Part 3

257 40 8
                                    

Kami berdua sampai di mall, tetapi pada saat kita berdua masuk. Hp wonwoo oppa berbunyi, ada panggilan masuk. Wonwoo oppa segera mengangkatnya, aku hanya menunggu wonwoo oppa.
Setelah wonwoo oppa selesai, wonwoo oppa berbicara kepadaku.

"soo bin maaf, oppa tidak bisa menemani kau. Oppa ada perlu, tidak apa-apakan?"

"tidak apa-apa oppa, pergilah oppa"

"terima kasih soo bin, maafkan aku sekali lagi. Sampai bertemu lagi dirumahmu!" pergi meninggalkanku sendiri

Aku hanya memberi senyuman kepada wonwoo oppa, lalu aku menunggu Eun Ri temanku. Belum lama Eun Ri sudah datang dan menghampiri, kemudian kami masuk ke mall.

Kami berdua bermain, berfoto dan yang paling penting bagiku adalah membeli novel. Kami bermain sampai malam, kemudian kami pulang. Rumah kami beda arah jadi kami tidak pulang bersama.

***

Sebentar lagi aku akan sampai di rumahku, tetapi pada saat aku sampai di depan rumah aku melihat tetanggaku yang bernama woozi. Kemudian aku menyapanya dengan ramah.

"woozi oppa!" sambil melambaikan tangan kepadanya

"apa yang terjadi di rumahmu soo bin?"

"rumahku?" ucapku bingung sambil menunjuk kepada diriku sendiri

"heum daritadi rumahmu sangat berisik sekali, jadi aku tidak bisa membuat lagu"

"maafkan aku oppa, pasti oppaku dan teman-temannya yang berisik"

Woozi oppa sangat bagus dalam bidang musik, aku juga kagum kepada woozi oppa. Tetapi woozi oppa paling tidak suka kalau tetangganya berisik, ya tetangga itu adalah aku.

"kemana eommamu?"

"sepertinya masih menginap di rumah bibi, oppa aku mempunyai ide"

"ide?"

"heum, apa oppa mempunyai sirene?"

"sepertinya aku punya tapi untuk apa?"

"bawa saja oppa, dan oppa hanya mengikutiku saja"

"arasseo aku akan membawakannya dulu"

Sebenarnya hubungan aku dengan woozi oppa sangat dekat . pada saat aku masih anak-anak, tetapi pada saat aku sudah beranjak dewasa aku mulai sibuk oleh pelajaran.

Woozi oppapun pergi ke rumahnya untuk membawa sirene, tak lama kemudian woozi oppa kembali dengan sirene.

"ini sirenenya, tetapi untuk apa?"

"ikut saja oppa"

Woozi oppa masih bingung dan memberikan sirine kepadaku. Kemudian aku membuka pagar, woozi oppa mengikutiku. Kami berdua masuk dan berhenti di depan pintu.

Kemudian aku menghidupkan sirinenya, dan sirine itu mengeluarkan suara yang keras.
Sirine itu terus-menerus berbunyi, tak lama kemudian oppa dan teman oppa keluar. aku dan woozi oppa hanya melihat mereka semua, kami berdua melihat ekpresi mereka masing-masing.

Mereka keluar dengan berteriak.

"kebakaran!"

"semuanya keluar!"

"berhenti karokeannya, selamatkan nyawa kalian!"

Entah siapa yang berbicara begitu, kami berdua hanya mendengarkan mereka yang panik.

Kami berdua menahan tawa, dan tak lama kemudian seungkwan oppa yang terkenal dengan banyak bicara itu bersiap untuk berbicara dengan sangat panjang.

"yak soo bin! Apa yang kau lakukan?! Apa kau yang membunyikan itu?! Apa kau sudah gila!"

Huftt untung saja seungkwan oppa tidak begitu berbicara dengan sangat panjang. Tetapi mereka semua melihat ke arahku dengan dendam tentu saja oppaku melihatku juga.

"waeyo?" ucapku berbicara kepada mereka semua yang sedang melihatku

Oppaku hendak memukulku tetapi untung saja woozi oppa angkat bicara.

"aku yang melakukannya! Karena kalian sangat berisik, apa lagi kau hyun seok! Kau ini bukannya menjaga rumahmu dengan sangat baik, malah membuatnya bertambah parah. Apa kau ingin aku berbicara kepada eommamu tentang semua ini"

"hyung! Tolong jangan berbicara pada eommaku tentang ini!" ucap oppaku memohon

Aku terselamatkan oleh woozi oppa, woozi oppa selalu membuatku kagum.

"dan kau tidak mengkhawatirkan adikmu yang pulang malam begini! Dan kau tidak menjemputnya"

"kalau begitu biar hyung saja yang menjemputnya" oppaku berbicara dengan volume yang sangat kecil

"mwo aku ?"

"aishh!" lanjut woozi oppa sambil mengangkat tangannya berniat memukul oppaku

Aku sangat kagum kepada woozi oppa, dan segera aku mengancungkan jempol kepada woozi oppa. Teman oppa yang melihatku langsung bereaksi kepadaku berniat untuk memukul.

"aishhhh!" ucap mereka

"mwo?!" balas woozi oppa melindungiku dari mereka

Setelah kejadian itu, teman oppa dan oppaku masuk ke rumah dan tidak membuat kegaduhan lagi. Sedangkan aku mengantar woozi oppa sampai pagar.

Sirine itu masih dipegang olehku,
"berikan itu kepadaku"

"ini, goma-woyo oppa" sambil memberikan sirine miliknya

"heum, kalau mereka macam-macam lagi kepadamu telepon saja aku. Sekarang kau jarang menghubungiku"

"siap oppa, maaf oppa aku akan sering menghubungi oppa"

"heum arasseo, masuklah"

"iya oppa, dahh oppa"

Kemudian woozi oppa pergi, tetapi pada saat woozi oppa melangkah lagi aku segera memanggilnya.

"oppa saranghae, oppa sudah lama tidak memperlakukan ku begitu, annyoung oppa" aku melambaikan tanganku kepada woozi oppa lalu masuk ke rumahku

Aku tidak tau reaksi woozi oppa bagaimana, bagaimanapun woozi oppa sudah aku anggap seperti kakak kandungku jadi aku menyayanginya.

Tolong vote and comment yahh!!
Biar aku semangat lagi nulisnya!

Silahkan kalian bisa komentar apa aja tentang cerita ini, tentang kekurangannya atau tentang apa aja !!

Pleasee!
Makasih bagi yang udah liat cerita ini 😘😍😘😍😘😍🙆🙆

Welcome my love! (Wonwoo Imagine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang