Part 07 : Busy Day

1K 141 20
                                    

28 November 2017

Seulgi P.O.V

"Seulgi-ya aku...."

Bayangan itu... saat aku dan dia terjatuh di taman dekat apartemen.. bayangan itu selalu menghantuiku sejak kemarin malam.

"Arghhhh.." keluhku sambil mengacak rambutku di depan kaca meja riasku.

"Ah sial...." umpatku saat menyadari bahwa tatanan rambut yang aku buat dengan susah payah selama setengah jam menjadi berantakan karena bayangan itu. Dan akhirnya aku menyerah dengan model rambut ribet. Dan memakai gaya rambut ala kadarnya.

"Annyeong.."
"Selamat pagi..."
"A-yo wazzap!"
"Good morning!"

Ucapku sambil memperagakan bagaimana cara aku menyapa Jimin nanti. Aku rasa akan sangat canggung karena kemarin...

Tiba - tiba pintu kamarku terbuka sangat keras.

"OMO KAMJAGIYA!" (ekspresi kalo kaget. Author gatau arti sebenernya ;-;)

"SEULGI-YA! INI SUDAH PUKUL BERAPA!? KAU TIDAK PERGI KERJA?!" Serunya tiba - tiba. Lalu aku melirik jam dinding.

"Astaga pukul 10! Bagaimana ini bagaimana ini....." ucapku panik.

"Paboya! Ayo!" Jimin menarik tanganku dan memakaikan sepatuku sertak membawakanku bekal.

Kami berlari bersama menuju halte. Aku yakin sekali sekarang dandananku sudah tidak karuan.

Hampir saja kami ketinggalan bus kami. Tapi Jimin segera menahan pintunya dan menggandengku masuk bus.

"Maaf karena kami menghambat.." Jimin segera meminta maaf kepada supir bus dan seisi bus yang ada. Dan menarikku untuk duduk di kursi paling belakang.

"Hahh... hahh.. hahh.." nafas kami tersengal - sengal. Rasanya seperti pasokan oksigen di dunia ini mulai menipis.

Aku melihat Jimin. Dia basah karena keringat. Peluhnya menetes dari dahi dan pelipisnya. Aku segera mengeluarkan sapu tanganku dan mengusap peluhnya. Jimin yang terkejut segera melihatku. Seketika tatapan kami bertemu satu sama lain.

"Ahh.. a-aku hanya ingin membantumu menghilangkan peluhmu itu saja," aku segera memberikan sapu tanganku dan memgalihkan pandanganku keluar jendela.

Jendela ini memantulkan bayangan Jimin. Ia tersenyum bahagia di sebelahku sambil memandangku.

"Gomawo.." gumamnya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Seulgi-ya, kau di panggil oleh manajer-nim," kata Kim Yeri, salah satu pegawai di Red Velvet Caffe.

"Ah baiklah.. tolong jagakan mesin kasir ini untukku. Sampai jumpa!"

*knock knock* aku mengetuk pintu manajer-nim.

"Silahkan masuk," ucap manajer dari dalam ruangannya.

"Permisi.. ada apa tuan memanggil saya?"

"Tutup dulu pintunya," perintahnya dan langsung aku lakukan.

"Duduk sini," perintahnya lagi.

Aku langsung duduk di kursi depan mejanya. Manajer hanya memandangku, bahkan menatapku. Tatapan yang tidak bisa di tebak.

"A-ada apa manajer-nim?"

Tiba - tiba manajer berdiri, menghampiriku dan duduk di atas meja di hadapanku. Aku tidak berani menatapnya. Hanya menunduk.

"Yak paboya!" Tiba - tiba menjitakku.

"Yakk appo oppa!" Keluhku sambil meringis kesakitan.

"Sampai kapan kau harus menyembunyikan identitas seperti itu??" Tanyanya dengan tatapan mengintrogasi.

DELUSION [ Seulgi × Jimin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang