Chapter 3: Apa Aku di Surga?

1.6K 210 16
                                    

Jihoon terus menggerutu dan memaki-maki dalam perjalannya menuju kantor pagi ini. Bagaimana tidak, semalam dia harus pulang jam 1 karena Kim Fckn' Mingyu dan sekarang dia harus berangkat pagi-pagi juga karenanya. "Jihoon-ssi, ambilkan fileku yang tertinggal di kantor dan segera kirim ke rumahku. Aku akan pergi ke kantor setelah jam makan siang karena aku harus mengantar Minseo ke bandara." Jihoon yang saat itu masih setengah sadar dari tidurnya saat ia menerima telfon tidak bisa protes saat Mingyu memerintahnya dan Mingyu juga langung menutup telfonnya tanpa menunggu Jihoon untuk meresponnya.

"Oh God.. seriously ini kenapa haltenya masih jauh? Aku harus segera sampai di kantor untuk mengambil filenya, menuju ke rumah Kim Fckn' Mingyu, dan segera balik lagi ke kantor dalam waktu dua jam jika aku tidak mau terlambat sampai di kantor untuk bekerja." Jihoon mempercepat langkahnya sambil menggerutu dan bersumpah ia akan pindah ke apartemen yang dekat dengan halte agar ia tidak harus berlari-lari seperti ini jika ia sudah memiliki cukup uang nanti.

Brukk..

"Aw.. YA!! Apa kau tak punya mata!" Jihoon yang semenit yang lalu masih berlari-lari menuju halte sekarang ia sudah duduk di aspal karena seseorang telah menabraknya.

"Ah, maafkan aku, aku tidak melihatmu.. Biarkan aku membantumu berdiri." Namja itu mengulurkan tangannya untuk membantu Jihoon.

Jihoon yang masih duduk kesakitan dan akan meraih tangan namja asing tersebut langsung terdiam saat Jihoon tidak sengaja bertatapan dengan matanya. Tiba-tiba ia merasakan waktu seakan berhenti. Mobil dan orang-orang yang berlalu lalang disekeliling mereka juga seakaan mematung. Jihoon hanya bisa mendengar degup jantungnya yang semakin keras. 'Oh God.. Apa aku ada di surga sekarang? Indah sekali Angel ciptaanMu..' Jihoon bergumam dalam hati.

"Halo? Apa kau baik-baik saja?" Namja asing itu berbicara lagi kepada Jihoon.

Jihoon yang masih terhipnotis oleh 'angel' itu tidak dapat menjawab pertanyaannya sampai ia melihat mata indah itu semakin lama semakin mendekat, wajahnya yang putih mulus, bibirnya yang kissable, wajahnya yang tampan tak tertandingi terlihat semakin jelas sehingga membuat Jihoon merasa seperti melayang.. Wait. Melayang?

"Ya turunkan aku! Apa yang kau lakukan?!" Jihoon panik saat ia menyadari bahwa pantatnya sudah tidak merasakan dinginnya jalanan beraspal itu melainkan ia sekarang berada dalam dekapan namja asing itu. Iya. Dekapan. Karena namja asing itu mengangkat tubuhnya dengan bridal style.

"Iya..iya aku menurunkanmu, tolong jangan panik atau kita berdua akan terjatuh." Namja asing itu menurunkan Jihoon dengan hati-hati.

Jihoon yang telah kembali berdiri dengan kedua kakinya langsung merasa awkward dengan apa yang terjadi sebelumnya.

"Maafkan aku yang telah menabrakmu, aku tidak sengaja dan maaf juga aku telah membuatmu panik karena tiba-tiba aku menggendongmu tapi sumpah aku melakukannya karena aku juga khawatir melihatmu yang tidak meresponku saat aku memanggilmu berkali-kali. Aku berpikir kau terluka sehingga kau tidak bisa berbicara dan hanya menatapku jadi aku berencana akan membawamu ke rumah sakit" Namja itu menjelaskan kepada Jihoon dengan senyuman manisnya yang malu-malu.

Jihoon tidak berani menatap matanya terlalu lama.

"Tidak masalah, aku juga salah karena aku sudah berlari-lari sampai tidak melihatmu karena aku harus segera ke-"

Oh. Mata Jihoon langsung terbelalak saat ia menyadari bahwa ia telah menghabiskan waktunya secara percuma. Ia pasti akan terlambat masuk ke kantor hari ini. Jihoon pun langsung segera berlari lagi setelah ia meminta maaf untuk yang terakhir kali ke namja asing tersebut.

Tanpa Jihoon sadari namja asing itu terus memperhatikannya berlari sampai ia tidak terlihat lagi dari jangkauan pandangan namja itu. 'Cute' pikir si namja asing tersebut.

Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang