Part 05 : Ayo berkencan!

1.2K 164 4
                                    

27 November 2017

Jimin P.O.V

Sinar matahari menusuk - nusuk mataku dan memaksaku untuk bangun sekarang juga. Padahal aku masih ingin tidur lebih lama.

Aku tidak terkejut saat melihat Seulgi tertidur dipelukkanku. Semalam memang aku memang memintanya tidur bersamaku disini karena aku benar - benar takut tidur sendiri. Aku takut mimpi itu akan datang. Tapi tidak dengan semalam. Mimpi itu menjadi indah. Aku mendapatkan mimpi tentang musim semi. Mungkim gadis di pelukanku ini memberikan aura bagus. Bahkan badanku sudah lebih baik dari kemarin.

Aku meneliti wajah Seulgi. Ia sangat tenang dan polos saat tertidur seperti ini.

"Kau sangat cantik...." gumamku.

Aku membelai rambutnya perlahan sambil tersenyum. "Akankah aku bisa bersamamu selamanya?" Pikirku.

Aku meneteskan air mata saat memandangnya. Aku merasa hidupku bersamanya tidak lama lagi. Entahlah. Aku merasakam firasat seperti itu.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Seulgi P.O.V

"Eungghhhh.." aku meregangkan tubuhku di kasur. Ah rasanya segar sekali saat aku bisa kembali ke dunia ini. Aku lelah berlari di dunia mimpi. Entahlah mimpiku sangat konyol hari ini.

Aku enggan sekali untuk membuka mata. Tapi aku merasakan hembusan nafas mengenai wajahku. ini pasti...

"Good morning Seulgi-ya~" suara ini menyapaku dengan ceria. Siapa lagi kalau bukan Jimin? Dia duduk di bawah sambil menompang dagunya pada kasur dan memandangiku dengan mata bulan sabitnya yang muncul akibat tersenyum.

"Jimin-ah kau sudah baikan?? Apakah masih sakit? kau yakin sudah tidak apa - apa??" Aku menyentuh dahi dan pipinya untuk mengecek suhu tubuhnya. Dan sepertinya sudah tidak sepanas kemarin. Tapi cepat sekali dia sembuhnya.

"Aku sudah baik - baik saja Seulgi-ya," Jimin memegang tanganku sambil tersenyum memandangku.

"Cuci wajahmu dulu. Lalu kita sarapan bersama ya? Aku sudah memasakkan sesuatu untukmu. Jangan buat aku menunggu ya," ia mengusap lembut rambutku, lalu meninggalkanku menuju dapur.

Astaga rasanya jantungku ingin lepas. Mengapa dia memperlakukanku seperti ini.. membuatku takut saja, batinku.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Aku hanya bisa membuka mata dan mulut lebar - lebar saat mengetahui bahwa meja makanku penuh dengan masakan. Ini masakan Jimin! Bahkan bau nya sangat harum. Dia ini... apa?

"I-ini kau yang memasaknya?? Aku tidak percaya.."

"Memangnya kenapa? Kau tidak pernah melihat lelaki tampan sepertiku memasak? Inilah nilai plus ku HAHAHAHHAA," Park Jimin tertawa puas setelah memuji dirinya sendiri. Cihh.. dasar tukang narsis.

"Ayo duduk tuan puteri. Kau tidak akan kenyang hanya dengan memandanginya seperti itu," Jimin menarik keluar kursi makanku dan mendudukkan aku yang masih terpukau melihat masakannya.

"Seulgi-ya, coba ini," Jimin menyuapiku japchae buatannya.

"I-ini.. enak sekali..." sungguh aku tidak berbohong. Rasanya sangat sangat sangat enak. Mengingatkanku pada masakan Ibu.

"Benarkah? Aku senang kalau begitu. Makan yang banyak ne?"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Park Jimin P.O.V

Aku sangat senang karena aku bisa membuatkan sarapan untuk Seulgi. Ini adalah bentuk terima kasihku karena dia telah merawatku. Hanya dia yang bisa membuatku cepat pulih seperti ini. Aku juga tidak tau dia memiliki sentuhan ajaib seperti apa yang bisa memulihkanku.

DELUSION [ Seulgi × Jimin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang