{Foto Cristi di mulmed}
Author POV
Pikiran gadis itu mulai tak tenang. Pasalnya mulai kemarin bertemu dengan perempuan itu. Dio tak mengirim pesan sama sekali. Untuk menanyakan mengapa ia pulang duluan? Tidak ada sama sekali. Dan Aleta berpikir bahwa ia sudah tak dibutuhkan lagi.
"Let.."panggil Alexa. Namun yang dipanggil tak bergeming. Tatapan kosongnya membuat Alexa khawatir karna kemarin sore kembarannya itu pulang dengan keadaan berlari dan menahan tangis.
"Aleta."panggilnya. Namun tetap sama. Tak ada sautan
"Aleta.."panggilnya dengan keras dan mengguncang tubuh Aleta agar sadar
"Eh? I-iya? Kenapa Lex?"tanya Alera dengan gelagapan.
"Lo kenapa? Ada masalah? Cerita lah Let.!? Gue sodara lo kan?"tanya Alexa lembut dengan bujukan agar Aleta mau membagi masalah pada kembarannya itu
"Gue ke danau ya?"senyum paksa! Alexa tau. Ada yang membuatnya gelisah. Namun itulah Aleta! Selalu menyembunyikan masalah sendiri
"Pasti Dio!"gumamnya saat Aleta sudah tak terlihat
▪☆☆▪☆☆▪
Angin kencang yang menerpa wajahnya membuatnya memejamkan matanya. Menahan segala pikiran yang dapat saja membuat emosinya meledak. Ia tak mau. Tak mau membuat masalah karna laki laki. Walau perasaan yang dialaminya sangat mengganggu.
Namun dia tahan...
Dia bukan siapa siapa. Hanya teman. Dan itu adalah fakta yang menyakitkan. Dekat dengan Dio beberapa bulan hanya menyandang status berteman membuatnya ingin sekali melarikan diri dan mengalami kecalakaan yang membuatnya kembali amnesia.
Dio memberi apa yang selayaknya seorang sepasang kekasih pada Aleta. Namun setelah perempuan kemarin datang. Semuanya berputar. Dio tak pernah mencarinya. Dio tak menoleh padanya dan lebih memilih bersama gadis bernama Cristi.
Ya. Gadis itu masuk ke sekolah yang sama dengannya dan terutama bersama Dio. Dan itu membuat Aleta semakin pecah. Pecah berkeping keping.
"Gue pengen egois Yo. Tapi gue gk mau ngebuat lo tambah jauh. Gue sayang sama lo Dio. Iya' sayang Ega."iapun jatuh tersujud. Menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menangis. Menangis sakit hati yang harus ia tanggung.
"Lo gk tau seberapa terganggunya perasaan yang gue rasa? Ha?"jeritnya dengan tangisan yang tambah keras
"Mana janji lo? Janji selalu ada buat gue? Mana Yo? Manaa...????"triaknya. Meluapkan semua perasaan yang ia tahan sedari tadi. Teriak. Dengan itu ia bisa merasa lega walau sedikit sakit yang masih membekas
"Bullshit!"desisnya dengan mata tajamnya menatap hamparan air danau di belakang sekolahnya itu.
Tanpa sepengetahuan Aleta. Ada sepasang mata menatapnya dengan tatapan sendu..
"Lo harus kuat Let. Dan gue yakin lo bisa!"
▪☆☆▪☆☆▪
Setelah kejadian dua hari berturut turut yang lalu. Fisik Aleta melemah karna tidak adanya asupan makanan yang dicernanya. Ia hanya diam. Tak mau makan dan banyak melamun.
Entah apa yang ia pikirkan bagi ortunya. Namun Alexa tau. Dio. Laki laki itu penyebab semuanya. Kalau bukan karna Cristi juga. Aleta tidak begini. Dio dan Cristi adalah dalang dari jatuhnya Aleta. Aleta lemah sekarang! Dan itu karna Dio. Karna perasaan yang tak mau di terima oleh Aleta untuk Dio.
Dan sekarang! Laki laki itu belum mencari info tentang Aleta. Dia sibuk bersama gadis itu hingga lupa seorang gadis yang terbaring lemah dikamarnya.
"Let. Gue yakin lo kuat. Gue mohon lo bangkit. Lo gk boleh lemah di depan Dio. Gk boleh."ucap Alexa dengan tangan menggenggam tangan Aleta yang tertidur.
Dengan mata terpejampun Aleta mendengar. Ia ingin rasanya menangis. Namun cukup! Alexa benar. Ia harus kuat. Dia tidak boleh terlihat lemah di depan Mereka! Dio dan Cristi.
Setelah Alexa keluar dari kamar Aleta. Gadis itu membuka mata dan menatap nyalang langit langit kamarnya..
"Permainan di mulai!!"ucapnya dengan seringainya..
Dan mulai dari situ Aleta akan berusaha bersikap biasa pada semuanya. Dia akan mulai cuek pada hubungan Dio dan Cristi.
♤♤♤♤
.
.
.
.
.
Jahat ya Dio ampe Aletanya jadi sakit..
Kasian banget!Haha... gk je? Emang!
Gue aja bingung!