Part 06 : One day in Myeongdong

1.1K 163 8
                                    

Myeongdong, salah satu surganya belanja yang ada di Seoul. Semua barang lokal hingga bermerk internasional ada disini. Harganya juga beragam. Mulai dari yang murah dan mahal ada disini. Ya disinilah kami sekarang.

"Kenapa kita kemari?" Tanya Jimin. Ia tampak memperhatikan sekitar Myeongdong. Ekspresinya antara bingung, kagum dan... entahlah.

"Menghabiskan uang," celetukku tiba - tiba. Dan Jimin langsung melebarkan matanya.

"Ish aku hanya bercanda. Aku ingin membelikanmu beberapa baju dan itu," jujur saja aku ingin menyebut 'celana dalam', tetapi terasa aneh bila aku membicarakannya dengan lawan jenis.

"Itu apa?" Ia tampak menatapku.

"Itu... anu.."aku kehilangan kata - kata.

"Anu apa??" Jimin terus memaksaku untuk menyebutkan celana dalam. Padahal aku yakin dia tau apa maksudku.

"Celana dalam.."bisikku.

"Aah ituu.. aku tau kok. Hahahaha," dan benar. Ia hanya menggodaku.

"Ish kau menyebalkan!" Aku memukul lengannya dan berjalan mendahuluinya.

Suasana Myeongdong pagi ini tidak begitu ramai seperti biasanya. Mungkin karena ini masih pagi. Biasanya orang memilih waktu sore untuk menghabiskan waktu disini.

"Jimin-ah ayo kesini!" Aku memasuki sebuah outlet yang menjual beberapa pakaian pria.

"Pilihlah yang kau suka," ucapku.

"Kau tidak seharusnya melakukan ini Seulgi-ya," Jimin menarik tanganku dan bergumam.

"Jimin-ah. Kau mungkin tidak masalah dengan bajumu sekarang. Tapi aku bosan melihatnya. Sudahlah tidak apa - apa,"

Jimin mengerutkan dahinya saat aku mengatakan kata 'bosan'.

"Ah ani, bukan maksudku menyinggung perasaanmu. Tapi aku jujur tidak bisa melihatmu memakai baju yang sama setiap hari nya. Dan lagi pula kau tidak mungkin keluar dengan baju yang sama setiap harinya.."jelasku.

"Baiklah," ucap Jimin akhirnya pasrah.

"Nahh sekarang pilihlah,"

"Eumm.. aku maunya tunanganku yang memilihkannya untukku~" kata Jimin dengan nada manja. Astaga lelaki ini.

"Aku bukan-"

"Ayo sayang pilihkan baju untukku," tiba-tiba Jimin memotong kalimatku saat hendak berbicara bahwa aku bukan tunangannya.

Aku berjalan menuju rak - rak gantung baju. Aku rasa semua baju cocok untuknya. Aku sendiri bingung memilihkannya apa.

Setelah beberapa menit menyusuri seisi toko, aku memilih beberapa hoodie, kaos, dan juga sweater untuknya. Mengingat tidak lama lagi musim dingin tiba, aku harus memberikannya baju yang hangat.

"Terima kasih!" Ucap sang kasir padaku. Lalu aku meninggalkan toko dengan Jimin.

"Kau harus membeli celana dan juga mantel!"

Aku berjalan menyusuri Myeongdong lagi. Jimin hanya bisa mengikutiku dengan pasrah. Karena seperti apapun dia menolak, aku akan tetap membelikannya. Aku merasa bertanggung jawab atasnya. Dan aku rasa ini perlu. Meskipun aku tahu, bahwa nantinya dia juga akan menghilang. Dan baju - baju ini tidak akan ada artinya lagi. Mungkin.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Setelah beberapa jam menyusuri Myeongdong akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di salah satu restoran yang ada disana.

"Hahh.. sungguh melelahkan berbelanja denganmu," keluh Jimin.

"Ya seperti inilah jika nanti kau memiliki pacar atau istri atau bahkan anak perempuan,"

DELUSION [ Seulgi × Jimin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang