"Jihoon-ssi, aku tahu kau membenciku dan aku juga sangat membencimu. Oleh karena itu, menikahlah denganku."
Jihoon yang sedang makan siang bersama Soonyoung masih belum bisa melupakan perkataan Kim Mingyu di kantornya tadi. Jihoon berpikir Mingyu sedang mabuk atau kepalanya telah terbentur sesuatu sampai membuatnya tidak waras, tapi Jihoon yakin kalau Mingyu tadi mengatakan bahwa dia juga membencinya tapi mengapa Kim Fckin' Mingyu mengajaknya menikah? Jihoon masih belum bisa mendapatkan jawabannya karena Mingyu langsung meninggalkan Jihoon yang masih kebingungan untuk pergi makan siang bersama dengan teman-temannya.
"...rutmu Jihoon ah? Jihoon ah?" Soonyoung yang tidak mendapatkan respon dari Jihoon langsung melambaikan tangannya ke wajah Jihoon sambil menepuk lengannya keras.
"Ya Kwon Soonyoung! Kau ini apa-apaan? Sakit!" Jihoon mengelus-elus lengannya yang telah dipukul oleh Soonyoung sambil terus menggerutu.
Kwon Soonyoung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jihoon ah, ada apa denganmu? Kenapa tiap kali kau habis bertemu dengan si bos kau seperti bukan dirimu?" Tanya Soonyoung penasaran.
"Tidak, aku tidak apa-apa." Jawab Jihoon santai sambil mengaduk-aduk jus jeruknya.
"Oh tentu saja kau tidak apa-apa, seorang Lee Jihoon yang tidak pernah tahan dengan rasa lapar tetapi dari tadi tidak menyentuh makanannya sama sekali dan dia juga tidak merespon pembicaraan sahabatnya yang selalu setia menemaninya dikala susah maupun senang. Tentu saja Jihoon.. tentu saja..." Balas Soonyoung penuh sarkastik.
Jihoon mendengus sambil terus mengaduk-aduk jus jeruk yang warnanya mulai sedikit memudar akibat es batu yang telah mencair.
"Oke, aku minta maaf aku tidak mendengarkanmu tadi. Tapi aku benar-benar tidak apa-apa Soonyoung."
Kali ini gantian Soonyoung yang mendengus.
"So, apa yang kau bicarakan tadi?" Jihoon bertanya dengan dibumbui sedikit rasa antusias agar Soonyoung percaya padanya.
Soonyoung menghela nafas.
"Aku berencana akan mengajak Seokmin untuk menonton film sabtu besok, bagaimana menurutmu?"
"Hanya menonton film?" Jihoon mulai memakan sesendok makan siangnya yang telah dingin.
"Well, mungkin aku akan mengajaknya keliling mall dulu sebelum filmnya dimulai."
"Not bad. tapi jangan lupa kau harus membelikan sesuatu untuknya dan untuk keponakannya. Bukankah kau bilang Seokmin sangat menyayangi keponakannya? Kau harus mulai belajar menjadi calon paman ipar yang baik."
Soonyoung tersenyum mendengar saran Jihoon.
"Thanks Jihoon ah. You're the best." Soonyoung mengacungkan jempol ke sahabatnya.
Jihoon mendengus.
"Of course, I am." Ucap Jihoon dengan wajah tengilnya.
Soonyoung melemparkan tisu ke Jihoon.
Aku harus menanyakan masalah itu lagi ke Kim Fckin' Mingyu nanti. Pikir Jihoon.
-----------------------------------
"Berhentilah menatapku. Aku tidak ingin kau jatuh cinta denganku." Kim Mingyu yang sedang memeriksa file yang diberikan oleh Jihoon merasa tidak nyaman karena tatapan Jihoon yang tidak biasa.
Jihoon mendengus.
"Maafkan aku Kim Mingyu-ssi tapi kau tidak perlu khawatir karena aku tidak mencintaimu dan tidak akan pernah mencintaimu. Kau bukan tipeku."
Mingyu mengalihkan pandangannya ke Jihoon.
"Lalu kenapa kau menatapku? Tatapanmu sangat membuatku tidak nyaman."
"Fine. Aku langsung saja. Kenapa kau mengajakku menikahimu?"
"Karena kita saling membenci." Jawab Mingyu santai sambil membaca filenya lagi.
Jihoon menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
"Kalau kau membenciku sama seperti aku membencimu lalu mengapa kau mengajakku menikah?" Jihoon berusaha sekuat tenaga untuk meredam emosinya.
"Karena orang tuaku menyuruhku untuk menikah dan sejauh yang aku tau mereka menyukaimu, jadi kenapa tidak aku menikahimu?"
Jihoon yang membuka mulut bersiap untuk melontarkan protes ke Mingyu langsung mengurungkan niatnya saat Kim Mingyu memberi signal bahwa ada telfon masuk di ponselnya.
"Halo. Oh Wonwoo Hyung."
"Tenang saja kau tidak perlu mengkhawatirkanku dan perusahaanku."
"Aku yakin kali ini aku yang akan mendapatkan proyek itu."
"Kau khawatirkan saja dirimu sendiri. Ah, dan satu lagi suruh sekretarismu bersiap-siap untuk mencari proyek cadangan lain." Mingyu menutup telfon sambil tersenyum licik.
JIhoon yang sedaritadi menunggu percakapan telfon mereka selesai langsung membuka mulut disaat Mingyu telah menutup telfonnya.
"Kenapa kau tidak mengajak Wonwoo untuk menikahimu? Sejauh yang aku tau orang tuamu juga menyukainya dan kau tidak pernah memiliki hubungan baik dengannya."
Mingyu menatap Jihoon dengan tatapan bosan.
"Orang tuaku memang menyukainya dan kita juga tidak pernah memiliki hubungan baik, tapi aku hanya tidak menyukainya bukan membencinya. Oleh karena itu aku tidak bisa mengajaknya menikah."
Jihoon membuka mulutnya lagi untuk memprotes tapi Mingyu menyelanya.
"Hentikan protesmu, kita hanya akan menikah sampai orang tuaku memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadaku untuk mengelola perusahaan ini. Aku juga tahu kau membutuhkan banyak uang untuk sekolah adikmu dan pengobatan ibumu di Busan. Kau jangan khawatir aku akan memberikan uang yang kau butuhkan dan aku bisa pastikan tidak sampai setahun aku sudah bisa mengambil alih perusahaan ini sepenuhnya dan kita bisa langsung bercerai dan kau juga masih tetap bisa bekerja di perusahaan ini."
Jihoon terdiam saat Mingyu menyinggung masalah keuangan yang sedang ia hadapi saat ini. Pikiran dan hatinya campur aduk. Disatu sisi dia membutuhkan uang untuk keluarganya karena dia telah menjadi tulang punggung keluarganya semenjak 5 tahun yang lalu saat ayahnya telah meninggal karena kecelakaan tetapi disisi lain dia juga tidak mau menikahi seseorang yang tidak dicintainya, meskipun ini hanya pernikahaan pura-pura tapi tetap saja pernikahan itu adalah hal sakral baginya.
"Kau bisa keluar sekarang dan selesaikan pekerjaanmu." Perintah Mingyu sambil kembali memfokuskan perhatiannya ke pekerjaannya lagi.
Saat Jihoon akan berbalik untuk keluar dari ruangannya, Kim Mingyu berkata lagi.
"Aku nanti malam akan lembur untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan kau harus menemaniku."
Jihoon mendengus kesal.
WHAT THE HELL?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Marry Me?
Fiksi Penggemar"Kau membenciku, kan? Aku juga sangat membencimu, maka dari itu menikahlah denganku."