Setelah kejadian malam itu aku tidak pernah berbicara padaku lagi. Keesokannya teman-teman oppaku sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
2 hari kemudian
Yahh seperti biasanya aku bangun pagi dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, aku memakai baju seragam sekolahku.
Setelah semuanya rapi, akupun keluar dari kamarku dan melihat oppa yang sudah duduk di kursi meja makan sambil melahap sarapannya.
Dia melihatku dengan mata yang sinis setelah itu oppa memalingkan wajahnya ke arah lain, aku hanya mengabaikannya.
Ayahku sudah kembali dari urusan pekerjaan. Berkumpul dengan ayah, ibu dan oppa itu adalah suasana yang menyenangkan menurutku.
Kembali lagi kepada ceritaku, aku hanya mengabaikan tatapan sinis oppaku. Setelah itu aku berjalan menuju meja makan dan memakan sarapanku.Selesai sarapan aku bangkit dari tempat dudukku dan berpamitan kepada ayah dan ibuku.
“Eomma, appa! Aku berangkat dulu, appa~ minta uang” Ucapku dengan nada yang manja
“Kau ini selalu saja meminta uang!” Ucap appaku
“Aku baru kali ini meminta uang” Kataku
“Appa baru saja memberi uang kemarin” kata appa
“Kapan appa? Appa sepertinya memberikannya kepada oppa bukan aku, appa selalu memberi uang kepada oppa. Aku meminta uang untuk keperluan sekolah, bukannya untuk membeli barang yang tidak berguna” ucapku
“…” appaku hanya diam sambil menyantap sarapannya
“lupakan saja! Sayangilah anak kesayangan appa, walaupun dia malas selalu keras kepala dan tidak pernah mendengarkan perkataan appa”
Oppa baru saja menyadari kalau yang dimaksud dengan anak kesayangan appa adalah dirinya. Oppa langsung kesal dan melihat ke arahku.
“Aishh jinja!” Ucap oppaku
Aku kesal dengan semua ini selalu saja pilih kasih. Aku selalu memberikan terbaik kepada appa tapi ini semua balasannya.
Sebelum pergi aku memakai sepatuku terlebih dahulu, pada saat aku sedang memakai sepatuku.
Eomma berteriak kepadaku.
“Yak soo bin, pergilah bersama dengan oppamu ini”
“Tidak usah eomma, lebih baik aku berangkat sendiri!” balasku
Aku keluar dari rumah dengan perasaan yang sangat kesal. Aku selalu memikirkan masalah yang sedang aku hadapi, tetapi aku tidak pernah menunjukan kekesalanku kepada teman – temanku.
Sesampainya di sekolah aku segera menuju kelas, seperti biasa teman-temanku sudah lebih dulu sampai di sekolah.
Aku hanya bisa menyembunyikan kekesalanku, sebelum bel berbunyi kami hanya berbicang.
“Aku tadi melihat murid baru” Ucap Sang Byung
“Aku tidak melihatnya tadi” Ucapku
“Yeoja atau Namja?” Tanya Eun Soo penasaran
“heum ….”
Pada saat Sang Byung akan menjawabnya, belpun berbunyi. Semua duduk di tempatnya masing-masing, ucapan Sang Byung benar ternyata ada murid baru.
Guru yang akan mengejar kita masuk dengan murid baru.“Siap, beri salam” Ucap ketua kelas
“Annyonghaseyo” Ucap para murid dan membungkuk
“Ne…, kita punya murid baru jadi perlakukan dia dengan baik. Chan silahkan perkenalkan dirimu” Ucap guru
“Ne, annyonghaseyo namaku Lee Chan kalian bisa memanggilku chan atau dino”
Pada saat murid baru itu sedang memperkenalkan diri, aku berbisik kepada Ji Rim yang duduknya berada di depanku.
“Yak Ji Rim menurutmu dia tampan?” Tanyaku
“ye(ya)” Ucap Ji Rim dan menunjukkan senyumnya kepadaku
Ya begitulah sahabatku, tapi menurutku juga dia tampan. Hehe aku hanya menyebutnya tampan bukan berarti aku menyukainya.
“Chan kau bisa duduk disana” Ucap guru dan menunjukan kursi yang kosong
“Ne ssaem (guru)” Ucapnya
Lalu chan pergi ke tempat duduknya seperti biasa kami melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar). Aku sangat malas pelajaran IPS, tugasnya selalu menumpuk.
Bel berbunyi tanda untuk istirahat, kami berlima pergi ke kantin untuk membeli makanan. Pada saat kami berlima akan pergi ke tempat duduk, murid baru itu yang bernama chan lewat.
Eun soo memandangi murid baru itu, eun soo seperti tergila-gila kepada murid itu. Aku melihat itu langsung menyenggol tangan eun soo dan mengajaknya untuk ke duduk di kantin.
“Kajja!” Ucapku
“Eh eoh kajja!” Ucapnya dengan gagap
Lalu kami duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan, kami berbicang dan tertawa. Setelah kami memakan makanan kita, kami kembali ke kelas.
Kami duduk di tempat duduk kami masing-masing, tak lama kemudian bel berbunyi. Bel sudah berbunyi tapi guru yang harusnya mengajar di kelas kita belum masuk juga, lalu ketua kelas kita ke ruang guru untuk memanggil guru yang harusnya mengajar di kelas kita.
Setelah itu ketua kelas kita masuk dengan membawa kertas ulangan. Dan ketua kelas berdiri di depan semua murid.
“Diamlah! Gurunya sedang sakit jadi tugasnya adalah mengerjakan soal ini” Ucap ketua kelas dan menunjukkan kertas selembar yang berisikan soal
“Jawabannya saja?” Ucapku
“Ne, tulis jawabannya di kertas selembar” Jawab ketua kelas
Ketua kelas itu membagikan kertas yang berisikan soal itu sesudah membagikannya Ji Rim mengajakku pergi ke perpustakaan untuk membawa buku.
“Soo bin antar aku untuk membawa buku” Ajaknya
“Arasseo kajja” Ucapku
Kami hanya pergi berdua karena ketua kelas hanya mengizinkan kami berdua. Kami berdua menuju perpustakaan.
Tetapi ditengah perjalan Ji Rim ingin pergi ke toilet.
“Kau duluan saja, aku akan menyusulmu nanti” Ucapnya lalu pergi ke toilet
Aku hanya mengangguk dan meneruskan tujuanku, sesampainya di perpustakaan. Aku mencari buku yang aku inginkan, akupun menemukannya.
Aku segera membawanya dan membaca buku itu. Aku menunggu Ji Rim yang masih belum datang, sementara menunggunya aku membaca buku yang sudah aku bawa itu.
Aku membaca buku itu sambil menyender ke rak buku yang ada dibelakangku.
Pada saat aku membaca, seperti ada seseorang yang melihatku di balik rak yang ada dihadapanku. Dia tertangkap basah olehku, lalu aku berjalan menuju tempatnya.
Oh tunggu sebentar aku sepertinya mengenalnya, bukankah itu?
Vote and comment yahh
Baca work saya yang yang lain yahh 😘😍😘😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome my love! (Wonwoo Imagine)
FanfictionCast: -Park soo bin (oc) -all members SEVENTEEN "Aku nyaman dengannya dan aku senang berbicara dengannya. Apakah aku jatuh Cinta?" "Tapi apa itu Cinta?"