"Sialan!! Gue di jebak?!"umpat Dio"Brengsek!! Lepasin gue Cristi??!!"
Pria itu sekarang berada di gedung tua dengan tujuan awal menemani Cristi melukis. Namun sesampainya di atas gedung ia di jebak. Banyak penjaga yang menahannya sebagai umpan.
Sedangkan Cristi? Gadis itu tak mampu mendengan makian pria itu. Ia selalu menutup telinganya dengan ucapan maaf yang selalu keluar dari bibirnya.
"Maafin gue Yo. Maafin gue.."ucapnya dengan rasa bersalah pada dirinya
Tiba tiba pintu atap di mana Dio berada terbuka dan masuklah gadis cantik yang memegang pistol di tangan kanannya..
"Ow.. ow.. oww... selera Aleta boleh juga ya.. cowok ganteng tapi sayang ngomongnya kasar.."ucapnya dengan suara yang di buat buat orang itu
"Siapa lo?"geram Dio dengan menatap orang di depannya tajam
"Gue? Siapa ya?"ucapnya dengan suara yang masih sama
"Jawab gue!"bentak Dio
"Maya!"dengan wajah datarnya
"Lo mau apa dari gue?"tanya Dio dengan tatapan yang masih sama
"Aleta!"jawabnya santai
"Mau apa lo sama Aleta?"tanya Dio dengan perasaan yang mulai tak tenang
"Lo gk perlu tau! Tapi dengan elo yang jadi umpan. Gue yakin dia bakal keluar nunjukin batang hidungnya ke gue!"ucap Maya dengan seringai licik
"Masalah apa lo sama dia?"
"Bukan urusan lo!"ucapnya dengan langkah nya kluar dari tempat itu.
▪☆☆▪☆☆▪
"Dioo."
Kagetnya Aleta saat melihat kondisi pria yang selama ini ia rindukan.. pria yang selama ini jadi bahan tangisnya. Pria yang selalu membangkitkan kinerja jantungnya saat berdekatan.
Namun ini aneh. Ia merasa biasa saja saat di dekat pria itu. Apa perasaannya pada Dio telah tiada? Aleta tidak tau
"Lo gk papa?"
"Aleta? Kenapa lo dateng?"tanya balik
"Maya maunya gue. Jadi lo boleh pergi.."ucap Aleta dengan mulai melepaskan talinya. Namun ia agak kesusahan karna tali yang diikatkant terlalu erat.
Belum selesai membuka ikatan yang lain Dio memanggil Aleta..
"Aleta?.."
"Gue harus selesaikan semuanya! Lo boleh pergi.."
"Gk al..."belum ia menyelesaikan ucapannya..
Terdengar pintu dibuka..
"Akhirnya.."ucap Mya dengan senyum liciknya
"Lo harusnya gk masukkan Dio ke masalah kita!"ucap Aleta dengan menatap Maya dengan tajam
"Harus lah tu cowok ikut"ucapnya dengan menunjuk Dio "kalau gk ada dia lo juga gk bakal nemuin gue Audy!"lanjutnya
"Audy?"bingung Dio
"Sekarang mau lo apa?"tanya Aleta tak menghiraukan kebingungan pria di belakangnya itu
"Nyawa!"ucap Maya dengan mengeluarkan pistolnya dan dihadapkan tepat di depan muka Aleta.
Melihat itu membuat Dio ingin maju namun ikatan yang masih di bagian tangan belum terlepas. Hingga...
Dorr..
Aleta membeku dengan mata yang terpejam. Ia sudah siap dengan resiko yang ia dapat. Sudah siap menerima sakitnya timah panas dan terbenturnya lantai..
Namun ia tak merasa apa apa.. ia mulai membuka mata dan...
Degg..
"Reza.."panggil Aleta kalap
"Lo.. gk.. papakan Let?"
"Kenapa?.."
"Gue.. sa-sayang elo.. Aleta.."
"Reza.."
"Lo.. harus baik.. baik aja Let."dan gelap
"Rezaaa.. gue juga sayang sama loo!"
"Brengsek lo Maya!"ia pun maju dan menerjang wanita itu hingga pistol di tangannya terjatuh..
"Sialan lo Dy!"ucapnya dengan berusaha mengeluarkan senjata lainnya di saku jaketnya namun di tahan Aleta..
"Menyerah Maya!"bukan Aleta.
"Cristi?"bingung Aleta namun tak dihiraukan Cristi
Tiba tiba datanglah polisi dan mengamankan Maya sebelum ia bertindak lebih jauh..
"Lepasin.. gue gk salah woy. Dia yang salah pakk"jerit Maya
Dengan tangan yang masih leluasa Maya mengambil pistol cadangan di jaketnya dan..
Dorr..
"Cristi."teriak Dio saat selesai melepas semua ikatannya
▪☆☆▪☆☆▪