidak tau apa yang Nee-chan bicarakan." Rin pun hanya menghela nafas mendengar jawaban dari Hinata. Ia sendiri juga bingung, kenapa Hinata tidak mau kembali bersama Naruto. Hinata yang pada awalnya ingin membuatkan minuman untuk Naruto, Sasuke, dan Sakura pun melanjutkan aktifitasnya.
"Kenapa gelasnya banyak sekali?" Belum sempat Hinata menjawab pertanyaan dari Rin, muncullah Sakura dari arah ruang tamu. "Loh Sakura? Kau juga ada disini?" seru Rin pada Sakura,
"Sepertinya aku dan Sasuke-kun datang di saat yang tidak tepat." Hinata hanya terdiam sambil membuatkan minuman untuk Sasuke dan Sakura, Semburat merah sudah menghiasi wajah cantiknya, sontak hal tersebut membuat Sakura gemas dan segera mencubit pipi gembul Hinata.
"Memangnya ada apa? Apa yang tidak aku ketahui? Katakan Sakura" tanya Rin sambil menatap intens Sakura. Sakura hanya menggeleng pelan sambil terus melirik Hinata yang sedang menahan malu.Setelah selesai membuat minuman, Hinata, Rin, dan Sakura menyusul para pria yang berada di ruang tamu bersama Boruto.
"Aku kemari hanya ingin menyampaikan bahwa Sakura hamil." Mendengar hal tersebut Hinata langsung memeluk Sakura dan mengucapkan selamat. Rin pun tidak ketinggalan untuk memberikan selamat.
"Kau tenang saja Sakura, kan ada Sasuke yang akan selalu ada untukmu. Dan kau Sasuke, jangan pernah menolak keinginan Sakura saat sedang mengidam nanti" titah Rin yang hanya dibalas gumaman tidak jelas oleh Sasuke.
Tiba-tiba pintu depan pun terbuka dan menampilkan sesosok pasangan paruh baya bersurai kuning dan merah yang sedang menenteng sayuran. Naruto pun terkejut akan kedatangan Minato dan Kushina secara tiba-tiba.
"Ada apa ini ttebane? Kenapa ramai sekali?" Kushinapun terkejut akan sesosok batita lucu yang sedang berada di pangkuan Naruto. Dengan cepat ia langsung menggendong Boruto dan melayangkan tatapan 'ingin tau' kepada Naruto.
"Bisa kau jelaskan siapa bayi ini?" Seisi rumah tersebut hanya diam sambil menatap Naruto penuh arti. Hinata pun segera mendekat ke arah Kushina dan mencoba meminta Boruto.
"Kushina-san, dia Boruto anak saya" ucap Hinata sambil memainkan jarinya di depan dadanya. Mendengar hal tersebut Kushina langsung menatap Hinata dengan tatapan berbinar. Dia langsung menarik Hinata untuk berbicara berdua di kamar tamu, setelah mendapat izin dari Rin tentu saja.
"Hinata, bisakah kau jelaskan pada bibi?" Dengan ragu akhirnya Hinata menceritakan semuanya kepada Kushina. Mulai dari awal hingga akhir tanpa terlewat sedikitpun.
"Apakah kamu mencintai Naruto?" ucap Kushina sambil meletakkan Boruto ke atas kasur.
"Kushina-san, jikapun saya mencintai Naruto, apakah pantas saya bersanding dengan Naruto-san? Saya juga memikirkan bagaimana pandangan orang lain terhadap Naruto-san memiliki anak di luar pernikahan? Apalagi jika mereka tau saya hanya mantan pembantu keluarga Uchiha. Namun yang paling penting, saya tidak mau Boruto dihina karena dia lahir dilaur pernikahan." Hinata akhirnya menumpahkan seluruh isi hatinya. Ia bahkan menangis di dekapan Kushina sambi menceritakan semuanya.
Mendengar hal tersebut Kushina hanya tersenyum simpul. Dia paham kekhawatiran yang dialami Hinata. Kushina pun semakin yakin, bahwa Hinata adalah sosok yang tepat untuk mendampingi putranya.
"Kau tau Hinata-chan, aku jadi teringat masa laluku dengan Minato-kun." Hinata akhirnya mencoba untuk menghentikan tangisnya dan mulai mendengarkan Kushina.
"Dulu aku juga sepertimu, terlahir di keluarga yang kaya raya membuatku tidak bisa melakukan apa yang aku suka. Ibuku, Uzumaki Mito selalu mengaturku dengan dalih itulah yang terbaik untukku. Lalu aku bertemu dengan Namikaze Minato, suamiku. Dia kakak tingkatku ketika aku berada di Senior High School."
"Semua berjalan mulus, dia mencintaiku dan aku mencintainya, lalu kami berpacaran. Sayangnya hubungan kami tidak direstui oleh ibuku karena Minato hanyalah anak dari orang biasa. Karena kami saling mencintai, setelah Minato lulus kami pun kabur bersama ke luar kota dan memutuskan untuk menikah. Semuanya berjalan dengan baik, Minato mendapat pekerjaan dan aku menjual baju rajutanku di pasar."
"Suatu hari aku merasakan pusing dan mual, setelah 1 minggu tidak sembuh juga aku memberanikan diri untuk pergi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Minato. Dokter mengatakan aku hamil dan aku sangat bahagia namun, Ibuku mengetahui kehamilanku saat kami tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Ibuku hanya diam tanpa memberikan komentar apapun."
"Malamnya, saat aku ingin memberitahu Minato tentang kehamilanku, ternyata Minato diculik oleh orang suruhan Ibuku. Aku memberanikan diri pulang ke rumahku namun aku diancam jika tidak meninggalkan Minato maka Minato dan anakku akan dibunuh. Akhirnya aku menyetujui hal itu dan setelah Minato dibebaskan, kamipun berpisah.
"Selama 8 blan aku merawat bayiku seorang diri, tanpa Minato. Dan saat itu perusahaan yang selama ini dipegang ibuku bangkrut. Akhirnya dengan berbekal kemampuan memasakku, aku melamar pekerjaan di salah satu perusahaan untuk menjadi Juru Masak bagi pemiliknya. Akupun diterima dan pada hari pertama bekerja aku dikejutkan ternyata pemilik perusahaan tersebut adalah Minato"
"Awalnya dia tampak terkejut melihatku, apalagi saat itu aku sedang hamil tua. Dan pada saat itu juga dia memintaku untuk kembali padanya dan akupun menyetujuinya. Kau tau Hinata, bahkan aku juga pernah merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Minato setelah apa yang dilakukan ibuku padanya. Tapi aku tidak ingin semakin menyakitinya dengan menolaknya.""
"Narutoku sangat mencintaimu. Jadi sebagai ibunya aku memohon kepadamu kembalilah padanya dan berikan Boruto sosok seorang ayah." Setelah mendengar cerita dari Kushina, Hinata hanya terdiam sambil menghapus air mata yang sejak tadi mengalir di wajah cantiknya.
"Baiklah Kushina-san, saya akan kembali pada Naruto dan membahagiakannya" ucap Hinata mantap sambil tersenyum penuh arti pada Kushina.
___***___
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Sorrow [NaruHina] [Tahap Revisi]
FanficNaruto © Masashi Kishimoto Pairing : Naruhina Bagaimana jika seorang majikan menyukai Asisten Rumah Tangganya sendiri?