Soonyoung yang sedang fokus mengetik di meja kerjanya tiba-tiba merasakan aura mencekam yang sangat dikenalnya yang membuat bulu kuduknya merinding. Ia pun langsung memencarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari si pemilik aura. Saat si makhluk ini berjalan semakin dekat ke mejanya, ia bersumpah seperti melihat bayangan hitam disekitar tubuh mungilnya, sangat kontras dengan wajahnya yang polos seperti anak kecil.
"Jihoon ah.. ada apa denganmu?" Soonyoung mencoba untuk memulai percakapan.
"KIM FCKIN' MINGYU BAGAIMANA BISA DIA BEKERJA SEENAK JIDATNYA. KEMARIN DIA SUDAH MENGGANTI JADWAL RAPAT DENGAN KLIEN TANPA MEMBERITAHUKU DULU DAN SEKARANG DIA TIBA-TIBA MENGAMBIL KEPUTUSAN SEPIHAK TANPA KONSULTASI DULU DENGANKU. AKU TAU DIA ADALAH BOSNYA TAPI INI PERUSAHAAN ORANG TUANYA BUKAN PERUSAHAAN DIA DAN AKU TELAH BEKERJA JAUH LEBIH LAMA DARI DIA. AKU JUGA LEBIH TUA DARINYA TAPI DIA TIDAK PERNAH MENGHARGAIKU. KALAU SAJA AKU TIDAK HUTANG BUDI DENGAN KELUARGANYA AKU TIDAK MAU MENJADI SEKRETARISNYA." Jihoon yang sedari tadi sudah menahan emosinya saat masih berada di ruangan Kim Mingyu langsung melampiaskan amarahnya kepada Soonyoung.
"Jihoon ah.. Jihoon ah pelankan sedikit suaramu, ini masih jam kerja. Ini minumlah dulu banana milknya." Soonyoung yang merupakan rekan kerja sekaligus sahabat Jihoon, sudah biasa melihat kelakuan Jihoon yang seperti ini karena ulah bosnya oleh karena itu dia selalu menyimpan beberapa botol banana milk minuman favorit Jihoon di laci mejanya untuk meredakan amarahnya.
"Soonyoung ah.. kau memang sahabatku yang paling baik. Aku tidak tahu apa jadinya diriku jika kau tidak bersamaku. I love you Soonyoung ah.." Jihoon yang baru saja meminum habis banana milk yang diberikan oleh Soonyoung langsung kembali ceria seakan dia tidak pernah marah-marah sebelumnya.
Soonyoung tersenyum. Meskipun ia telah ratusan kali melihat kejadian seperti ini, tetap saja Soonyoung masih heran dibuatnya. Bagaimana tidak, namja yang terlihat seperti orang kerasukan 5 menit yang lalu langsung berubah terlihat seperti anak SD yang baru saja mendapatkan pujian dari gurunya karena dapat nilai 100 di ulangannya setelah minum banana milk.
"Benar.. Apa jadinya dirimu jika aku tidak bersamamu? Kau pasti sudah didemo oleh ratusan hantu yang menghuni kantor ini karena mereka minder melihatmu yang jauh lebih menakutkan dari mereka jika kau marah." Goda Soonyoung.
"Ya Kwon Soonyoung!" Jihoon memukul lengannya.
Mereka berdua tertawa.
"Ah, btw Jihoon ah maaf aku tidak bisa menerima pernyataan cintamu barusan karena aku sudah memiliki Seokmin. Aku tidak mau mengkhianatinya. Aku sangat mencintainya." Ucap Soonyoung dengan didramatisir.
Jihoon hanya menatapnya dengan tatapan 'are you kidding me'. Soonyoung terbahak melihatnya.
Saat Jihoon masih mengobrol dengan Soonyoung tiba-tiba ponsel Jihoon bergetar. Sebuah pemberitahuan pesan masuk terlihat di layar ponselnya.
Segera ke ruanganku sekarang. -Kim Mingyu-
Jihoon menghela nafas panjang.
"Siapa? Kim Mingyu?" Tanya Soonyoung setelah melihat perubahan ekspresi wajah Jihoon setelah membaca pesan masuk itu.
Jihoon mengangguk.
"Cepat pergilah sebelum dia membuat masalah yang akan menyusahkanmu lagi." Soonyoung menepuk-nepuk bahu Jihoon penuh empati.
Jihoon langsung pergi ke ruangan Mingyu dengan muka suram.
------------------------------
Knock knock. Sebuah ketukan membuyarkan lamunan namja yang sedang duduk di kursinya sambil mengamati pemandangan Seoul di siang hari yang terlihat dari kaca besar yang ada di ruangannya.
"Masuk." Ujarnya tenang.
"Ada perlu apa kau memanggilku, Kim Mingyu-ssi?"
"Duduklah."
Jihoon menuruti Mingyu sambil terus berusaha untuk menenangkan dirinya.
"Lee Jihoon-ssi." Kim Mingyu memulai.
Jihoon menatap matanya.
"Kau membenciku, kan?"
Jihoon tidak menjawab tetapi di kepalanya ia terus berkata 'SANGAT. AKU SANGAT MEMBENCIMU KIM FCKIN' MINGYU! OH GOD...' berulang-ulang layaknya seperti orang membaca mantra.
"Jihoon-ssi, aku tahu kau membenciku dan aku juga sangat membencimu. Oleh karena itu, menikahlah denganku."
WHAT??
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Marry Me?
Fanfiction"Kau membenciku, kan? Aku juga sangat membencimu, maka dari itu menikahlah denganku."