16

31.1K 2.4K 43
                                    

SENYUM Juni mengembang saat melihat bangunan tua bertingkat di hadapannya. Gadis itu menghembuskan napas lega sembari mengusap keringat yang mengalir di keningnya. "Akhirnya ketemu juga ni motel," ucap Juni senang.

Juna tidak menanggapi perkataan Juni. Lelaki itu langsung menarik tangan Juni dan masuk ke dalam motel tersebut. Para pria yang mengejar mereka pun hendak ikut masuk ke dalam motel tersebut, namun sayangnya mereka dicegat oleh para penjaga motel di sana.

"Akhirnya kita selamat!" ucap Juni lega.

"Udah buruan." Juna kembali menarik tangan Juni untuk mendekat ke loket yang ada di sana.

"Lagian lo itu, Nat, punya masalah sama orang yang kaya gitu," omel Juni

Juna mendengus. "Padahal lu yang ngebuat kita berdua dikejar," gerutu Juna.

"Kenapa?"

"Enggak." Juna menatap ke arah pelayan yang ada di depannya. "Mbak, saya mau dua kamar."

"Untuk berapa malam, Mas?"

"Satu malam aja, Mbak," jawab Juna.

"Baik. Untuk satu kamar harganya seratus ribu, ya. Jadi totalnya dua kamar, dua ratus ribut rupiah dengan pembayaran cash, ya, mas," ucap wanita itu.

"Oke, Mbak." Juna merogoh kantong celananya. Seketika Juna kepanikan ketika menyadari bahwa dompetnya tertinggal di dalam mobil. Lelaki itu pun mendekat ke arah Juni.

"Mana kunci kamarnya?" tanya Juni sambil mengulurkan tangannya.

"Boleh pinjam uang?"

"Untuk?" tanya Juni. "Jangan bilang lo enggak bawa dompet?" tebak Juni.

"Kayaknya jatuh, deh, di mobil," balas Juna sambil cengengesan.

Juni menggerutu kesal. Gadis itu pun merogoh saku bajunya. Dan menemukan selembar uang seratus ribu. "Gue cuma ada seratus ribu, Nat." Juni menyodorkan selembar uang tersebut kepada Juna.

"Segitu doang?" tanya Juna.

"Emang perlu berapa?" tanya Juni.

"Dua kamar dua ratus ribu," jawab Juna. "Lo gak ada atm atau apa gitu?" tanya lelaki itu.

Juni menggeleng. "Gue enggak pernah megang gituan."

"Aish!" Juna mengacak rambutnya frustrasi. Lelaki itu merampas uang yang dipegang Juni dengan kasar.

"Gak usah kasar bisa kali," gerutu Juni.

Juna berjalan menuju meja kasir tersebut. "Mbak, ada kamar yang lebih kecil, enggak?" tanya Juna. "Yang lima puluh ribu satu kamar gitu."

"Maaf mas. Kami tidak menyediakan kamar yang lebih kecil lagi, karena rata-rata kamar di sini menggunakan kasur single," jelasnya.

Juna mengangguk mengerti. "Ya udah, saya pesan satu kamar yang tadi."

"Baik mas. Seratus ribu, ya."

Juna pun menyerahkan selembar uang tersebut ke pelayan itu.

"Ngomong-ngomong Masnya gak apa-apa cuma pesen satu kamar aja?" tanya waniat itu saat melihat Juni yang berjalan mendekat ke arah Juna.

"Enggak apa-apa, Mbak," balas Juna.

"Eh, enggak apa-apa apanya?" tanya Juni yang mendengar ucapan tersebut.

"Diem dulu," ujar Juna menanggapi pertanyaan Juni.

Sementara pelayan itu berjalan ke belakang untuk mengambil kunci, Juni dengan kesal menatap ke arah Juna. Wajah gadis itu terlihat marah karena ucapan Juna tadi. "Lo gila apa?" protes Juni.

JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang